Kamis, 19 September 2024

356 Orang Terinfeksi, 78 WNI di Kapal Pesiar Tetap Sehat

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Jumlah penumpang kapal Diamond Princess yang terinfeksi virus corona terus bertambah. Hingga kemarin, 356 orang dinyatakan positif terinfeksi virus asal Wuhan, China, itu. Jumlah tersebut membuat Diamond Princess menjadi tempat pertama di luar China yang memiliki penderita virus corona terbesar.

Jumlah penumpang yang terinfeksi diperkirakan bakal terus bertambah. Sebab, kapal pesiar itu mengangkut 3.711 orang. Meski demikian, rencana pemulangan 78 WNI yang bekerja sebagai kru di kapal tersebut belum pasti.

Pemerintah Jepang memutuskan mengarantina semua orang di kapal tersebut setelah menemukan penumpang terjangkit virus corona. Sesuai rencana semula, karantina berakhir pada 19 Februari atau lusa. Namun, bisa jadi karantina diperpanjang karena pemeriksaan kesehatan belum tuntas. Karena itu, beberapa negara kini memutuskan untuk menjemput warganya yang ”terjebak” di kapal tersebut. Misalnya, Amerika Serikat, Hongkong, Italia, dan Korea Selatan.

Dilansir The Guardian, negara-negara tersebut akan menggunakan pesawat carter untuk menjemput warganya. Lantas, bagaimana dengan pemerintah Indonesia? Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada Jawa Pos kemarin (16/2) mengatakan, otoritas kesehatan Jepang setiap hari mengecek kondisi kesehatan 78 WNI tersebut. ”Kondisi mereka baik dan sehat sembari terus bekerja,” terangnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Istri Jualan, Suami Garap Adik Ipar di Rumah

Kemenlu bersama Kementerian Perhubungan sudah melakukan rapat untuk membahas kepulangan para WNI tersebut ketika masa karantina berakhir. Faiza –sapaan akrab Teuku Faizasyah– menuturkan bahwa keputusan untuk pulang dikembalikan kepada setiap kru. Sebab, mereka terikat dengan kontrak kerja. Para kru kapal yang kontraknya habis atau segera habis akan difasilitasi untuk pulang melalui kerja sama dengan agensi yang merekrut. Mengingat, ada tanggung jawab agensi yang melekat selama para kru masih bekerja.

Faiza menyatakan, 78 kru WNI tersebut ketika kembali ke tanah air bisa langsung pulang ke daerah asal masing-masing. ”Mengacu pada standar WHO, kalau sudah melewati 14 hari karantina bisa kembali langsung ke daerah asalnya,” papar mantan staf khusus hubungan luar negeri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

- Advertisement -

Pada bagian lain, Menko PMK Muhadjir Effendy menyarankan agar seluruh WNI di kapal pesiar tersebut segera dievakuasi. Sebab, ada risiko penularan Covid-19. ”Hanya saja keadaan mereka lebih terjamin dibanding WNI yang dari Provinsi Hubei (China),” ucapnya kemarin. Meski demikian, Muhadjir menuturkan, belum ada pembicaraan khusus untuk mengevakuasi 78 WNI tersebut. Menurut dia, itu harus dibicarakan dengan Kemenlu dan Kemenkum HAM.

Baca Juga:  Lagi, DKPP Dumai Terima Vaksin PMK

Di sisi lain, Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Anung Sugihantono mengatakan telah berkomunikasi dengan Kemenlu soal penanganan 78 WNI di Jepang itu. Sebab, ada rencana evakuasi. ”Rencana ini muncul karena Amerika juga berencana mengevakuasi warganya,” tutur Anung.

Dia menyatakan, jika keluar dari Princess Diamond sebelum masa isolasi berakhir, 78 WNI itu harus diobservasi. Hal tersebut sama dengan yang dilakukan pada 238 WNI dari Hubei yang harus menjalani observasi selama 14 hari di Natuna. Namun, jika mereka dievakuasi setelah masa isolasi, 78 kru tersebut bisa diperlakukan selayaknya orang sehat lainnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Jumlah penumpang kapal Diamond Princess yang terinfeksi virus corona terus bertambah. Hingga kemarin, 356 orang dinyatakan positif terinfeksi virus asal Wuhan, China, itu. Jumlah tersebut membuat Diamond Princess menjadi tempat pertama di luar China yang memiliki penderita virus corona terbesar.

Jumlah penumpang yang terinfeksi diperkirakan bakal terus bertambah. Sebab, kapal pesiar itu mengangkut 3.711 orang. Meski demikian, rencana pemulangan 78 WNI yang bekerja sebagai kru di kapal tersebut belum pasti.

Pemerintah Jepang memutuskan mengarantina semua orang di kapal tersebut setelah menemukan penumpang terjangkit virus corona. Sesuai rencana semula, karantina berakhir pada 19 Februari atau lusa. Namun, bisa jadi karantina diperpanjang karena pemeriksaan kesehatan belum tuntas. Karena itu, beberapa negara kini memutuskan untuk menjemput warganya yang ”terjebak” di kapal tersebut. Misalnya, Amerika Serikat, Hongkong, Italia, dan Korea Selatan.

Dilansir The Guardian, negara-negara tersebut akan menggunakan pesawat carter untuk menjemput warganya. Lantas, bagaimana dengan pemerintah Indonesia? Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada Jawa Pos kemarin (16/2) mengatakan, otoritas kesehatan Jepang setiap hari mengecek kondisi kesehatan 78 WNI tersebut. ”Kondisi mereka baik dan sehat sembari terus bekerja,” terangnya.

Baca Juga:  70 Persen Pengelolaan Sampah Ilegal, Langkah Hukum Disiapkan

Kemenlu bersama Kementerian Perhubungan sudah melakukan rapat untuk membahas kepulangan para WNI tersebut ketika masa karantina berakhir. Faiza –sapaan akrab Teuku Faizasyah– menuturkan bahwa keputusan untuk pulang dikembalikan kepada setiap kru. Sebab, mereka terikat dengan kontrak kerja. Para kru kapal yang kontraknya habis atau segera habis akan difasilitasi untuk pulang melalui kerja sama dengan agensi yang merekrut. Mengingat, ada tanggung jawab agensi yang melekat selama para kru masih bekerja.

Faiza menyatakan, 78 kru WNI tersebut ketika kembali ke tanah air bisa langsung pulang ke daerah asal masing-masing. ”Mengacu pada standar WHO, kalau sudah melewati 14 hari karantina bisa kembali langsung ke daerah asalnya,” papar mantan staf khusus hubungan luar negeri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

Pada bagian lain, Menko PMK Muhadjir Effendy menyarankan agar seluruh WNI di kapal pesiar tersebut segera dievakuasi. Sebab, ada risiko penularan Covid-19. ”Hanya saja keadaan mereka lebih terjamin dibanding WNI yang dari Provinsi Hubei (China),” ucapnya kemarin. Meski demikian, Muhadjir menuturkan, belum ada pembicaraan khusus untuk mengevakuasi 78 WNI tersebut. Menurut dia, itu harus dibicarakan dengan Kemenlu dan Kemenkum HAM.

Baca Juga:  Tito Risih Namanya Dikaitkan Capres 2024

Di sisi lain, Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Anung Sugihantono mengatakan telah berkomunikasi dengan Kemenlu soal penanganan 78 WNI di Jepang itu. Sebab, ada rencana evakuasi. ”Rencana ini muncul karena Amerika juga berencana mengevakuasi warganya,” tutur Anung.

Dia menyatakan, jika keluar dari Princess Diamond sebelum masa isolasi berakhir, 78 WNI itu harus diobservasi. Hal tersebut sama dengan yang dilakukan pada 238 WNI dari Hubei yang harus menjalani observasi selama 14 hari di Natuna. Namun, jika mereka dievakuasi setelah masa isolasi, 78 kru tersebut bisa diperlakukan selayaknya orang sehat lainnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari