JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menegaskan bahwa laporan dugaan dua kasus cacar monyet (Mpox) di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, hingga kini masih berstatus suspek. Belum ada konfirmasi laboratorium yang menyatakan keduanya positif cacar monyet.
Kasus pertama dialami BS (13), seorang santri yang mengalami demam tinggi disertai ruam merah serta lesi di kulit sejak 12 September 2025. Kondisinya memburuk dan pada 17 September ia dirawat di RSUD Kepulauan Meranti. Namun, tiga hari kemudian, BS dinyatakan meninggal dunia. Menurut Kemenkes, gejalanya lebih mengarah ke cacar air (varicella) dengan komorbid infeksi selaput otak.
Pasien kedua, Zu (17), mulai sakit pada 18 September dengan demam dan ruam. Ia sempat dirawat di rumah sakit namun kondisinya berangsur membaik. Tiga hari kemudian ia diperbolehkan pulang untuk isolasi mandiri. Dari hasil penelusuran, teman sekamarnya diketahui menderita cacar air, dan sejauh ini tidak ditemukan faktor risiko mengarah ke cacar monyet.
Kemenkes bersama Dinas Kesehatan, RSUD, serta pihak pondok pesantren melakukan penyelidikan epidemiologi. Sampel kedua pasien telah dikirim ke Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Hingga saat ini, Kemenkes menegaskan tidak ada satu pun kasus cacar monyet yang terkonfirmasi di Riau maupun Indonesia sepanjang tahun 2025. Semua laporan masih sebatas dugaan atau suspek.
Sebagai upaya pencegahan, masyarakat diimbau menjaga pola hidup bersih dan sehat, menghindari kontak seksual berisiko, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gejala demam, nyeri, sakit tenggorokan, disertai ruam atau lesi kulit. “Kewaspadaan tetap perlu dijaga sambil menunggu hasil laboratorium,” tegas Kemenkes.(yus/wir)