Guru bersalah? Sepertinya tidak mungkin. Di mata peserta didik, guru harus sempurna dan tahu segala-galanya. Guru adalah kurikulum tersembunyi, yang segala perkataan dan tindak tanduknya akan dicontoh peserta didik. Idealnya, guru jangan sampai melakukan kesalahan!
Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari kesalahan, baik dalam berperilaku maupun dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu mengajar. Namun, bukan berarti kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak dicarikan solusinya.
Dalam praktik pendidikan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kesalahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kesalahan tersebut sering tidak disadari dan dianggap wajar oleh guru. Yang harus kita sadari, sekecil apa pun kesalahan yang dilakukan oleh guru, khususnya dalam pembelajaran, akan berdampak negatif terhadap perkembangan peserta didik.
Disarikan dari buku Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan karangan Dr. E. Mulyasa, M.Pd., penulis mengutip empat kesalahan yang dilakukan guru dalam pembelajaran.
Pertama, mengambil jalan pintas dalam pembelajaran
Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian informasi kepada peserta didik. Guru juga dituntut membuat persiapan mengajar yang efektif. Namun, dalam kenyataannya banyak guru yang mengambil jalan pintas dengan tidak membuat persiapan ketika akan melakukan pembelajaran, sehingga guru mengajar tanpa persiapan.
Mengajar tanpa persiapan, selain merugikan guru sebagai tenaga profesional, juga akan sangat mengganggu perkembangan peserta didik. Banyak perilaku guru yang negatif dan menghambat perkembangan peserta didik diakibatkan oleh kebiasaan guru yang suka mengambil jalan pintas dalam pembelajaran.
Kedua, menunggu peserta didik berperilaku negatif
Dalam pembelajaran di kelas, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik yang semuanya ingin diperhatikan. Peserta didik akan berkembang secara optimal melalui perhatian guru yang positif. Mereka senang jika mendapat pujian dan kecewa jika tidak diperhatikan.
Tidak sedikit guru yang mengabaikan perkembangan kepribadian peserta didik serta lupa memberikan pujian kepada mereka yang berbuat baik dan tidak membuat masalah. Biasanya guru baru memberikan perhatian kepada peserta didik yang ribut, tidak memperhatikan, atau mengantuk di kelas.
Perlakuan ini sering salah ditanggapi oleh peserta didik. Mereka akan melakukan hal-hal negatif agar ditegur dan diperhatikan oleh guru.
Ketiga, menggunakan destructive discipline
Akhir-akhir ini banyak peserta didik berperilaku negatif. Untuk menghindari agar tindakan tersebut tidak berulang, baik oleh pelaku maupun peserta didik lainnya, guru sering memberikan hukuman melampaui batas kewajaran: tidak sesuai dengan jenis kesalahan, tidak konsisten dalam menerapkan hukuman, pandang bulu dalam memberikan sanksi, dan hal lainnya yang mengarah pada hukuman yang tidak mendidik.
Kesalahan tersebut mengakibatkan upaya penegakan disiplin menjadi kurang efektif dan merusak kepribadian serta harga diri peserta didik.
Agar guru tidak melakukan kesalahan dalam menegakkan disiplin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
-
Disiplinkan peserta didik ketika guru dalam keadaan tenang.
-
Gunakan disiplin secara tepat waktu dan tepat sasaran.
-
Hindari menghina dan mengejek peserta didik.
-
Pilihlah hukuman yang bisa dilaksanakan secara tepat.
-
Gunakan disiplin sebagai alat pembelajaran.
Keempat, mengabaikan perbedaan peserta didik
Guru harus menyadari bahwa semua peserta didik memiliki perbedaan individual yang sangat mendasar. Mereka memiliki kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, sosial ekonomi, kreativitas, intelegensi, dan kompetensi mereka juga berbeda.
Guru harus memahami ciri-ciri peserta didik yang harus dikembangkan dan yang harus diarahkan kembali. Peserta didik paling alergi ketika seorang guru membanding-bandingkan dirinya dengan kawan-kawan yang lain dari segi kepandaian, keaktifan, dan hal-hal lain yang menurut guru baik dan harus ditiru.
Satu kata kunci yang perlu diingat oleh guru adalah unik. Tugas guru adalah menggali potensi yang ada pada diri peserta didik sehingga dapat berkembang secara maksimal.
Semoga.***
Rosliana Astuti Ritonga SPd, Guru SMP Negeri 1 Bathin Solapan