JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Bom meledak di depan rumah warga di Desa Padang Senunaian, Seluma Bengkulu, kemarin (11/1). Bom yang diduga low explosive itu melukai seorang warga yang juga pemilik rumah. Belum dipastikan bom itu terkait teroris atau motif lainnya.
Kabidhumas Polda Bengkulu Kombespol Sudarno menuturkan bahwa bom meledak pukul 06.30. Saat itu pemilik rumah bernama Halidin membuka pintunya dan melihat sebuah tas terletak tepat di depan pintu rumahnya. ”Halidin mencoba membuka tas itu dan bom langsung meledak,” tuturnya.
Halidin mengalami luka pada bagian tangan, badan dan kakinya. Korban saat ini sedang dalam perawatan di rumah sakit. Menurutnya, diprediksi bom tersebut memiliki daya ledak low explosive. ”Tidak ada kerusakan di rumah, mungkin low explosive,” ujarnya.
Menurutnya, untuk motifnya hingga saat ini belum diketahui. Apakah terkait dengan aksi terorisme atau motif lainnya. ”Petugas tengah mempelajari tempat kejadian perkara. Semua masih dalam penyelidikan,” paparnya.
Sementara Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Asep Adi Saputra menuturkan saat ini penyelidikan tengah dilakukan. Namun, sudah ada sejumlah hal yang mungkin membantu petugas. ”Terkait motif ada temuan,” terangnya.
Untuk kasus tersebut memang ada beberapa kemungkinan, dari terorisme dan motif lainnya. Nah, salah satu motif yang masih didalami terkait permasalahan pemilihan kepala desa. ”Itu didalami dan kemungkinan lain juga masih dicari,” urainya.
Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menuturkan, memang kemungkinan untuk bom di Bengkulu itu bukan bermotif terorisme. Mengingat teroris itu menargetkan obyek tertentu, seperti yang dianggap thogut dalam hal ini polisi dan warga negara asing. ”Itu yang selama ini jadi target,” terangnya.
Bom yang dilakukan teroris juga menargetkan orang banyak atau tempat keramaian. Bukan menargetkan sebuah rumah yang artinya dapat diambil kesimpulan bom di Bengkulu kemungkinan motif pribadi. ”Namun begitu, tentunya semua perlu menunggu penyelidikan dari Polri,” tuturnya.
Dia mengatakan, walau begitu saat ini kelompok teroris di Indonesia masih mampu untuk memberikan ancaman. Karena itu Polri diminta untuk tidak menurunkan kewaspadaan menghadapi serangan terorisme. ”Masih ada, masih mampu melakukan serangan,” ujarnya.(idr/jpg)