IHSG dan Rupiah Terkapar

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Bank Indonesia (BI) mengakui virus korona mulai berdampak pada pasar keuangan Indonesia. Hal tersebut tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi cukup dalam di atas empat persen dan rupiah yang kembali tembus ke level 14.000.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dampak ketakutan para invetor tidak hanya terjadi pada pasar keuangan tanah air. Dampak serupa juga tampak menyerang seluruh pasar keuangan global.
“Pasar keuangan global memang sedang mengalami radang karena memang investor global dari seluruh negara tidak hanya Indonesia,” ujarnya saat ditemui di kompleks BI, Jakarta, Jumat (28/2).
Menurutnya, banyaknya korban terinfeksi maupun yang meninggal akibat virus korona membuat para investor menyoroti isu ini secara serius. Apalagi, saat ini penyebaran virus tersebut telah meluas ke berbagai negara lainnya di luar Cina.
“Dampak dari virus korona tidak hanya menyebar ke Asia, tapi sampai ke Amerika Serikat dan Eropa,” imbuhnya.
Sehingga, Perry menambahkan, para investor cenderung melepas portofolionya dan beralih ke instrumen investasi yang lebih aman. Misalnya saja investasi di emas, yang mana saat ini harganya terus mengalami kenaikan.
“Investor global kecenderungannya melepas investasi portofolionya dari Korea, Thailand, Malaysia, Singapura dan dari Indonesia. Untuk Indonesia memang terpengaruh terhadap nilai tukar rupiah dan harga saham,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Bank Indonesia (BI) mengakui virus korona mulai berdampak pada pasar keuangan Indonesia. Hal tersebut tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi cukup dalam di atas empat persen dan rupiah yang kembali tembus ke level 14.000.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dampak ketakutan para invetor tidak hanya terjadi pada pasar keuangan tanah air. Dampak serupa juga tampak menyerang seluruh pasar keuangan global.
“Pasar keuangan global memang sedang mengalami radang karena memang investor global dari seluruh negara tidak hanya Indonesia,” ujarnya saat ditemui di kompleks BI, Jakarta, Jumat (28/2).
Menurutnya, banyaknya korban terinfeksi maupun yang meninggal akibat virus korona membuat para investor menyoroti isu ini secara serius. Apalagi, saat ini penyebaran virus tersebut telah meluas ke berbagai negara lainnya di luar Cina.
“Dampak dari virus korona tidak hanya menyebar ke Asia, tapi sampai ke Amerika Serikat dan Eropa,” imbuhnya.
Sehingga, Perry menambahkan, para investor cenderung melepas portofolionya dan beralih ke instrumen investasi yang lebih aman. Misalnya saja investasi di emas, yang mana saat ini harganya terus mengalami kenaikan.
“Investor global kecenderungannya melepas investasi portofolionya dari Korea, Thailand, Malaysia, Singapura dan dari Indonesia. Untuk Indonesia memang terpengaruh terhadap nilai tukar rupiah dan harga saham,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya