Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Kurang Tiga Tahun, Delapan Teror Molotov Terjadi di Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Aksi pelemparan motolov di pos penjagaan Satpol PP Riau, Rabu (29/1/2020) malam bukan kali pertama terjadi di Kota Bertuah, Pekanbaru. Dalam kurun waktu kurang tiga tahun, berdasarkan data yang dirangkum Riaupos.co dari Mapolda Riau, telah terjadi sebanyak delapan kasus serupa.

Pertama, molotov yang menimpa Pelaksana  Tugas (Plt) Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Shanti Rahmayanti pada 30 Agustus 2017.

Lalu, kediaman Ketua Fraksi Golkar DPRD Riau Supriati. Kediaman Supriati di Jalan Dwikora nomor 08 RT 05 RW 04 Kelurahan Suka Maju Kecamatan Sail, dimolotov oleh orang yang tidak dikenal pada 3 Oktober 2017, sekitar pukul 05.15.

Ketiga, giliran anggota Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu (LAM) Pekanbaru, Nurhasyim. Atas teror bom molotov itu mobil Nurhasyim yang terparkir di depan rumah hangus terbakar di bagian depannya. Waktu kejadian yang dialami Nurhasyim hampir serupa dengan yang dialami Supriati, yakni ketika waktu subuh, pukul 05.10 WIB

Baca Juga:  Jasmadi Jemput Aspirasi Masyarakat

Keempat, Toko Harian Mulia Abadi di Jalan Dahlia, Kecamatan Sukajadi pada 6 April 2018. Waktu itu, pelaku berusaha memasukkan molotov ke dalam toko melalui ventilasi udara toko.  

Kelima, Kios Ponsel 777 Jalan Durian, Kecamatan Sukajadi pada 29 Maret 2018 lalu. Kejadian itu, membuat seorang warga bernama Harmono mengalami luka bakar di bagian punggung, namun pelaku bernama Andika Surya (35) berhasil ditangkap.

Kemudian rumah dinas yang ditempati Kepala Keamanan Lapas Klas II A Pekanbaru pada 27 Oktober 2018 lalu. Aksi molotov terjadi di Jalan Pengayoman sekitar pukul 02.00 WIB.

Ketujuh, Rumah Ernawati (62) di Jalan Tenayan Raya, RT 02/RW 02, Kelurahan Industri, Kecamatan Tenayan Raya pada 8 Januari 2019 lalu. Terhadap peristiwa itu, kepolisian berhasil menangkap dua pelaku bernama Bobi dan Galih.

Baca Juga:  Mendes PDTT Ultimatum Kepala Daerah yang Belum Salurkan BLT DD

Dan terakhir, Pos Jaga Satpol PP di Kantor Wali Kota Pekanbaru Jalan Cut Nyak Dien, Selasa (27/8/2019) sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, anggota Satpol PP mendengar bunyi lemparan ke arah pos yang berada di pintu masuk bagian belakang kantor Wali Kota Pekanbaru itu. Ketika dicek, tampak api sudah menyala dan membuat sisi samping pos jaga menghitam bekas terbakar.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Kepolisan, ditemukan serpihan kaca yang diduga digunakan sebagai molotov. Lalu ditemukan juga sumbu dan bau minyak tanah di pos penjagaan Satpol PP. Sedangkan, pelaku diketahui dua pria yang menggunakan sepeda motor matic. Namun, pelakunya belum berhasil ditangkap.

Laporan: Riri Radam Kurnia
Editor: Hary B Koriun

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Aksi pelemparan motolov di pos penjagaan Satpol PP Riau, Rabu (29/1/2020) malam bukan kali pertama terjadi di Kota Bertuah, Pekanbaru. Dalam kurun waktu kurang tiga tahun, berdasarkan data yang dirangkum Riaupos.co dari Mapolda Riau, telah terjadi sebanyak delapan kasus serupa.

Pertama, molotov yang menimpa Pelaksana  Tugas (Plt) Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Shanti Rahmayanti pada 30 Agustus 2017.

- Advertisement -

Lalu, kediaman Ketua Fraksi Golkar DPRD Riau Supriati. Kediaman Supriati di Jalan Dwikora nomor 08 RT 05 RW 04 Kelurahan Suka Maju Kecamatan Sail, dimolotov oleh orang yang tidak dikenal pada 3 Oktober 2017, sekitar pukul 05.15.

Ketiga, giliran anggota Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu (LAM) Pekanbaru, Nurhasyim. Atas teror bom molotov itu mobil Nurhasyim yang terparkir di depan rumah hangus terbakar di bagian depannya. Waktu kejadian yang dialami Nurhasyim hampir serupa dengan yang dialami Supriati, yakni ketika waktu subuh, pukul 05.10 WIB

- Advertisement -
Baca Juga:  Satu Cedera, Akibat Pecahan Kaca dari Ledakan Gudang Amunisi Semarang

Keempat, Toko Harian Mulia Abadi di Jalan Dahlia, Kecamatan Sukajadi pada 6 April 2018. Waktu itu, pelaku berusaha memasukkan molotov ke dalam toko melalui ventilasi udara toko.  

Kelima, Kios Ponsel 777 Jalan Durian, Kecamatan Sukajadi pada 29 Maret 2018 lalu. Kejadian itu, membuat seorang warga bernama Harmono mengalami luka bakar di bagian punggung, namun pelaku bernama Andika Surya (35) berhasil ditangkap.

Kemudian rumah dinas yang ditempati Kepala Keamanan Lapas Klas II A Pekanbaru pada 27 Oktober 2018 lalu. Aksi molotov terjadi di Jalan Pengayoman sekitar pukul 02.00 WIB.

Ketujuh, Rumah Ernawati (62) di Jalan Tenayan Raya, RT 02/RW 02, Kelurahan Industri, Kecamatan Tenayan Raya pada 8 Januari 2019 lalu. Terhadap peristiwa itu, kepolisian berhasil menangkap dua pelaku bernama Bobi dan Galih.

Baca Juga:  DPR Minta Polisi Periksa Imigrasi

Dan terakhir, Pos Jaga Satpol PP di Kantor Wali Kota Pekanbaru Jalan Cut Nyak Dien, Selasa (27/8/2019) sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, anggota Satpol PP mendengar bunyi lemparan ke arah pos yang berada di pintu masuk bagian belakang kantor Wali Kota Pekanbaru itu. Ketika dicek, tampak api sudah menyala dan membuat sisi samping pos jaga menghitam bekas terbakar.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Kepolisan, ditemukan serpihan kaca yang diduga digunakan sebagai molotov. Lalu ditemukan juga sumbu dan bau minyak tanah di pos penjagaan Satpol PP. Sedangkan, pelaku diketahui dua pria yang menggunakan sepeda motor matic. Namun, pelakunya belum berhasil ditangkap.

Laporan: Riri Radam Kurnia
Editor: Hary B Koriun

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari