MUNCHEN (RIAUPOS.CO) – Thomas Tuchel tidak bisa tenang menghadapi leg 2 Babak 16 Besar Liga Champions, Ranu (6/3) dini hari nanti. Selain harus membalikkan keadaan setelah kalah 0-1 di kandang SS Lazio, Stadio Olimpico (15/2), Tuchel mendapat tekanan ekstra dalam laga di Allianz Arena (siaran langsung SCTV/Champions TV 1/Vidio pukul 03.00 WIB).
Tuchel dan Bayern memang sudah sepakat berpisah di akhir musim ini, sepekan setelah kalah oleh Lazio. Tetapi, usai laga di Olimpico, Die Roten, sebutan Bayern hanya menang sekali dalam tiga spieltag terakhir Bundesliga. Hal ini berpotensi mempercepat proses angkat kaki si Profesor, julukan Tuchel.
Keputusan manajemen Bayern mengangkat direktur olahraga baru Max Eberl sepekan lalu seolah bentuk ketidakpercayaan terhadap Tuchel. Memang direktur olahraga bertanggung jawab atas transfer dan kontrak, sedangkan pelatih bertanggung jawab atas tim. Tetapi, siapa yang percaya bahwa Eberl dan Tuchel tetap berada di tugas masing-masing. Terutama ketika performa tim menurun.
”Sudah menjadi tugasku mentransfer kualitas kepelatihanku ke tim. Ketika kami tidak berhasil melakukan itu, maka diperlukan evaluasi hanya antara aku dan para pemain,” beber Tuchel seolah mempertanyakan urgensi kehadiran orang baru (Eberl) dilansir dari Bavarian Football Works.
Situasi Tuchel untuk membangkitkan lagi anak asuhnya tidak mudah karena tim sudah terbelah. Antara yang masih mendukungnya dan tidak mendukungnya. Untuk yang terakhir; bukan hanya melibatkan pemain senior seperti second striker Thomas Muller, gelandang bertahan Joshua Kimmich dan Leon Goretzka; melainkan juga pemain muda seperti gelandang serang Jamal Musiala.
Tapi, di laman resmi klub, Muller menegaskan bahwa kepentingan Bayern di atas segalanya. ”Ini bukan hanya menyangkut Thomas (Muller) atau siapa pun. Nama besar tim ini dipertaruhkan dan fans kami hanya ingin melihat tim kesayangannya berjaya dalam laga nanti (dini hari nanti, red),” beber pemain yang di Liga Champions sudah dua kali memenanginya dan dua kali merasakan runner-up.
Di sisi lain, kondisi karut marut Bayern saat ini tentu keuntungan bagi Lazio untuk melenggang ke delapan besar Liga Champions untuk kali pertama sejak musim 1999-2000. Meski begitu, tim berjuluk Biancocelesti itu payah ketika berlaga di tanah Jerman di ajang Liga Champions.
Lazio nirmenang dalam empat kesempatan. Salah satunya ketika dikalahkan Bayern 1-2 pada leg 2 Babak 16 Besar tiga musim lalu. ”Memenangi first leg tentu menyenangkan meski hasil itu belum memastikan apa pun,” kata allenatore Lazio Maurizio Sarri seperti dilansir Football Italia.(io/dns/jpg)