JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Bank Indonesia (BI) akan berusaha menjaga stabilitas nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran 15.000 hingga akhir tahun. Meskipun pada saat bencana wabah virus pandemi saat ini level rupiah berada di Rp16.741 (kurs tengah BI).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, selaku otoritas pihaknya akan menjaga pasar keuangan dan memperkuat fundamental dengan kebijakan stabilitas moneter.
“Kita melakukan langkah-langkah stabilitas nilai tukar rupiah tidak hanya bergerak stabil dan akan mengarah pada 15.000 per dolar di akhir tahun,” ujarnya dalam video conference, Kamis (2/4).
Menurutnya, skenario pemerintah mengenai stabilitas kurs agar nilai tukar mata uang Garuda kembali menguat bukanlah proyeksi semata dalam sejarah.
“Kita memastikan nilai tukar rupiah memadai dan BI terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar bergerak stabil dengan stabilitas yang kita miliki,” jelasnya.
Sementara Kepala riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, harga aset berisiko terlihat masih negatif hari ini. Sebab pelaku pasar masih nyaman untuk keluar dari aset berisiko karena peningkatan penyebaran wabah covid-19.
Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terlihat kembali melemah ke kisaran 0,57 persen mendekati level terendah sepanjang masa yang terjadi tanggal 9 Maret 2020 di 0,36 persen.
“Ini bisa mengindikasikan permintaan terhadap obligasi tinggi sehingga harga naik dan tingkat imbal hasilnya turun,” ujarnya dalam pesan singkatnya kepada Jawapos.com, Kamis (2/4).
Sebagai informasi, kasus positif Covid-19 di AS sudah menyentuh angka 200 ribu. Peningkatan juga terjadi di Italia, Inggris, termasuk Indonesia. Bila ini terus berlanjut, pasar mengkhawatirkan ekonomi bakal terus tertekan seperti data-data ekonomi yang baru saja dirilis.
“Potensi dolar terhadap rupiah hari ini di 16.300-16.575,” tutupnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman