Selasa, 8 April 2025
spot_img

TKN Gagas Kemenko Tangani Makan Gratis

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran masih terus merumuskan teknis pelaksanaan program makan siang dan susu gratis. Salah satu wacana baru yang mengemuka adalah dibentuknya kementerian koordinator (Kemenko) yang khusus menangani program tersebut.

Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Budiman Sudjatmiko menjelaskan, ide itu muncul karena pelaksanaan program akan melibatkan beberapa kementerian. Di antaranya, Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Semua kementerian itu akan menjalankan peran masing-masing sesuai dengan kewenangannya. Namun, karena pemberian makan dan susu gratis merupakan bagian dari program unggulan Prabowo-Gibran, diperlukan pendekatan khusus.

Dalam konteks ini, dibentuknya Kemenko makan gratis tengah dipertimbangkan. ’’Agar program segera terlaksana, tidak tertutup kemungkinan dibentuk Kemenko khusus,’’ ujarnya saat dihubungi kemarin (22/2).

Baca Juga:  Peluang Menantu Jokowi di Pilwakot Medan di Tangan Megawati

Namun, Budiman belum bisa berbicara lebih detail. Sebab, rencana adanya Kemenko itu masih dalam tahap wacana. Budiman juga membeberkan strategi penganggaran makan gratis pada tahun perdana. Dia memperkirakan, di tahun perdana implementasi program, akan dibutuhkan anggaran Rp120 triliun. Dari jumlah tersebut, pihaknya menargetkan pembiayaan melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hanya 50–60 persen.

Sementara, sisanya dapat dicapai melalui pendekatan collaborative farming. Yakni, berkolaborasi bersama industri pangan, baik swasta, nasional, maupun BUMN pangan. ’’Industri pangan swasta, nasional, dan BUMN pangan ditargetkan untuk membiayai sekitar 40–50 persen dari kebutuhan,’’ ungkapnya.

Program itu, lanjut dia, dalam skala penuh akan memberikan manfaat kepada sekitar 82,9 juta anak sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia. Targetnya, program tersebut terlaksana 100 persen pada 2029. Sementara, di tahun awal program makan gratis akan dilakukan bertahap.(far/c14/bay/jpg)

Baca Juga:  Besok, KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran masih terus merumuskan teknis pelaksanaan program makan siang dan susu gratis. Salah satu wacana baru yang mengemuka adalah dibentuknya kementerian koordinator (Kemenko) yang khusus menangani program tersebut.

Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Budiman Sudjatmiko menjelaskan, ide itu muncul karena pelaksanaan program akan melibatkan beberapa kementerian. Di antaranya, Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Semua kementerian itu akan menjalankan peran masing-masing sesuai dengan kewenangannya. Namun, karena pemberian makan dan susu gratis merupakan bagian dari program unggulan Prabowo-Gibran, diperlukan pendekatan khusus.

Dalam konteks ini, dibentuknya Kemenko makan gratis tengah dipertimbangkan. ’’Agar program segera terlaksana, tidak tertutup kemungkinan dibentuk Kemenko khusus,’’ ujarnya saat dihubungi kemarin (22/2).

Baca Juga:  Suyatno Minim Dukungan

Namun, Budiman belum bisa berbicara lebih detail. Sebab, rencana adanya Kemenko itu masih dalam tahap wacana. Budiman juga membeberkan strategi penganggaran makan gratis pada tahun perdana. Dia memperkirakan, di tahun perdana implementasi program, akan dibutuhkan anggaran Rp120 triliun. Dari jumlah tersebut, pihaknya menargetkan pembiayaan melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hanya 50–60 persen.

Sementara, sisanya dapat dicapai melalui pendekatan collaborative farming. Yakni, berkolaborasi bersama industri pangan, baik swasta, nasional, maupun BUMN pangan. ’’Industri pangan swasta, nasional, dan BUMN pangan ditargetkan untuk membiayai sekitar 40–50 persen dari kebutuhan,’’ ungkapnya.

Program itu, lanjut dia, dalam skala penuh akan memberikan manfaat kepada sekitar 82,9 juta anak sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia. Targetnya, program tersebut terlaksana 100 persen pada 2029. Sementara, di tahun awal program makan gratis akan dilakukan bertahap.(far/c14/bay/jpg)

Baca Juga:  Peluang Menantu Jokowi di Pilwakot Medan di Tangan Megawati
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

TKN Gagas Kemenko Tangani Makan Gratis

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran masih terus merumuskan teknis pelaksanaan program makan siang dan susu gratis. Salah satu wacana baru yang mengemuka adalah dibentuknya kementerian koordinator (Kemenko) yang khusus menangani program tersebut.

Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Budiman Sudjatmiko menjelaskan, ide itu muncul karena pelaksanaan program akan melibatkan beberapa kementerian. Di antaranya, Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Semua kementerian itu akan menjalankan peran masing-masing sesuai dengan kewenangannya. Namun, karena pemberian makan dan susu gratis merupakan bagian dari program unggulan Prabowo-Gibran, diperlukan pendekatan khusus.

Dalam konteks ini, dibentuknya Kemenko makan gratis tengah dipertimbangkan. ’’Agar program segera terlaksana, tidak tertutup kemungkinan dibentuk Kemenko khusus,’’ ujarnya saat dihubungi kemarin (22/2).

Baca Juga:  Edy Sinaga Pimpin PAC PDIP Payung Sekaki

Namun, Budiman belum bisa berbicara lebih detail. Sebab, rencana adanya Kemenko itu masih dalam tahap wacana. Budiman juga membeberkan strategi penganggaran makan gratis pada tahun perdana. Dia memperkirakan, di tahun perdana implementasi program, akan dibutuhkan anggaran Rp120 triliun. Dari jumlah tersebut, pihaknya menargetkan pembiayaan melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hanya 50–60 persen.

Sementara, sisanya dapat dicapai melalui pendekatan collaborative farming. Yakni, berkolaborasi bersama industri pangan, baik swasta, nasional, maupun BUMN pangan. ’’Industri pangan swasta, nasional, dan BUMN pangan ditargetkan untuk membiayai sekitar 40–50 persen dari kebutuhan,’’ ungkapnya.

Program itu, lanjut dia, dalam skala penuh akan memberikan manfaat kepada sekitar 82,9 juta anak sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia. Targetnya, program tersebut terlaksana 100 persen pada 2029. Sementara, di tahun awal program makan gratis akan dilakukan bertahap.(far/c14/bay/jpg)

Baca Juga:  Moeldoko Pimpin Demokrat Versi KLB Deli Serdang, Kubu AHY: Itu Makar

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran masih terus merumuskan teknis pelaksanaan program makan siang dan susu gratis. Salah satu wacana baru yang mengemuka adalah dibentuknya kementerian koordinator (Kemenko) yang khusus menangani program tersebut.

Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Budiman Sudjatmiko menjelaskan, ide itu muncul karena pelaksanaan program akan melibatkan beberapa kementerian. Di antaranya, Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Semua kementerian itu akan menjalankan peran masing-masing sesuai dengan kewenangannya. Namun, karena pemberian makan dan susu gratis merupakan bagian dari program unggulan Prabowo-Gibran, diperlukan pendekatan khusus.

Dalam konteks ini, dibentuknya Kemenko makan gratis tengah dipertimbangkan. ’’Agar program segera terlaksana, tidak tertutup kemungkinan dibentuk Kemenko khusus,’’ ujarnya saat dihubungi kemarin (22/2).

Baca Juga:  Besok, KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih

Namun, Budiman belum bisa berbicara lebih detail. Sebab, rencana adanya Kemenko itu masih dalam tahap wacana. Budiman juga membeberkan strategi penganggaran makan gratis pada tahun perdana. Dia memperkirakan, di tahun perdana implementasi program, akan dibutuhkan anggaran Rp120 triliun. Dari jumlah tersebut, pihaknya menargetkan pembiayaan melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hanya 50–60 persen.

Sementara, sisanya dapat dicapai melalui pendekatan collaborative farming. Yakni, berkolaborasi bersama industri pangan, baik swasta, nasional, maupun BUMN pangan. ’’Industri pangan swasta, nasional, dan BUMN pangan ditargetkan untuk membiayai sekitar 40–50 persen dari kebutuhan,’’ ungkapnya.

Program itu, lanjut dia, dalam skala penuh akan memberikan manfaat kepada sekitar 82,9 juta anak sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia. Targetnya, program tersebut terlaksana 100 persen pada 2029. Sementara, di tahun awal program makan gratis akan dilakukan bertahap.(far/c14/bay/jpg)

Baca Juga:  Prabowo Sebut Stabilitas Kunci Pembangunan
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari