JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kaspersky menyebut kalau tren para pelaku kejahatan cyber cenderung memanfaatkan cara-cara yang mudah. Salah satu cara yang kerap digunakan oleh para pelaku penjahat siber adalah bersembunyi di balik momen-momen atau peristiwa penting dengan eskalasi pencarian atau pemberitaan yang tinggi.
Territory Channel Manager Southeast Asia Kaspersky Indonesia, Donny Koesmandarin memberi contoh, salah satu cara yang kini digunakan penjahat siber untuk mencari korban adalah lewat ramainya topik terkait virus korona. Selain itu, sensus kependudukan berbasis online yang diselenggarakan pemerintah pada 15 Februari hingga 31 Maret mendatang juga berpotensi menjadi salah satu cara yang digunakan penjahat siber untuk membidik korban.
Penduduk melaksanakan sensus secara mandiri melalui sensus.bps.go.id dan akan dilakukan evaluasi berkala Sensus Penduduk Online. Terkait dengan hal tersebut, Donny meminta masyarakat untuk tidak asal klik dan terlebih dulu mencari informasi yang benar terkait dengan sensus penduduk.
"Penjahat siber memanfaatkan social engineering dan momen untuk memanfaatkan orang-orang yang penasaran. Terkait korona, banyak yang penasaran, makanya pelaku kejahatan siber banyak yang ambil bagian," ujar Donny di sesi media Kaspersky di Jakarta, Rabu (26/2).
Tak hanya korona, lanjut Donny, kalau ada kejadian yang levelnya nasional dan memiliki hpye tinggi, hal tersebut berpotensi untuk disusupi penjahat siber. Donny melanjutkan, penjahat siber akan menyusupkan file berbahaya yang ditemukan menyamar dengan kedok file pdf, mp4, dan docx tentang topik-topik yang sedang menjadi pemberitaan.
"Buat saya secara personal, apapun kegiatan nasional atau internasional akan menjadi point interest bagi penjahat siber untuk membuat sesuatu, tujuannya juga masing-masing, iseng, famous, finansial number, intinya setiap event, moment itu dipake untuk membuat satu poin menyebarkan itu, karena kan saat itu keingintahuan masyarakat tinggi, mereka nggak berpikir dua tiga kali, langsung klik aja, makanya jangan sembarangan klik, apapun itu momentnya," tandasnya.
Meski begitu, Donny menilai saat ini masyarakat sudah semakin sadar dan lebih waspada. Namun demikian, Donny menyebut masyarakat untuk tidak kepo dan harus lebih teliti ketimbang rasa ingin tahunya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal