RIAUPOS.CO – Proses pencarian seorang nelayan yang hilang di perairan Kepulauan Meranti ketika turun menjaring ikan terganjal situasi gelombang air laut yang tinggi. Informasi ini diterima usai Kepala Unit Siaga SAR Kepulauan Meranti Prima Herrie menyebutkan tahapan atas proses pencarian korban, Selasa (19/3).
“Masih belum ditemukan. Ombak yang kuat menjadi kendala pencarian kami,” ungkapnya.
Prima juga menyebutkan tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI AL, Polairud Polda dan Polairud Meranti, serta masyarakat setempat masih terus menyisir sekitar lokasi kejadian.
“Pencarian masih terus dilakukan. Mudahan-mudahan bisa segera ditemukan,” ujarnya.
Sebelumnya, telah dikabarkan bahwa seorang nelayan di Kelurahan Teluk Belitung, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, hilang ketika menjaring ikan.
Nelayan yang hilang merupakan seorang laki-laki bernama Norbit (52) asal Desa Tanjung Pisang, Kecamatan Tasik Putripuyu yang diketahui pergi melaut pada Ahad (17/3) pukul 05.00 WIB, namun hingga Senin (18/3) tak kunjung pulang.
Selanjutnya, sekira pukul 10.30 WIB, ada salah seorang nelayan bernama Budi yang menemukan sampan tanpa awak mengambang hanyut di Perairan Tanjung Pisang, Kecamatan Tasik Putripuyu yang berhadapan dengan laut Desa Pacul, Kecamatan Pulau Merbau.
Nelayan tersebut pun langsung menghampiri sampan perahu tersebut. Setelah didekati ternyata sampan tersebut tidak ada orang. Namun di dalam sampan itu terdapat sebuah tas yang berisikan KTP dan kartu BPJS atas nama Norbit.
Penemuan itu pun di posting di media sosial salah seorang warga. Selanjutnya keluarga Norbit yang berada di Tanjung Pisang langsung memastikan kebenarannya dan mengecek KTP tersebut.
Tanpa membuang waktu beberapa warga Tanjung Pisang dengan menggunakan beberapa pompong langsung melakukan pencarian dan terus menyisir laut di perairan Tanjung Pisang dan Pacul. Selanjutnya warga Kelurahan Teluk Belitung, Kecamatan Merbau pun melakukan pencarian seraya melakukan koordinasi dengan pihak Koramil dan Polsek Merbau dan pihak Basarnas.(gem)
Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang