Jumat, 20 September 2024

Harga Karet Paling Rendah Sepanjang Sejarah

PADANG (RIAUPOS.CO) — Pandemi virus corona membuat para petani karet di Solok Selatan, Sumatera Barat menjerit. Harga karet jatuh ke titik terendah. Karet hanya dihargai Rp2 ribu per kilogram.

"Biasanya kami jual Rp7 ribu sekilo, sekarang hanya dibeli tauke Rp2 ribu. Ini harga paling murah sepanjang sejarah kami bertani karet. Mau tidak mau, suka tidak suka, harus dijual demi kebutuhan keluarga," ungkap Bujang, warga Bidar Alam, Kecamatan Sangir Jujuan, Solol Selatan, Kamis (2/4).

Anjloknya harga karet, kata Bujang, terjadi ketika wabah virus corona merebak. "Dari karet inilah kebutuhan makan dan pendidikan keluarga kami," katanya.

Dia menjelaskan, karet yang dibeli itu dikumpulkan terlebih dahulu oleh tauke sebelum diekspor saat pandemi Covid-19 mereda.

- Advertisement -
Baca Juga:  Idealnya Terapkan Belajar Campuran

"Kata mereka (tauke), karet ditampung dulu di sini (Solok Selatan), karena penampungan di Padang untuk tujuan ekspor tersendat karena corona," bebernya.

Lisnawati (39), petani karet di Jorong Muktitama, Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo, mengaku kualitas karet terbaik hasil sadapan petani di daerah itu dihargai toke Rp4 ribu sekilo.

- Advertisement -

"Tiap daerah di sini, berbeda harganya. Yang jelas, selama corona ini harga hasil bumi daerah ini anjlok, petani menjerit," tuturnya.

Bujang dan Lisnawati berharap pemerintah daerah menyikapi ini dengan membantu menaikkan harga jual karet atau memberikan subsidi.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Solok Selatan Budiman menuturkan, harga karet memang turun drastis selama pandemi Covid-19. Dia berharap pandemi cepat berlalu dan harga karet kembali normal.

Baca Juga:  Minta KNPI Ikut Bangun Daerah

Sumber: Padang Ekspres
Editor: Rinaldi

 

PADANG (RIAUPOS.CO) — Pandemi virus corona membuat para petani karet di Solok Selatan, Sumatera Barat menjerit. Harga karet jatuh ke titik terendah. Karet hanya dihargai Rp2 ribu per kilogram.

"Biasanya kami jual Rp7 ribu sekilo, sekarang hanya dibeli tauke Rp2 ribu. Ini harga paling murah sepanjang sejarah kami bertani karet. Mau tidak mau, suka tidak suka, harus dijual demi kebutuhan keluarga," ungkap Bujang, warga Bidar Alam, Kecamatan Sangir Jujuan, Solol Selatan, Kamis (2/4).

Anjloknya harga karet, kata Bujang, terjadi ketika wabah virus corona merebak. "Dari karet inilah kebutuhan makan dan pendidikan keluarga kami," katanya.

Dia menjelaskan, karet yang dibeli itu dikumpulkan terlebih dahulu oleh tauke sebelum diekspor saat pandemi Covid-19 mereda.

Baca Juga:  Lewat Musik Rap Angkat Konten dengan Kearifan Lokal

"Kata mereka (tauke), karet ditampung dulu di sini (Solok Selatan), karena penampungan di Padang untuk tujuan ekspor tersendat karena corona," bebernya.

Lisnawati (39), petani karet di Jorong Muktitama, Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo, mengaku kualitas karet terbaik hasil sadapan petani di daerah itu dihargai toke Rp4 ribu sekilo.

"Tiap daerah di sini, berbeda harganya. Yang jelas, selama corona ini harga hasil bumi daerah ini anjlok, petani menjerit," tuturnya.

Bujang dan Lisnawati berharap pemerintah daerah menyikapi ini dengan membantu menaikkan harga jual karet atau memberikan subsidi.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Solok Selatan Budiman menuturkan, harga karet memang turun drastis selama pandemi Covid-19. Dia berharap pandemi cepat berlalu dan harga karet kembali normal.

Baca Juga:  Ini Rekomendasi Makanan Sehat Buat Virus ’Takut’ Bersemayam di Tubuh

Sumber: Padang Ekspres
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari