PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Fakta baru terungkap pada kasus pembantaian harimau Sumatera yang terjerat di Desa Tibawan, Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Satwa terancam punah itu masih hidup sebelum para tersangka datang ke lokasi jerat, membunuh lalu mengulitinya.
Fakta ini disampaikan Kapolres Rohul AKBP Budi Setiyono dalam podcast yang digelar Bidang Humas Polda Riau, Kamis (13/5). ‘’Mereka (para tersangka, red) mendatangi lokasi, membuat jerat tambahan yang diarahkan ke leher harimau, dan menariknya hingga mati,’’ ungkap Kapolres.
Setelah memastikan harimau tersebut mati, ikatan jerat babi baru mereka dilepas. Kemudian kaki harimau malang itu diikat, dan bagian tengah tubuhnya disangga dengan kayu untuk memudahkan pengangkutan ke dalam mobil.
Bangkai harimau kemudian dibawa ke Desa Cipang Kiri Hilir untuk dikuliti. Aksi ini sendiri terungkap ketika mobil yang digunakan untuk mengangkut harimau sempat terlihat di sebuah tempat pencucian mobil di Kecamatan Ujungbatu.

Kapolres menjelaskan, aksi sadis pembantaian harimau yang sudah tidak berdaya ini bermula pada Ahad (2/3) ketika didapati laporan ada harimau terjerat di jerat babi. Harimau tersebut diketahui terjerat pada kaki sebelah kirinya.
Mendapat informasi itu, Kapolres langsung memerintahkan Kapolsek untuk segera berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA). Polisi juga mengamankan lokasi dan masyarakat sekitar dengan memberikan imbauan melalui masjid dan musala agar warga tidak mendekati lokasi harimau terjerat.
Namun sangat disayangkan, Ketika Tim BKSDA Gabungan TNI/Polri tiba di lokasi pada pukul) 07.00 WIB pagi keesokan harinya, harimau itu telah raib. Belakangan polisi berhasil mengungkap bahwa harimau itu dibunuh lalu dikuliti oleh kelompok yang terdiri dari enam orang.
Mereka adalah warga tempatan, enam orang pria berinisial EN, Z, AK, L, S, dan EM. Keenamnya sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
EN, seorang petani di Rokan IV Koto diduga sebagai otak pelaku. Hasil penyelidikan setakat ini, EN lah yang punya ide dan membawa pelaku lain mengeksekusi harimau yang masih hidup itu. Motif mereka ekonomi, di mana para tersangka tahu bahwa seluruh bagian tubuh harimau bernilai ekonomis tinggi.(end)