PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Garis polisi melintang di depan rumah warga bernama Her (38), warga Jalan Cipta Karya, Gang Anturium, Tampan. Pasalnya keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu serta tiga anaknya sempat melakukan ritual mandi di depan rumah. Beberapa hari kemudian anak bungsunya mati terlilit hanger di dalamnya.
Kejadian tersebut terungkap Senin (17/2/2020). Warga dihebohkan karena satu keluarga tersebut tidak membuka pintu rumahnya. Kecurigaan muncul ketika adik kandung menelpon abangnya namun tidak mengangkatnya. Sang adik yang tinggal di Garuda Sakti mendatangi rumah sang abang yang bernama H alias Her.
Begitu sampai rumah Her, warga sudah ramai di depan rumah tersebut. Karena tidak juga dibuka pintunya, ia pun menghubungi polisi untuk membantu mendobrak pintu.
Saksi mata Endi (39) yang berada di lokasi, mengatakan, kejadian sekitar pukul 10.30 WIB.
“Karena tak kunjung dibuka, kami bersama adiknya dan polisi ke belakang rumah. Dan diintip lewat ventilasi jendela. Saat diintip dilihatlah anaknya yang terakhir bernama F (3) sudah telungkup. Lalu pintu didobrak. Dan kami masuk. Bagian lehernya terlilit hanger. Kemudian terdapat muntahan susu," sebutnya.
Begitu masuk, orangtua bersama dua anaknya berada di dalam kamarnya dengan mengenakan pakaian putih.
"Waktu kami bilang, anakmu meninggal nih? Terus dijawabnya biar ajalah dia meninggal, dia anak saleh, dia masuk surga," ungkapnya.
Dijelaskan Endi, keluarga H alias Her telah meresahkan warga sejak empat hari terakhir.
"Pada Jumat atau sekitar empat hari lalu Her mandi bersama dengan istri dan anaknya di depan rumah. Sempat direkam warga dan dia marah. Sementara kalau bercerita menerima wahyu sudah satu bulan," terang Endi.
Hingga berita diturunkan, keluarga tersebut sudah dibawa ke Polsek Tampan. Sementara anak sulungnya di bawa ke RS Bhayangkara Polda Riau untuk divisum.
Lebih dalam baca Riau Pos cetak edisi Selasa (18/2/2020).
Laporan: S/Eka Gusmadi Putra
Editor: Hary B Koriun