PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Semakin ditekan, angka peredaran narkoba jenis apapun itu, menghasilkan efek yang luar biasa. Bak gunung es, semakin ditindak semakin bermunculan. Ini dapat dilihat dari data BNNK Pekanbaru secara signifikan menunjukkan perbandingannya dua kali lipat per Januari 2019 dan Januari 2020.
"Jika dibandingkan dengan Januari tahun lalu, pasien rehab meningkat. Pada Januari 2019 ada sembilan pasien yang direhab. Sementara pada Januari 2020 ada 21 pasien yang direhab," sebut Kasi Rehabilitasi BNNK Pekanbaru Sandi Risto Aji kepada Riau Pos, Selasa (4/2).
Rincinya, para pemakai merata mengonsumsi sabu, lalu disusul ekstasi, dan terakhir ganja. "Kami tetap memberikan pendampingan yang terbaik. Ada delapan kali rehab. Sementara ini masih dalam kategori sedang, belum sampai parah atau dirawat inap," paparnya.
Pun katanya, para pengguna di 2020 ini cenderung patuh dan mengikuti rehab. Bahkan, wanita yang viral itu pun masih mengikuti proses rehabilitasi.
Dalam waktu ke depan, BNNK Pekanbaru pun akan membuat program rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM). Artinya memberikan pembekalan dari sisi medis, konselor dan lainnya.
Untuk tujuannya, Risto sampaikan keempat Desa Bersinar (Bersih Narkoba) yang ada di Pekanbaru tepatnya kelurahan Sail, Kelurahan Limbungan, Kelurahan Sago dan Kelurahan Sidomulyo Timur. "Semoga dalam triwulan pertama program ini dapat berjalan. Intinya pada 2020," ungkapnya. (s)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Semakin ditekan, angka peredaran narkoba jenis apapun itu, menghasilkan efek yang luar biasa. Bak gunung es, semakin ditindak semakin bermunculan. Ini dapat dilihat dari data BNNK Pekanbaru secara signifikan menunjukkan perbandingannya dua kali lipat per Januari 2019 dan Januari 2020.
"Jika dibandingkan dengan Januari tahun lalu, pasien rehab meningkat. Pada Januari 2019 ada sembilan pasien yang direhab. Sementara pada Januari 2020 ada 21 pasien yang direhab," sebut Kasi Rehabilitasi BNNK Pekanbaru Sandi Risto Aji kepada Riau Pos, Selasa (4/2).
- Advertisement -
Rincinya, para pemakai merata mengonsumsi sabu, lalu disusul ekstasi, dan terakhir ganja. "Kami tetap memberikan pendampingan yang terbaik. Ada delapan kali rehab. Sementara ini masih dalam kategori sedang, belum sampai parah atau dirawat inap," paparnya.
Pun katanya, para pengguna di 2020 ini cenderung patuh dan mengikuti rehab. Bahkan, wanita yang viral itu pun masih mengikuti proses rehabilitasi.
- Advertisement -
Dalam waktu ke depan, BNNK Pekanbaru pun akan membuat program rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM). Artinya memberikan pembekalan dari sisi medis, konselor dan lainnya.
Untuk tujuannya, Risto sampaikan keempat Desa Bersinar (Bersih Narkoba) yang ada di Pekanbaru tepatnya kelurahan Sail, Kelurahan Limbungan, Kelurahan Sago dan Kelurahan Sidomulyo Timur. "Semoga dalam triwulan pertama program ini dapat berjalan. Intinya pada 2020," ungkapnya. (s)