RIAUPOS.CO – Menunggu merupakan pekerjaan yang sangat membosankan. Hal itu pula yang dialami Rendi yang janjian dengan Agung untuk mencari tambahan kayu memasang lampu colok.
Sebenarnya Rendi tidak sendiri menunggu Agung. Ada beberapa orang yang sudah siap dengan golok dan peralatan untuk mencari kayu.
Dihubungi berulang-ulang, Agung tak kunjung mengangkat ponselnya. Pesan WhatsAap juga tak dibalas.
Penasaran, Randi menyusul Agung ke rumahnya. Di depan rumah Agung, Randi mencoba menghubungi ulang, namun lagi-lagi tak diangkat. Padahal motor Agung ada di teras rumah.
Tak lama ibunda Agung keluar. Randi pun langsung bertanya, ”Ada Agung, Bu?”.
”Agung ada di kamarnya. Masuklah,” jawab ibu Agung.
Karena sudah berteman akrab dan sudah biasa bermain ke rumah Agung, Randi langsung masuk ke kamar Agung.
Alamaaaak….!!!
Randi melihat Agung sedang tertidur pulas. Padahal Agung janji pulang sebentar untuk ganti pakaian, langsung berangkat mencari kayu.
Melihat temannya tertidur pulas, Randi tak tega membangunkannya. Sebab Randi tahu betul selama Ramadan, mereka setiap malam begadang pulang sahur.
Ada saja yang dikerjakan, mulai dari menyiapkan lampu colok, menjaga kendaraan warga yang Salat Tarawih, sampai membangunkan warga untuk sahur dengan berkeliling kampung.
Randi lalu berjingkat, agar Agung yang tertidur pulas tidak mengetahui kehadirannya.
Saat Randi hendak keluar pintu, Agung terbangun dan bertanya kepada Randi. ”Mau ke mana?”.
Randi langsung berbalik badan dan melihat Agung.
”Jadi gak cari kayunya? Teman-teman yang lain sudah menunggu,” kata Randi.
”Jadi, tunggu sebentar, ya. Maaf aku ketiduran. Padahal tadi cuma mau ganti baju aja rencananya,” ucap Agung.(mng)