Minggu, 9 November 2025
spot_img

Generasi Muda Meranti Tanam Mangrove, Lawan Abrasi di Rangsang Pesisir

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Suara ombak Pantai Parit Besar, Desa Kedaburapat, Rangsang Pesisir, berpadu dengan tawa riang puluhan pelajar Pramuka, Jumat pagi (31/10). Di tangan mereka tergenggam bibit mangrove yang siap ditanam, membawa semangat untuk menjaga bumi dari abrasi yang terus menggerus pesisir Meranti.

Kegiatan bertajuk “Green Policing, Peduli Lingkungan dari Rumah dan Sekolah” ini digagas oleh Polres Kepulauan Meranti bersama Pramuka MTs Raudatut Thalibin. Aksi tersebut menjadi langkah nyata dalam mencegah abrasi yang kian parah di kawasan pesisir Rangsang Pesisir.

Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepulauan Meranti, abrasi di wilayah itu sudah menggerus garis pantai hingga 3–5 meter per tahun, terutama di Desa Kedaburapat dan Tanjung Kedabu. Dalam satu dekade terakhir, puluhan hektare lahan produktif hilang tersapu laut.

Wakapolsek Rangsang, Ipda Dongan M Manalu, yang memimpin kegiatan tersebut mengatakan, menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. “Kami ingin menanamkan semangat cinta lingkungan sejak dini. Anak-anak muda inilah yang akan melanjutkan perjuangan menjaga bumi. Saat mereka menanam satu pohon, sebenarnya mereka sedang menanam masa depan Meranti,” ujarnya.

Baca Juga:  Peduli Meranti dari Abrasi, Polisi Tanam Kayu Api-api

Selain penanaman mangrove, kegiatan juga diisi dengan sosialisasi tentang pengelolaan sampah, konservasi air, dan gaya hidup ramah lingkungan. Para siswa belajar bahwa tindakan sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan dapat membawa perubahan besar bagi alam.

Kepala MTs Raudatut Thalibin, Masripah, mengaku bangga melihat antusiasme para siswanya. “Mereka belajar langsung dari alam, bukan dari buku. Nilai tanggung jawab dan gotong royong tumbuh di sini,” katanya.

Sementara Bhabinkamtibmas Desa Kedaburapat, Aiptu Andri Kurniawan, menyebut kegiatan ini juga mempererat hubungan antara polisi dan masyarakat. “Kami ingin masyarakat melihat bahwa polisi bukan hanya hadir saat ada masalah, tapi juga ketika menanam solusi,” ujarnya sambil tersenyum.

Sukma, pembina Pramuka sekaligus pegiat lingkungan, menambahkan bahwa kondisi pantai kini jauh berbeda dibanding dulu. “Garis pantai dulu masih jauh. Sekarang banyak yang hilang. Kalau kita tidak mulai menanam hari ini, mungkin beberapa tahun lagi pantai ini tinggal cerita,” katanya lirih.

Baca Juga:  Lisa dan Germas Menjadi Karakter

Kegiatan ini juga melibatkan warga sekitar yang ikut membantu menanam dan menyiram bibit mangrove. Suasana gotong royong dan semangat kebersamaan terasa hangat di tengah teriknya matahari pagi.

Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Aldi Alfa Faroqi SH SIK MH, mengatakan program Green Policing adalah bagian dari strategi Polri dalam membangun kesadaran sosial dan ekologis di tengah masyarakat. “Tugas polisi bukan hanya menegakkan hukum, tapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan. Ini sejalan dengan visi Kapolda Riau untuk membangun kesadaran lingkungan dari desa,” tegasnya.

Ia menambahkan, tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, karhutla, dan abrasi menuntut kerja sama lintas sektor. “Menjaga lingkungan bukan tugas satu instansi, tapi tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

Menjelang siang, ratusan bibit mangrove muda berdiri tegak di sepanjang pantai. Di tengah lumpur yang menempel di kaki para pelajar, tersimpan simbol kepedulian yang tumbuh—langkah kecil yang berarti besar untuk masa depan Meranti.

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Suara ombak Pantai Parit Besar, Desa Kedaburapat, Rangsang Pesisir, berpadu dengan tawa riang puluhan pelajar Pramuka, Jumat pagi (31/10). Di tangan mereka tergenggam bibit mangrove yang siap ditanam, membawa semangat untuk menjaga bumi dari abrasi yang terus menggerus pesisir Meranti.

Kegiatan bertajuk “Green Policing, Peduli Lingkungan dari Rumah dan Sekolah” ini digagas oleh Polres Kepulauan Meranti bersama Pramuka MTs Raudatut Thalibin. Aksi tersebut menjadi langkah nyata dalam mencegah abrasi yang kian parah di kawasan pesisir Rangsang Pesisir.

Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepulauan Meranti, abrasi di wilayah itu sudah menggerus garis pantai hingga 3–5 meter per tahun, terutama di Desa Kedaburapat dan Tanjung Kedabu. Dalam satu dekade terakhir, puluhan hektare lahan produktif hilang tersapu laut.

Wakapolsek Rangsang, Ipda Dongan M Manalu, yang memimpin kegiatan tersebut mengatakan, menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. “Kami ingin menanamkan semangat cinta lingkungan sejak dini. Anak-anak muda inilah yang akan melanjutkan perjuangan menjaga bumi. Saat mereka menanam satu pohon, sebenarnya mereka sedang menanam masa depan Meranti,” ujarnya.

Baca Juga:  Tiga Hari Hilang di Laut Rangsang, Nelayan Ditemukan Tak Bernyawa di Perairan Bungur

Selain penanaman mangrove, kegiatan juga diisi dengan sosialisasi tentang pengelolaan sampah, konservasi air, dan gaya hidup ramah lingkungan. Para siswa belajar bahwa tindakan sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan dapat membawa perubahan besar bagi alam.

- Advertisement -

Kepala MTs Raudatut Thalibin, Masripah, mengaku bangga melihat antusiasme para siswanya. “Mereka belajar langsung dari alam, bukan dari buku. Nilai tanggung jawab dan gotong royong tumbuh di sini,” katanya.

Sementara Bhabinkamtibmas Desa Kedaburapat, Aiptu Andri Kurniawan, menyebut kegiatan ini juga mempererat hubungan antara polisi dan masyarakat. “Kami ingin masyarakat melihat bahwa polisi bukan hanya hadir saat ada masalah, tapi juga ketika menanam solusi,” ujarnya sambil tersenyum.

- Advertisement -

Sukma, pembina Pramuka sekaligus pegiat lingkungan, menambahkan bahwa kondisi pantai kini jauh berbeda dibanding dulu. “Garis pantai dulu masih jauh. Sekarang banyak yang hilang. Kalau kita tidak mulai menanam hari ini, mungkin beberapa tahun lagi pantai ini tinggal cerita,” katanya lirih.

Baca Juga:  Ekonomi Hijau, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaga Lingkungan

Kegiatan ini juga melibatkan warga sekitar yang ikut membantu menanam dan menyiram bibit mangrove. Suasana gotong royong dan semangat kebersamaan terasa hangat di tengah teriknya matahari pagi.

Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Aldi Alfa Faroqi SH SIK MH, mengatakan program Green Policing adalah bagian dari strategi Polri dalam membangun kesadaran sosial dan ekologis di tengah masyarakat. “Tugas polisi bukan hanya menegakkan hukum, tapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan. Ini sejalan dengan visi Kapolda Riau untuk membangun kesadaran lingkungan dari desa,” tegasnya.

Ia menambahkan, tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, karhutla, dan abrasi menuntut kerja sama lintas sektor. “Menjaga lingkungan bukan tugas satu instansi, tapi tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

Menjelang siang, ratusan bibit mangrove muda berdiri tegak di sepanjang pantai. Di tengah lumpur yang menempel di kaki para pelajar, tersimpan simbol kepedulian yang tumbuh—langkah kecil yang berarti besar untuk masa depan Meranti.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Suara ombak Pantai Parit Besar, Desa Kedaburapat, Rangsang Pesisir, berpadu dengan tawa riang puluhan pelajar Pramuka, Jumat pagi (31/10). Di tangan mereka tergenggam bibit mangrove yang siap ditanam, membawa semangat untuk menjaga bumi dari abrasi yang terus menggerus pesisir Meranti.

Kegiatan bertajuk “Green Policing, Peduli Lingkungan dari Rumah dan Sekolah” ini digagas oleh Polres Kepulauan Meranti bersama Pramuka MTs Raudatut Thalibin. Aksi tersebut menjadi langkah nyata dalam mencegah abrasi yang kian parah di kawasan pesisir Rangsang Pesisir.

Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepulauan Meranti, abrasi di wilayah itu sudah menggerus garis pantai hingga 3–5 meter per tahun, terutama di Desa Kedaburapat dan Tanjung Kedabu. Dalam satu dekade terakhir, puluhan hektare lahan produktif hilang tersapu laut.

Wakapolsek Rangsang, Ipda Dongan M Manalu, yang memimpin kegiatan tersebut mengatakan, menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. “Kami ingin menanamkan semangat cinta lingkungan sejak dini. Anak-anak muda inilah yang akan melanjutkan perjuangan menjaga bumi. Saat mereka menanam satu pohon, sebenarnya mereka sedang menanam masa depan Meranti,” ujarnya.

Baca Juga:  Polres Kepulauan Meranti Musnahkan1,3 Kg Sabu dan 50 Butir Ekstasi

Selain penanaman mangrove, kegiatan juga diisi dengan sosialisasi tentang pengelolaan sampah, konservasi air, dan gaya hidup ramah lingkungan. Para siswa belajar bahwa tindakan sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan dapat membawa perubahan besar bagi alam.

Kepala MTs Raudatut Thalibin, Masripah, mengaku bangga melihat antusiasme para siswanya. “Mereka belajar langsung dari alam, bukan dari buku. Nilai tanggung jawab dan gotong royong tumbuh di sini,” katanya.

Sementara Bhabinkamtibmas Desa Kedaburapat, Aiptu Andri Kurniawan, menyebut kegiatan ini juga mempererat hubungan antara polisi dan masyarakat. “Kami ingin masyarakat melihat bahwa polisi bukan hanya hadir saat ada masalah, tapi juga ketika menanam solusi,” ujarnya sambil tersenyum.

Sukma, pembina Pramuka sekaligus pegiat lingkungan, menambahkan bahwa kondisi pantai kini jauh berbeda dibanding dulu. “Garis pantai dulu masih jauh. Sekarang banyak yang hilang. Kalau kita tidak mulai menanam hari ini, mungkin beberapa tahun lagi pantai ini tinggal cerita,” katanya lirih.

Baca Juga:  Ekobrik Dijadikan Pagar Taman Sekolah

Kegiatan ini juga melibatkan warga sekitar yang ikut membantu menanam dan menyiram bibit mangrove. Suasana gotong royong dan semangat kebersamaan terasa hangat di tengah teriknya matahari pagi.

Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Aldi Alfa Faroqi SH SIK MH, mengatakan program Green Policing adalah bagian dari strategi Polri dalam membangun kesadaran sosial dan ekologis di tengah masyarakat. “Tugas polisi bukan hanya menegakkan hukum, tapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan. Ini sejalan dengan visi Kapolda Riau untuk membangun kesadaran lingkungan dari desa,” tegasnya.

Ia menambahkan, tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, karhutla, dan abrasi menuntut kerja sama lintas sektor. “Menjaga lingkungan bukan tugas satu instansi, tapi tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

Menjelang siang, ratusan bibit mangrove muda berdiri tegak di sepanjang pantai. Di tengah lumpur yang menempel di kaki para pelajar, tersimpan simbol kepedulian yang tumbuh—langkah kecil yang berarti besar untuk masa depan Meranti.

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari