Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Tidak Ada yang Demam di Karantina

BATAM (RIAUPOS.CO) — PESAWAT Batik Air yang membawa 238 orang WNI dari Wuhan itu tiba di Bandara Hang Nadim, Ahad (2/2) sekitar pukul 08.00. Setibanya di Tanah Air, tiga pesawat TNI jenis Hercules dan Boeing telah menanti.

Dalam beberapa menit, WNI lalu keluar dari pesawat Batik Air menuju ke pesawat milik TNI AU. Mereka berjalan kaki dan dikelilingi puluhan petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD). Saat keluar dari pesawat itu hingga ke pesawat TNI AU, tampak petugas menyemprotkan cairan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tjejep Yudiana menuturkan, sesaat sebelum WNI dari Wuhan ini keluar pesawat, petugas kembali memeriksa suhu badan mereka. Hal tersebut merupakan SOP (standart operating procedur) yang dilakukan tim. "Dilihat apakah semua normal atau tidak," terangnya.

Langkah selanjutnya, saat mereka turun dari tangga pesawat, petugas menyemprotkan cairan desinfektan. Langkah itu untuk kembali meminimalisir kemungkinan adanya virus corona. "Sehingga, sangat aman dan tidak perlu khawatir," tuturnya.

Selanjutnya, dalam waktu sekitar satu jam, satu per satu pesawat yang ditumpangi WNI berangkat menuju ke karantina di Natuna. Perjalanan hingga ke Natuna memerlukan waktu 1,5 jam. Dalam proses karantina tersebut, akan dipantau kondisi setiap WNI. Bila ternyata ada yang dipastikan suspect corona, maka akan dilakukan perawatan.

"Nah, kami telah menyiapkan semua rumah sakit di Provinsi Kepri untuk menangani pasien corona. Namun, semoga tidak ada satu pun WNI yang terjangkit virus tersebut," terangnya.

Sementara penolakan warga Natuna terhadap kedatangan WNI Wuhan masih terus terjadi. Kondisi itu masih coba ditangani Polda Kepri. Ditemui di Bandara Hang Nadim, Kabidhumas Polda Kepulauan Riau Kombespol Harry Goldenhart menjelaskan bahwa memang masih ada penolakan dari warga. "Tapi Polda melakukan berbagai langkah untuk meredam dan memberikan pemahaman," terangnya.

Sudah ada 117 personel dikirim ke Natuna. Semua personel itu diberikan pemahaman dan pengetahun terkait virus corona. Dengan begitu, petugas bisa memberikan pemahaman kepada warga di Natuna. ”Agar ketakutan masyarakat terkait virus corona dapat hilang,” tuturnya.

Baca Juga:  Harus Bisa Khutbah Jumat

Pemerintah telah melakukan berbagai langkah sesuai dengan SOP Indonesia dan WHO. Hal itu tentunya membuat peluang menyebarnya virus corona begitu kecil. "Bisa dibilang hampir tidak ada," jelasnya.

Apalagi, ahli microbiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Vera Ibrahim menyebut bahwa iklim tropis Indonesia akan membuat virus corona menjadi inaktiv. ”Berbeda dengan kondisi Wuhan yang sedang musim dingin dengan suhu bisa sampai 5 derajat, Indonesia suhunya 32 derajat. Ini yang akan membuat virus corona tidak menyebar, itu pun kalau ada,” jelas Harry.

 

Mengantisipasi Kebosanan di Karantina
Pukul 12.23 kemarin (2/2), Budi Sylvana mengirimkan pesan melalui aplikasi WhatsApp kepada JPG. Sesaat setelah mendarat di Pangkalan Terpadu TNI di Natuna. Pesan disertai foto dengan teks: "Baru setengah sadar. Baru lepas dari APD."

Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan itu lega perjalanan dari Wuhan berjalan lancar. Sebelumnya rombongan transit di Bandara Hang Nadim, Batam. Ke-243 WNI, termasuk 5 orang anggota tim aju, yang dievakuasi plus tim penjemput kemudian berganti pesawat. Kali ini menggunakan tiga pesawat TNI. Penumpang dibagi menurut jenis kelamin. Pesawat berisi WNI perempuan diterbangkan lebih dulu. Seluruh penumpang hanya boleh membawa handphone, dompet, dan paspor. Selain itu harus masuk bagasi.

Saat transit di Batam, tim karantina masuk untuk melihat suhu seluruh penumpang, termasuk awak kabin. Tidak ada yang menunjukkan demam dengan suhu lebih dari 38 derajat. Mereka diperbolehkan keluar pesawat satu per satu lewat pintu tengah depan sayap. Di luar pesawat sudah ada petugas karantina yang menyambut untuk menyemprotkan cairan desinfektan.

Budi menceritakan, penerbangan dari Wuhan bukan perjalanan yang singkat. Setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (1/2) pukul 13.00, tim mendarat di Wuhan pukul 19.00 waktu setempat, lebih cepat satu jam dari WIB. Meski telah landing, mereka tidak bisa keluar dari pesawat. Semua aktivitas dilakukan di pesawat.

Baca Juga:  Kodim 0321/Rohil Satuan Komando Kewilayahan yang Bisa Diandalkan

Mereka menunggu WNI yang akan dievakuasi menjalani pemeriksaan dari imigrasi Cina. Bagasi juga sedang dinaikturunkan. Pemerintah Indonesia tidak hanya menjemput WNI, tapi juga memberikan bantuan berupa masker dan kelengkapan lainnya. "Pintu pesawat baru dibuka setelah semua sudah siap boarding," ujarnya melalui WhatsApp pada Sabtu pukul 22.26 WIB.

Sejam berselang, ke-42 anggota tim penjemput sudah siap dengan pakaian APD (alat pelindung diri) yang kerap diistilahkan baju astronot. Pesawat bertolak dari Wuhan sekitar pukul 03.43 WIB. Budi mengakui, perjalanan tersebut bukan penerbangan biasa. Sempat ada kekhawatiran yang dia rasakan. Begitu pula kru pesawat. Karena itu, beberapa jam sebelum berangkat, dia harus menemui pilot dan pramugari yang turut terlibat dalam penjemputan tersebut. Total 15 orang yang harus diyakinkan bahwa misi itu aman. Asal tertib pada aturan. "Tentu banyak yang ragu, tapi diyakinkan," ucapnya.

Di karantina, kata Budi, tempatnya lumayan nyaman. Laki-laki tidur di tenda dengan tempat tidur milik TNI. Untuk hiburan, ada TV di dalam tenda yang juga dipasangi AC.

"Kalau 1-2 hari tidak apa-apa, tapi kalau 14 hari bosan," ungkapnya.

Untuk itu, Budi menyarankan ada kegiatan lain. Kemarin seharian orang-orang yang diobservasi hanya beristirahat dan makan. "Mereka ini kan rata-rata well educated, jadi bisa dibikinkan kegiatan atau olahraga," sarannya.

Selama di tempat observasi, tidak ada yang menggunakan APD. Menurut Budi, seluruhnya menggunakan pakaian biasa. "Kan mereka ini tidak sakit," ujarnya.

Tidak ada pemeriksaan kesehatan sejauh ini. Budi yakin selama dua pekan ke depan keadaan semakin baik.(idr/arn/lyn/c9/fal/ted)

Laporan: JPG

 

BATAM (RIAUPOS.CO) — PESAWAT Batik Air yang membawa 238 orang WNI dari Wuhan itu tiba di Bandara Hang Nadim, Ahad (2/2) sekitar pukul 08.00. Setibanya di Tanah Air, tiga pesawat TNI jenis Hercules dan Boeing telah menanti.

Dalam beberapa menit, WNI lalu keluar dari pesawat Batik Air menuju ke pesawat milik TNI AU. Mereka berjalan kaki dan dikelilingi puluhan petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD). Saat keluar dari pesawat itu hingga ke pesawat TNI AU, tampak petugas menyemprotkan cairan.

- Advertisement -

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tjejep Yudiana menuturkan, sesaat sebelum WNI dari Wuhan ini keluar pesawat, petugas kembali memeriksa suhu badan mereka. Hal tersebut merupakan SOP (standart operating procedur) yang dilakukan tim. "Dilihat apakah semua normal atau tidak," terangnya.

Langkah selanjutnya, saat mereka turun dari tangga pesawat, petugas menyemprotkan cairan desinfektan. Langkah itu untuk kembali meminimalisir kemungkinan adanya virus corona. "Sehingga, sangat aman dan tidak perlu khawatir," tuturnya.

- Advertisement -

Selanjutnya, dalam waktu sekitar satu jam, satu per satu pesawat yang ditumpangi WNI berangkat menuju ke karantina di Natuna. Perjalanan hingga ke Natuna memerlukan waktu 1,5 jam. Dalam proses karantina tersebut, akan dipantau kondisi setiap WNI. Bila ternyata ada yang dipastikan suspect corona, maka akan dilakukan perawatan.

"Nah, kami telah menyiapkan semua rumah sakit di Provinsi Kepri untuk menangani pasien corona. Namun, semoga tidak ada satu pun WNI yang terjangkit virus tersebut," terangnya.

Sementara penolakan warga Natuna terhadap kedatangan WNI Wuhan masih terus terjadi. Kondisi itu masih coba ditangani Polda Kepri. Ditemui di Bandara Hang Nadim, Kabidhumas Polda Kepulauan Riau Kombespol Harry Goldenhart menjelaskan bahwa memang masih ada penolakan dari warga. "Tapi Polda melakukan berbagai langkah untuk meredam dan memberikan pemahaman," terangnya.

Sudah ada 117 personel dikirim ke Natuna. Semua personel itu diberikan pemahaman dan pengetahun terkait virus corona. Dengan begitu, petugas bisa memberikan pemahaman kepada warga di Natuna. ”Agar ketakutan masyarakat terkait virus corona dapat hilang,” tuturnya.

Baca Juga:  Sindir Ribka Tjiptaning, Ridwan Kamil Singgung Tanggung Jawab Wakil Rakyat  

Pemerintah telah melakukan berbagai langkah sesuai dengan SOP Indonesia dan WHO. Hal itu tentunya membuat peluang menyebarnya virus corona begitu kecil. "Bisa dibilang hampir tidak ada," jelasnya.

Apalagi, ahli microbiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Vera Ibrahim menyebut bahwa iklim tropis Indonesia akan membuat virus corona menjadi inaktiv. ”Berbeda dengan kondisi Wuhan yang sedang musim dingin dengan suhu bisa sampai 5 derajat, Indonesia suhunya 32 derajat. Ini yang akan membuat virus corona tidak menyebar, itu pun kalau ada,” jelas Harry.

 

Mengantisipasi Kebosanan di Karantina
Pukul 12.23 kemarin (2/2), Budi Sylvana mengirimkan pesan melalui aplikasi WhatsApp kepada JPG. Sesaat setelah mendarat di Pangkalan Terpadu TNI di Natuna. Pesan disertai foto dengan teks: "Baru setengah sadar. Baru lepas dari APD."

Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan itu lega perjalanan dari Wuhan berjalan lancar. Sebelumnya rombongan transit di Bandara Hang Nadim, Batam. Ke-243 WNI, termasuk 5 orang anggota tim aju, yang dievakuasi plus tim penjemput kemudian berganti pesawat. Kali ini menggunakan tiga pesawat TNI. Penumpang dibagi menurut jenis kelamin. Pesawat berisi WNI perempuan diterbangkan lebih dulu. Seluruh penumpang hanya boleh membawa handphone, dompet, dan paspor. Selain itu harus masuk bagasi.

Saat transit di Batam, tim karantina masuk untuk melihat suhu seluruh penumpang, termasuk awak kabin. Tidak ada yang menunjukkan demam dengan suhu lebih dari 38 derajat. Mereka diperbolehkan keluar pesawat satu per satu lewat pintu tengah depan sayap. Di luar pesawat sudah ada petugas karantina yang menyambut untuk menyemprotkan cairan desinfektan.

Budi menceritakan, penerbangan dari Wuhan bukan perjalanan yang singkat. Setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (1/2) pukul 13.00, tim mendarat di Wuhan pukul 19.00 waktu setempat, lebih cepat satu jam dari WIB. Meski telah landing, mereka tidak bisa keluar dari pesawat. Semua aktivitas dilakukan di pesawat.

Baca Juga:  Boikot Saipul Jamil Masih Menggema di Petisi Online

Mereka menunggu WNI yang akan dievakuasi menjalani pemeriksaan dari imigrasi Cina. Bagasi juga sedang dinaikturunkan. Pemerintah Indonesia tidak hanya menjemput WNI, tapi juga memberikan bantuan berupa masker dan kelengkapan lainnya. "Pintu pesawat baru dibuka setelah semua sudah siap boarding," ujarnya melalui WhatsApp pada Sabtu pukul 22.26 WIB.

Sejam berselang, ke-42 anggota tim penjemput sudah siap dengan pakaian APD (alat pelindung diri) yang kerap diistilahkan baju astronot. Pesawat bertolak dari Wuhan sekitar pukul 03.43 WIB. Budi mengakui, perjalanan tersebut bukan penerbangan biasa. Sempat ada kekhawatiran yang dia rasakan. Begitu pula kru pesawat. Karena itu, beberapa jam sebelum berangkat, dia harus menemui pilot dan pramugari yang turut terlibat dalam penjemputan tersebut. Total 15 orang yang harus diyakinkan bahwa misi itu aman. Asal tertib pada aturan. "Tentu banyak yang ragu, tapi diyakinkan," ucapnya.

Di karantina, kata Budi, tempatnya lumayan nyaman. Laki-laki tidur di tenda dengan tempat tidur milik TNI. Untuk hiburan, ada TV di dalam tenda yang juga dipasangi AC.

"Kalau 1-2 hari tidak apa-apa, tapi kalau 14 hari bosan," ungkapnya.

Untuk itu, Budi menyarankan ada kegiatan lain. Kemarin seharian orang-orang yang diobservasi hanya beristirahat dan makan. "Mereka ini kan rata-rata well educated, jadi bisa dibikinkan kegiatan atau olahraga," sarannya.

Selama di tempat observasi, tidak ada yang menggunakan APD. Menurut Budi, seluruhnya menggunakan pakaian biasa. "Kan mereka ini tidak sakit," ujarnya.

Tidak ada pemeriksaan kesehatan sejauh ini. Budi yakin selama dua pekan ke depan keadaan semakin baik.(idr/arn/lyn/c9/fal/ted)

Laporan: JPG

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari