LIVERPOOL (RIAUPOS.CO) — Usaha yang luar biasa oleh @Wolves di laga ini. Seharusnya pulang ke rumah dengan satu poin melawan tim sekelas @LFC. Tapi Li-VAR-pool yang keluar sebagai pemenang,” tulis Ben Rashin dalam akun Twitter-nya yang kemudian dikutip Birminham Live kemarin (30/12).
Pendukung Wolverhampton Wanderers pantas dongkol atas kekalahan 0-1 oleh Liverpool di Anfield pada matchweek ke-20 ini. Setidaknya ada tiga hal yang bikin pemain, pelatih, juga pendukung Wolves muntab.
Pertama handball bek Liverpool Virgil van Dijk yang merupakan titik awal gol Liverpool oleh Sadio Mane pada menit ke-42. Selanjutnya assist gelandang Liverpool Adam Lallana dengan pundak kepada Mane. Yang ketiga gol penyerang Wolves Pedro Neto dianulir oleh wasist Anthony Taylor karena sang pemberi assist bek kanan Wolves Jonny Castro dalam posisi offside.
Kapten Wolves Conor Coady setelah pertandingan kepada Sky Sports mengatakan Video Assistant Referee (VAR) dalam satu pertandingan sangatlah buruk. Coady tanpa ragu mengatakan VAR tak bekerja dengan baik.
"Keputusan itu (penanuliran gol, red) membunuh kami, VAR mencuri poin dari kami. Hal-hal seperti itu secara terus-menerus merugikan kami," ucap Coady kesal. "Orang-orang mungkin berkata VAR memberikan keputusan yang pas tapi buat saya yang berada di lapangan, rasanya sangat tak mengenakkan," tambah pemain 26 tahun itu.
Coady berkata sudah menjelaskan kepada wasit Taylor soal situasi yang terjadi untuk gol Mane. Pertama tangan Van Dijk yang bersinggungan dengan bola sebelum Lallana memberikan umpan dengan pundaknya kepada Mane.
Pada awalnya wasit menyatakan Lallana dalam kondisi handball. Namun setelah berkomunikasi lewat radio dan menonton rekaman ulang gol Mane, lengan Lallana mengayun dan pundaknya memberikan bola yang kemudian dikonversikan jadi gol oleh Mane.
"Saya terus bertanya kepada wasit Anthony Taylor namun tak mendapat jawaban yang sangat pasti soal pertanyaan saya tersebut. Soal situasi handball Van Dijk, dia bilang jaraknya terlalu jauh," tutur Coady.
Pelatih Wolves Nuno Espirito Santo seperti diberitakan Daily Mail merasa protes untuk penganuliran gol timnya sangat wajar. Timnya tertinggal, menyamakan skor, lalu setelah dicek ternyata prosesnya tak sah. Santo mendapat kartu kuning karena protesnya dianggap berlebihan kepada ofisial keempat Mike Dean di pinggir lapangan.(dra)