JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Bulan April akan memasuki pekan terakhirnya. Namun, pembayaran subsidi termin ketiga tetap tidak jelas. Akibatnya, kondisi keuangan klub peserta Liga 1 kian sulit. Apalagi, klub-klub punya beban tetap membayar gaji pemain, pelatih, dan ofisial.
Kondisi keuangan klub makin kembang kempis lantaran pembayaran subsidi termin kedua yang dijanjikan dibayar pada akhir Maret juga tidak kunjung cair. Jadi, total utang subsidi PT LIB kepada klub adalah dua termin.
Wajar jika kemudian klub makin resah dan mulai menuntut pembayaran. Salah satunya adalah Bhayangkara FC. COO The Guardian Sumardji menyatakan bahwa pihaknya terpaksa menagih janji subsidi pada Maret kemarin atau termin kedua. Alasannya adalah butuh dana untuk bisa membayar kewajiban kepada pemain. Dana itu sangat berguna saat ini.
Sumardji mengungkapkan, sponsor Bhayangkara FC juga terpaksa tidak bisa mencairkan dana karena kompetisi tidak berjalan. Tidak akan cukup jika hanya mengandalkan penjualan merchandise. Sebab, klub juara Liga 1 2017 tersebut tidak memiliki basis suporter yang besar. ’’Kami mengandalkan subsidi LIB untuk menyambung hidup karena ada kewajiban kami kepada pemain, tim, dan lainnya. Sebab, saat ini tidak ada pencairan dana dari sponsor buat kami,’’ terang Sumardji.
Bhayangkara FC sudah melayangkan surat kepada LIB tentang permintaan agar subsidi termin kedua bisa dicairkan. Pria yang juga menjabat Kapolresta Sidoarjo itu berharap LIB segera merespons surat tersebut. ’’Kami tidak punya pemasukan. Kami ingin kejelasan,’’ katanya.
Sebagaimana diketahui, untuk kompetisi Liga 1 musim ini, LIB sudah menjanjikan akan memberikan subsidi Rp 5,25 miliar kepada klub. Kecuali, Persipura Jayapura dan Persiraja Banda Aceh yang mendapat lebih banyak, yakni Rp 5,7 miliar. Total subsidi itu bakal dibayarkan bertahap (termin) setiap bulan.
Jika Bhayangkara FC sudah melayangkan surat, hal berbeda dilakukan Persita Tangerang. Manajer Persita Nyoman I Nyoman Suryanthara menegaskan bahwa klubnya tidak berencana melayangkan surat seperti Bhayangkara FC. Nyoman menuturkan bahwa sebenarnya tidak ada masalah jika subsidi termin pada April tidak dibayarkan asalkan termin pada Maret lalu dicairkan. ’’Karena kami masih bermain pada Maret. Tapi, belum ada kejelasan terkait dengan subsidi. Kami tunggu saja sampai akhir bulan ini,’’ ujarnya.
Kenapa memilih menunggu? Nyoman menyadari kondisi keuangan yang sulit saat ini juga dialami LIB. Dia sudah tahu bahwa sponsor Liga 1 juga tidak mau mencairkan dana karena kompetisi tidak berjalan. ’’Kabarnya seperti itu. Saya tetap berharap setidaknya akhir bulan sudah ada kepastian subsidi cair. Sebab, ini akan berpengaruh pada pemberian adjustment kepada pemain ataupun pelatih terkait dengan gaji,’’ jelasnya.
Persib Bandung setuju dengan Persita. Komisaris Utama Persib Umuh Muchtar menyatakan bahwa timnya tidak akan mengirimkan surat kepada LIB untuk menagih subsidi. Pihaknya menyadari kondisi sulit yang dihadapi operator akibat pandemi Covid-19. ’’Klub harus mengerti ya kenapa subsidi belum cair. Seharusnya saling pengertian. Kami tetap upayakan bertahan dan tidak terburu-buru membuat keputusan terkait dengan gaji pemain,’’ tutur Umuh.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman