Sabtu, 21 Desember 2024

Korban Virus Mirip SARS Bertambah

WUHAN (RIAUPOS.CO) — Temuan virus mirip SARS (infeksi saluran pernapasan akut) di Cina meluas. Otoritas di Cina  mengonfirmasi adanya 17 pasien baru yang terjangkiti virus yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dinamai 2019-nCoV itu. Komisi Kesehatan Kota Wuhan mengumumkan, 17 kasus 2019-nCoV kemarin (19/1) ditemukan saat tim memeriksa dengan alat pengetesan baru.

Dengan temuan itu, total pasien yang menderita virus serupa SARS tersebut mencapai 62 orang. Dari total pasien, 2 orang sudah meninggal, 8 lainnya kritis, dan 19 orang sudah dipulangkan. "Dengan tes yang dioptimasi, kami akan memulai operasi untuk mendeteksi kasus-kasus pneumonia di kota," tulis lembaga tersebut seperti yang dilansir New York Times.

Hingga saat ini, persebaran virus hanya tercatat di Wuhan dan beberapa kota di luar Cina . Dua turis Cina di Thailand dan pekerja migran di Jepang sudah dipastikan mengidap virus tersebut. Sebanyak 90 orang dikarantina di Hongkong. Namun, 14 orang sudah dipulangkan tanpa hasil positif. Dugaan kasus juga muncul pada 4 pasien di Taiwan, 3 penderita di Singapura, 2 orang di Vietnam, dan 1 pasien di Nepal.

Sampai saat ini, WHO be­lum mengumumkan informasi baru mengenai virus tersebut. Mereka hanya mengatakan, sampai saat ini tidak ada bukti bahwa virus tersebut bisa menyebar antarmanusia. Meskipun, WHO menegaskan bahwa kemungkinan itu masih terbuka.

Baca Juga:  Indosat Raup Pendapatan Rp13,8 Miliar di Kuartal I 2024

Asumsi itu datang setelah Komisi Kesehatan Kota Wuhan mengetes 681 di antara 763 orang yang melakukan kontak langsung dengan 62 pasien yang terjangkiti virus tersebut. Namun, tak ada yang menunjukkan positif tertular. "Banyak yang harus dipelajari mengenai virus korona yang baru. Bagaimana ia menyebar, gejalanya, atau sumbernya," tulis kantor WHO di Cina .

Yang paling takut justru warga Cina di kota lain. Mereka khawatir pemerintah Cina berusaha menyembunyikan informasi tentang penyebaran virus tersebut. Sebab, hal itu juga terjadi saat SARS mulai menyebar dari Provinsi Guangdong pada 2002. Pada akhirnya, 349 jiwa di Tiongkok dan 299 orang di Hongkong meninggal gara-gara virus tersebut. Menurut WHO, total korban jiwa SARS di seluruh dunia mencapai 813 orang.

South China Morning Post melaporkan rumor mengenai pasien 2019-nCoV di luar Wuhan. Dua pasien berada di Shenzhen dan satu penderita di Shanghai. Pasien di Shenzhen dikabarkan sedang dirawat di Shenzhen Third People’s Hospital yang memang kompeten menangani penderita penyakit menular.

Semua pihak yang dihubungi menolak berkomentar. Namun, dokter di salah satu rumah sakit unggulan di Shanghai mengatakan bahwa rumah sakitnya sedang mempersiapkan kejadian luar biasa. "Rumah sakit kami tiba-tiba mengadakan pelatihan pencegahan virus dan membeli banyak masker," ungkap dokter yang minta tak disebutkan identitasnya itu.

Baca Juga:  PLN Beri Diskon Tarif dan Biaya Pasang Daya

Profesor Benjamin Cowling mengatakan, Tiongkok memang mengalami kesulitan dalam mendeteksi penderita. Sebab, Wuhan dan kota sekitarnya sedang mengalami musim flu. Pasti ada puluhan ribu orang yang datang ke rumah sakit dengan gejala panas.

"Mereka bisa saja baru datang dari Wuhan. Namun, virus yang mereka idap adalah influenza," ungkap Kepala Epidemiology and Biostatistics Division di University of Hong Kong’s School of Public Health itu.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh MRC Centre for Global Infectious Disease Analysis mengatakan bahwa jumlah pasien bisa mencapai 1.723 jiwa. Asumsi tersebut datang dari analisis kronologi dan karakteristik penyakit. Lembaga di Imperial College London pun mengatakan kemungkinan penularan antarmanusia makin tinggi.

"Wuhan sudah mengekspor virus tersebut ke negara lain. Artinya, banyak kasus di dalam negeri yang seharusnya dilaporkan," ujar Profesor Neil Ferguson, salah satu penulis penelitian, kepada BBC.

2019-nCoV merupakan virus korona ketujuh yang ditemukan di dunia. Dari enam virus sebelumnya, empat hanya menyebabkan gangguan pernapasan kecil. Sedangkan dua lainnya, yakni SARS dan MERS, merupakan virus mematikan.(bil/c11/sof/das)

Laporan: JPG

WUHAN (RIAUPOS.CO) — Temuan virus mirip SARS (infeksi saluran pernapasan akut) di Cina meluas. Otoritas di Cina  mengonfirmasi adanya 17 pasien baru yang terjangkiti virus yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dinamai 2019-nCoV itu. Komisi Kesehatan Kota Wuhan mengumumkan, 17 kasus 2019-nCoV kemarin (19/1) ditemukan saat tim memeriksa dengan alat pengetesan baru.

Dengan temuan itu, total pasien yang menderita virus serupa SARS tersebut mencapai 62 orang. Dari total pasien, 2 orang sudah meninggal, 8 lainnya kritis, dan 19 orang sudah dipulangkan. "Dengan tes yang dioptimasi, kami akan memulai operasi untuk mendeteksi kasus-kasus pneumonia di kota," tulis lembaga tersebut seperti yang dilansir New York Times.

- Advertisement -

Hingga saat ini, persebaran virus hanya tercatat di Wuhan dan beberapa kota di luar Cina . Dua turis Cina di Thailand dan pekerja migran di Jepang sudah dipastikan mengidap virus tersebut. Sebanyak 90 orang dikarantina di Hongkong. Namun, 14 orang sudah dipulangkan tanpa hasil positif. Dugaan kasus juga muncul pada 4 pasien di Taiwan, 3 penderita di Singapura, 2 orang di Vietnam, dan 1 pasien di Nepal.

Sampai saat ini, WHO be­lum mengumumkan informasi baru mengenai virus tersebut. Mereka hanya mengatakan, sampai saat ini tidak ada bukti bahwa virus tersebut bisa menyebar antarmanusia. Meskipun, WHO menegaskan bahwa kemungkinan itu masih terbuka.

- Advertisement -
Baca Juga:  MBS Hadirkan Promo Spesial Home Living Exhibition

Asumsi itu datang setelah Komisi Kesehatan Kota Wuhan mengetes 681 di antara 763 orang yang melakukan kontak langsung dengan 62 pasien yang terjangkiti virus tersebut. Namun, tak ada yang menunjukkan positif tertular. "Banyak yang harus dipelajari mengenai virus korona yang baru. Bagaimana ia menyebar, gejalanya, atau sumbernya," tulis kantor WHO di Cina .

Yang paling takut justru warga Cina di kota lain. Mereka khawatir pemerintah Cina berusaha menyembunyikan informasi tentang penyebaran virus tersebut. Sebab, hal itu juga terjadi saat SARS mulai menyebar dari Provinsi Guangdong pada 2002. Pada akhirnya, 349 jiwa di Tiongkok dan 299 orang di Hongkong meninggal gara-gara virus tersebut. Menurut WHO, total korban jiwa SARS di seluruh dunia mencapai 813 orang.

South China Morning Post melaporkan rumor mengenai pasien 2019-nCoV di luar Wuhan. Dua pasien berada di Shenzhen dan satu penderita di Shanghai. Pasien di Shenzhen dikabarkan sedang dirawat di Shenzhen Third People’s Hospital yang memang kompeten menangani penderita penyakit menular.

Semua pihak yang dihubungi menolak berkomentar. Namun, dokter di salah satu rumah sakit unggulan di Shanghai mengatakan bahwa rumah sakitnya sedang mempersiapkan kejadian luar biasa. "Rumah sakit kami tiba-tiba mengadakan pelatihan pencegahan virus dan membeli banyak masker," ungkap dokter yang minta tak disebutkan identitasnya itu.

Baca Juga:  Indosat Raup Pendapatan Rp13,8 Miliar di Kuartal I 2024

Profesor Benjamin Cowling mengatakan, Tiongkok memang mengalami kesulitan dalam mendeteksi penderita. Sebab, Wuhan dan kota sekitarnya sedang mengalami musim flu. Pasti ada puluhan ribu orang yang datang ke rumah sakit dengan gejala panas.

"Mereka bisa saja baru datang dari Wuhan. Namun, virus yang mereka idap adalah influenza," ungkap Kepala Epidemiology and Biostatistics Division di University of Hong Kong’s School of Public Health itu.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh MRC Centre for Global Infectious Disease Analysis mengatakan bahwa jumlah pasien bisa mencapai 1.723 jiwa. Asumsi tersebut datang dari analisis kronologi dan karakteristik penyakit. Lembaga di Imperial College London pun mengatakan kemungkinan penularan antarmanusia makin tinggi.

"Wuhan sudah mengekspor virus tersebut ke negara lain. Artinya, banyak kasus di dalam negeri yang seharusnya dilaporkan," ujar Profesor Neil Ferguson, salah satu penulis penelitian, kepada BBC.

2019-nCoV merupakan virus korona ketujuh yang ditemukan di dunia. Dari enam virus sebelumnya, empat hanya menyebabkan gangguan pernapasan kecil. Sedangkan dua lainnya, yakni SARS dan MERS, merupakan virus mematikan.(bil/c11/sof/das)

Laporan: JPG

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari