Jumat, 20 September 2024

Harlah Ke-78 Muslimat NU

Ketum PBNU: Muslimat Kuat, Indonesia Kuat

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan beberapa pesan di hadapan 150 ribu lebih kader Muslimat NU yang memenuhi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) kemarin (20/1). Di momen Harlah Ke-78 Muslimat NU itu, Jokowi berpesan agar kader Muslimat menjaga silaturahmi dan saling mengingatkan untuk menjaga situasi tetap sejuk serta rukun.

Jokowi mengawali pidatonya dengan ucapan selamat untuk seluruh kader Muslimat NU di Indonesia maupun luar negeri. ’’Semoga Muslimat NU selalu guyub, rukun, dan bersatu untuk kepentingan umat, bangsa, dan negara,’’ kata mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Menurut Jokowi, ibu-ibu biasanya lebih semangat dan militan dibandingkan bapak-bapak atau para suami. Dengan keunggulan itu, Jokowi menyampaikan terima kasih kepada seluruh kader Muslimat NU karena ikut menjaga NKRI, Pancasila, persatuan, serta kerukunan untuk Indonesia maju.

Baca Juga:  Wow, Spider-Man Kembali ke Marvel

Jokowi juga mengatakan kepada para ibu-ibu Muslimat NU untuk tidak mau diadu domba. Hanya gara-gara perbedaan pendapat dan pilihan jelang Pemilu 2024 nanti. Mantan wali kota Solo itu menyebut, proses pemilu itu penting dan menentukan. Namun, dia tidak ingin perbedaan pilihan menimbulkan perpecahan.

- Advertisement -

Jokowi menegaskan, masyarakat tidak boleh saling menghina. Kemudian dilarang menjelekkan tetangga hanya gara-gara perbedaan pilihan politik. ’’Tetap riang gembira. Saya tahu Muslimat paling mengerti soal ini. Harus saya akui, ibu-ibu memang paling juara,’’ tuturnya.

Sementara itu, dalam pidato sambutannya, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyampaikan beberapa poin. Di antaranya adalah soal kadar ke-NU-an dirinya. ’’Saya sampaikan terima kasih kepada Sekjen PBNU, yang secara khusus menyampaikan kalau ke-NU-an saya asli,’’ katanya.

- Advertisement -

Gubernur Jawa Timur itu menegaskan, dirinya bukan pada posisi untuk menghitung kadar ke-NU-an seseorang. Karena itu, dia tidak bisa menentukan apakah ke-NU-annya itu asli atau tidak. Khofifah mempersilakan kepada petinggi PBNU untuk memberikan penilaiannya.

Baca Juga:  Umrah Resmi Dimulai, Sejumlah WNI di Saudi Ikut Mendaftar

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa semua yang hadir adalah setara. Duduk sama rendah. ’’Tidak laki-laki, tidak perempuan, semua setara,’’ katanya. Dia mengajak semua pihak untuk terus bergandengan tangan untuk berjuang demi NU dan NKRI.

Gus Yahya –sapaannya– menjelaskan, NU didirikan dengan cita-cita membuat peradaban. Perjuangan itu untuk mewujudkan negara yang kuat. Para ulama atau pendiri NU saat itu menyadari, untuk mewujudkan negara yang kuat, ibu-ibu adalah kuncinya. Karena bagi Gus Yahya, perempuan adalah tiang-tiang negara. Dia menegaskan, ibu-ibu Muslimat NU siap bergerak bersama-sama. ’’Berjuang bersama. Muslimat kuat, Indonesia kuat,’’ ucapnya.(wan/c17/oni/jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan beberapa pesan di hadapan 150 ribu lebih kader Muslimat NU yang memenuhi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) kemarin (20/1). Di momen Harlah Ke-78 Muslimat NU itu, Jokowi berpesan agar kader Muslimat menjaga silaturahmi dan saling mengingatkan untuk menjaga situasi tetap sejuk serta rukun.

Jokowi mengawali pidatonya dengan ucapan selamat untuk seluruh kader Muslimat NU di Indonesia maupun luar negeri. ’’Semoga Muslimat NU selalu guyub, rukun, dan bersatu untuk kepentingan umat, bangsa, dan negara,’’ kata mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Menurut Jokowi, ibu-ibu biasanya lebih semangat dan militan dibandingkan bapak-bapak atau para suami. Dengan keunggulan itu, Jokowi menyampaikan terima kasih kepada seluruh kader Muslimat NU karena ikut menjaga NKRI, Pancasila, persatuan, serta kerukunan untuk Indonesia maju.

Baca Juga:  KPPU Cari Bukti Pendukung soal Kartel Migor

Jokowi juga mengatakan kepada para ibu-ibu Muslimat NU untuk tidak mau diadu domba. Hanya gara-gara perbedaan pendapat dan pilihan jelang Pemilu 2024 nanti. Mantan wali kota Solo itu menyebut, proses pemilu itu penting dan menentukan. Namun, dia tidak ingin perbedaan pilihan menimbulkan perpecahan.

Jokowi menegaskan, masyarakat tidak boleh saling menghina. Kemudian dilarang menjelekkan tetangga hanya gara-gara perbedaan pilihan politik. ’’Tetap riang gembira. Saya tahu Muslimat paling mengerti soal ini. Harus saya akui, ibu-ibu memang paling juara,’’ tuturnya.

Sementara itu, dalam pidato sambutannya, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyampaikan beberapa poin. Di antaranya adalah soal kadar ke-NU-an dirinya. ’’Saya sampaikan terima kasih kepada Sekjen PBNU, yang secara khusus menyampaikan kalau ke-NU-an saya asli,’’ katanya.

Gubernur Jawa Timur itu menegaskan, dirinya bukan pada posisi untuk menghitung kadar ke-NU-an seseorang. Karena itu, dia tidak bisa menentukan apakah ke-NU-annya itu asli atau tidak. Khofifah mempersilakan kepada petinggi PBNU untuk memberikan penilaiannya.

Baca Juga:  Hotman Paris Beri Saran Kepada Jokowi

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa semua yang hadir adalah setara. Duduk sama rendah. ’’Tidak laki-laki, tidak perempuan, semua setara,’’ katanya. Dia mengajak semua pihak untuk terus bergandengan tangan untuk berjuang demi NU dan NKRI.

Gus Yahya –sapaannya– menjelaskan, NU didirikan dengan cita-cita membuat peradaban. Perjuangan itu untuk mewujudkan negara yang kuat. Para ulama atau pendiri NU saat itu menyadari, untuk mewujudkan negara yang kuat, ibu-ibu adalah kuncinya. Karena bagi Gus Yahya, perempuan adalah tiang-tiang negara. Dia menegaskan, ibu-ibu Muslimat NU siap bergerak bersama-sama. ’’Berjuang bersama. Muslimat kuat, Indonesia kuat,’’ ucapnya.(wan/c17/oni/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari