PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Jaringan Tol Trans Sumatra yang melintasi Riau bukan saja ruas Pekanbaru-Dumai (Permai). Juga ada ruas Padang-Pekanbaru sepanjang 254,80 kilometer. Sisi Pekanbaru masuk dalam seksi terakhir, disebut sebagai seksi VI dari Bangkinang-Pekanbaru, seksi sebelumnya Pangkalan-Bangkinang.
Ruas jalan bebas hambatan yang menembus Bukit Barisan ini pekerjaannya bakal dikebut. Dengan begitu diharapkan dapat mengoneksikan seluruh jaringan Tol Tran Sumatra yang juga sedang digesa. Salah satunya Tol Aceh yang terus dipercepat.
Informasi ini diungkapkan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit kepada Riaupos.co saat kunjungan kerjanya di Pekanbaru.
“Untuk Pekanbaru-Bangkinang (pembangunan jalan tol, red), kemudian Bangkinang-Pangkalan atau sebaliknya, ini dipercepat. Ya, digesa,” katanya.
Disampaikan Danang di sela meninjau pekerjaan pembangunan tol Pekanbaru-Dumai di seksi I, memang percepatan pembangunan jalan tol, juga berkaitan dengan kebijakan dan dukungan kepala daerah.
“Apalagi bupati (Catur Sugeng, red) sangat mendukung dalam pembebasan lahan,” sambungnya soal tol Padang-Pekanbaru pada ruas Bangkinang-Pekanbaru.
Disinggung mengenai progres seksi I di Padang-Sicincin, dijelaskan Danang, memang terjadi perubahan lokasi. Lagi-lagi, diungkapkannya, hal ini kembali kepada dukungan dan kebijakan kepala daerah.
“Ruas Padang tergantung pada kepemimpinan kepala daerah, kami harap (gubernur, bupati atau walikota, red) dapat mengambil posisi di depan, mendampingi BPN untuk pembebasan lahan misalnya,” kata Danang.
Memang konstruksi ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) sudah ada yang selesai dan beroperasi. Dikerjakan PT Hutama Karya, ruas tol Padang-Pekanbaru merupakan koridor penghubung Provinsi Riau dan Sumatera Barat (Sumbar).
Ruas ini derdiri dari 6 (enam) seksi. Yaitu Seksi I Padang-Sicincin (36,15km), Seksi II Sicincin-Bukittinggi (38 km), Seksi III Bukittinggi-Payakumbuh (34 km), Seksi IV Payakumbuh-Pangkalan (58 km), Seksi V Pangkalan-Bangkinang (56 km) dan Seksi VI Bangkinang-Pekanbaru (38 km).
Laporan: Eka Gusmadi Putra
Editor: Hary B Koriun