PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Atan yang malam itu baru pulang kerja, langsung diminta istrinya Nina untuk membeli bola lampu yang telah putus. Pemadaman listrik yang berulang-ulang telah menyebabkan alat penerangan rumah mereka menjadi cepat rusak dan mati.
Tanpa bisa menolak, pekerja salah satu perusahaan besar di Kabupaten Pelalawan ini pun akhirnya bergegas menuruti permintaan sang istri.
Setelah beberapa menit melintasi Jalan Lintas Timur Kota Pangkalan Kerinci mengendarai sepeda motor butut miliknya, Atan pun akhirnya sampai di salah satu toko elektronik.
Sang pemilik toko pun menyambut ramah kedatangan Atan. Dengan logat kental khas Cina Mandarin, pemilik toko ini pun menanyakan keperluan yang dicari Atan.
”Hayya…, abang cari apa la? Toko kami ini lengkap menjual alat elektronik,” kata si penjual.
”Saya mau cari bola lampu untuk di rumah, Bang. Putus karena pemadaman listrik yang berulang,” jawab Atan.
”Abang cari lampu yang berapa Watt? Nanti kita kasih barang bagus lo,” tawar si penjual.
”Kalau ada yang paling murah saja, Bang,” sebut Atan.
Si penjual pun mencari bola lampu sesuai permintaan Atan. ”Ini ada bola lampu yang murah. 25 watt. Saya kasih harga khusus saja. Rp28 ribu,” ujar si penjual.
”Waduh, mahal kali, Bang. Nggak ada diskonnya, ni? Rp10 ribu bisa nggak?” tawar Atan.
Tawaran Atan langsung ditolah penjual. ”Kalau Rp10 ribu, masih belum bisa, Bang. Lugi la ya,” katanya.
Atan merasa kaget dan salah paham mendengar ucapan si pemilik toko. Ia pun langsung marah.
”Saya minta diskon kok dibilang gila sih, Bang? Jangan mentang-mentang saya naik motor butut nggak bisa beli bola lampu ini, ya” kujar Atan dengan nada tinggi.
Dari kejauhan, anak si pemilik toko yang melihat perdebatan tersebut akhirnya mendatangi Atan.
”Maaf, Pak, maksud bapak saya lugi la ya, bukan ngatain bapak gila. Tapi tawaran harga bapak terlalu murah, sehingga jika barang dijual dengan harga itu, kami jadi rugi,” kata anak pemilik toko.
”Alamak…!!! Maksudnya rugi la ya. Saya pikir tadi lu gila ya,” kata Atan.
Setelah mendengar penjelasan anak pemilik toko, Atan yang merasa malu pun akhirnya buru-buru pergi meninggalkan toko elektronik tersebut.(amn)