Jumat, 22 November 2024
spot_img

Tradisi Menyambut Ramadan di Desa Teluk Latak, Bengkalis

Beaghak Belimau Kasai Jadi Tradisi Turun-temurun

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Setiap daerah di pelosok negeri Melayu, Bumi Lancang Kuning, Riau dalam menyambut bulan suci Ramadan 1445 Hijriah pasti ada yang berbeda dalam tradisinya. Seperti yang dilakukan oleh umat muslim di Desa Teluk Latak, Kecamatan Bengkalis, Senin (11/3) sore.

Terik matahari yang me­nyengat dikulit tak menyurutkan niat ratusan masyarakat Desa Teluk Latak, untuk berkumpul di lapangan Masjid Riyadhul A’bidin, mengikuti acara adat pawai Beaghak Belimau Kasai yang diadakan sejak puluhan tahun lamanya. Meski saat ini arus moderenosasi terus menggerus adat istiadat masyatakat.

Acara yang diikuti ratusan anak-anak sekolah tingkat MDTA dan para orang tua mereka mengenakan pakaian adat Melayu, yang diikuti sangat antusias oleh masyarakat.

Di tambah lagi, Kepala Desa Teluk Latak Mansur juga mengundang Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Bengkalis Andris Wasono, Camat Bengkalis Taufik Hidayat, Kapolsek Bengkalis, Kabid Kebudayaan Disparbudpora Bengkalis Khairani.

Setelah pawai Beaghak Belimau Kasai yang diiringi tabuhan kompang sampai menuju ke pelataran panggung Belimau Kasai, yang ditandai dengan penyiraman air belimau kasai ke anak-anak, agar dapat membersihkan jiwa dan raganya sbelumnya melaksanakan puasa.

Baca Juga:  DPRD Riau Dukung Penuh Pemberantasan Narkoba di Bumi Lancang Kuning

“Ini sudah tradisi sejak 70 tahun lalu, secara turun temurun kami lakukan. Alhamdulillah menjelang puasa tahun ini kami dapat melanjutkan tradisi Beaghak Balimau Kasai yang sudah dilaksanakan oleh leluhur kami di masa silam,” ujar Kepala Desa Teluk Latak, Mansur.

Ia mengaku, tradisi ini harus selalu ada, meski perkembangan zaman modern terus menggerus tradisi lama, namun ini tak bisa ditinggalkan. Biar ini menjadi contoh dan penerus bagi generasi muda, makanya anak-anak dilibatkan dalam kegiatan ini.

“Semoga mandi Belimau Kasai ini menjadi simbol dalam membersihkan diri secara zahir dan batin. Tentu kegiatan seremoni ini akan dilakukan dimasing-masing rumah untuk melakukan mandi adat,” ujarnya.

Sedangkan Andris memberikan apreskasi kepada masyarakat Desa Teluk Latak yang sudah memegang kuat tradisi turun temurun ini. Apalagi kegiatan Beaghak Balimau Kasai merupakan tradisi turun temurun, sejak 70 tahun lalu. Yakni tradisi mandi dengan menggunakan air yang dicampur limau atau jeruk.

Baca Juga:  Empat Kapolsek dan Kasat Reskrim Polres Bengkalis Disertijab

“Tradisi masyarakat mandi belimau kasai ini dilakukan sebagai simbol untuk membersihkan diri dalam menyambut bulan suci Ramadan, agar diri kita benar-benar bersih dari segala dosa, sehingga seluruh amalan kita pada bulan Ramadan akan diterima oleh Allah SWT,” ucap Andris.

Andris berharap, kegiatan ini bisa jadi iven wisata religi dan ikon Desa Teluk Latak dan tak menutup kemungkinan bisa masuk dalam kalender wisata daerah.

Apalagi katanya lagi, kemajuan zaman hari ini, secara langsung maupun tidak memberikan dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat dalam adat istiadat, banyak terjadi distorsi sejarah. Makanya menjadi kewajiban seluruh elemen masyarakat untuk melestarikannya.

“Kami berharap melalui kegiatan adat balimau kasai ini menjadi unsur penting bagi masyarakat Desa Teluk latak yang guna mempererat tali silaturahmi antar setiap keluarga yang ada di desa ini,” ujar Andris.(***)

Laporan Abu Kasim, Bengkalis

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Setiap daerah di pelosok negeri Melayu, Bumi Lancang Kuning, Riau dalam menyambut bulan suci Ramadan 1445 Hijriah pasti ada yang berbeda dalam tradisinya. Seperti yang dilakukan oleh umat muslim di Desa Teluk Latak, Kecamatan Bengkalis, Senin (11/3) sore.

Terik matahari yang me­nyengat dikulit tak menyurutkan niat ratusan masyarakat Desa Teluk Latak, untuk berkumpul di lapangan Masjid Riyadhul A’bidin, mengikuti acara adat pawai Beaghak Belimau Kasai yang diadakan sejak puluhan tahun lamanya. Meski saat ini arus moderenosasi terus menggerus adat istiadat masyatakat.

- Advertisement -

Acara yang diikuti ratusan anak-anak sekolah tingkat MDTA dan para orang tua mereka mengenakan pakaian adat Melayu, yang diikuti sangat antusias oleh masyarakat.

Di tambah lagi, Kepala Desa Teluk Latak Mansur juga mengundang Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Bengkalis Andris Wasono, Camat Bengkalis Taufik Hidayat, Kapolsek Bengkalis, Kabid Kebudayaan Disparbudpora Bengkalis Khairani.

- Advertisement -

Setelah pawai Beaghak Belimau Kasai yang diiringi tabuhan kompang sampai menuju ke pelataran panggung Belimau Kasai, yang ditandai dengan penyiraman air belimau kasai ke anak-anak, agar dapat membersihkan jiwa dan raganya sbelumnya melaksanakan puasa.

Baca Juga:  WBP Lapas Bengkalis Ikuti Porseni HBP Ke-58

“Ini sudah tradisi sejak 70 tahun lalu, secara turun temurun kami lakukan. Alhamdulillah menjelang puasa tahun ini kami dapat melanjutkan tradisi Beaghak Balimau Kasai yang sudah dilaksanakan oleh leluhur kami di masa silam,” ujar Kepala Desa Teluk Latak, Mansur.

Ia mengaku, tradisi ini harus selalu ada, meski perkembangan zaman modern terus menggerus tradisi lama, namun ini tak bisa ditinggalkan. Biar ini menjadi contoh dan penerus bagi generasi muda, makanya anak-anak dilibatkan dalam kegiatan ini.

“Semoga mandi Belimau Kasai ini menjadi simbol dalam membersihkan diri secara zahir dan batin. Tentu kegiatan seremoni ini akan dilakukan dimasing-masing rumah untuk melakukan mandi adat,” ujarnya.

Sedangkan Andris memberikan apreskasi kepada masyarakat Desa Teluk Latak yang sudah memegang kuat tradisi turun temurun ini. Apalagi kegiatan Beaghak Balimau Kasai merupakan tradisi turun temurun, sejak 70 tahun lalu. Yakni tradisi mandi dengan menggunakan air yang dicampur limau atau jeruk.

Baca Juga:  Sampaikan Program Unggulan

“Tradisi masyarakat mandi belimau kasai ini dilakukan sebagai simbol untuk membersihkan diri dalam menyambut bulan suci Ramadan, agar diri kita benar-benar bersih dari segala dosa, sehingga seluruh amalan kita pada bulan Ramadan akan diterima oleh Allah SWT,” ucap Andris.

Andris berharap, kegiatan ini bisa jadi iven wisata religi dan ikon Desa Teluk Latak dan tak menutup kemungkinan bisa masuk dalam kalender wisata daerah.

Apalagi katanya lagi, kemajuan zaman hari ini, secara langsung maupun tidak memberikan dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat dalam adat istiadat, banyak terjadi distorsi sejarah. Makanya menjadi kewajiban seluruh elemen masyarakat untuk melestarikannya.

“Kami berharap melalui kegiatan adat balimau kasai ini menjadi unsur penting bagi masyarakat Desa Teluk latak yang guna mempererat tali silaturahmi antar setiap keluarga yang ada di desa ini,” ujar Andris.(***)

Laporan Abu Kasim, Bengkalis

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari