Dua Warga Meninggal Tenggelam
RIAUPOS.CO – Banjir sudah melanda sebagian besar wilayah Riau. Bahkan, hingga awal tahun ini sudah sembilan daerah menetapkan Status Siaga Darurat Banjir. Kesembilan daerah tersebut adalah Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Bengkalis, Pelalawan, Kuantan Singingi, Siak, dan Indragiri Hulu.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, tinggal tiga daerah yang belum menetapkan status serupa yakni Kota Dumai, Kabupaten Kepulauan Meranti, dan Indragiri Hilir (Inhil).
‘’Namun informasi yang kami dapatkan, Kepulauan Meranti sedang mempersiapkan untuk penetapan Status Siaga Banjir juga,” ujar Edy Afrizal kepada Riau Pos, Senin (1/1). “Terhadap daerah yang terdampak banjir tersebut kami juga sudah mengirimkan bantuan logistik berupa makanan, obat-obatan serta selimut,” tambahnya.
Gubernur Riau (Gubri) Edy Natar Nasution meninjau sekaligus memberikan bantuan kepada korban banjir yang ada di Desa Kualu Kabupaten Kampar, Senin (1/1). Beberapa bantuan yang diberikan di antaranya berupa makanan, obat-obatan dan selimut.
Gubri Edy mengatakan, dari lima dusun yang ada di Desa Kualu, empat di antaranya terendam banjir. Karena itu, selain memberikan bantuan pihaknya juga mendirikan posko dan dapur umum di sekitar lokasi banjir.
“Akibat banjir di lokasi ini, ada sekitar 500 orang yang terpaksa harus mengungsi. Karena itu kami mendirikan dapur umum untuk membantu keperluan makan masyarakat yang terdampak banjir,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk menjaga anak-anaknya. Karena di saat kondisi banjir cukup membahayakan bagi anak-anak.
“Contohnya di Pekanbaru ada anak yang hanyut akibat banjir dan meninggal dunia. Karena itu kami minta orang tua untuk senantiasa mengawasi anak-anaknya,” imbaunya.
Selain di Kampar, saat ini di beberapa wilayah di Provinsi Riau juga sedang terjadi banjir. Karena itu pihaknya mengimbau masyarakat selalu waspada dan jika memerlukan bantuan agar dapat menghubungi Pemerintah Provinsi Riau.
“Kami juga baru saja menyerahkan bantuan untuk korban banjir di Kabupaten Rokan Hulu. Kami akan terus berupaya membantu masyarakat yang terdampak banjir,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Bupati Kampar Hambali membenarkan Kampar sudah menetapkan Status Siaga Bencana Banjir. “Terkait dengan bencana yang hampir berdampak ke seluruh kecamatan maka sudah saatnya kita menetapkan Kabupaten Kampar tanggap darurat bencana,” ujarnya.
Hambali memantau dan langsung menyisir wilayah yang terdampak bencana banjir untuk memberikan bantuan, Senin (1/1). Lokasi yang ditinjau yakni Kelurahan Langgini Kecamatan Bangkinang Kota, Desa Batu Belah dan Koto Tibun Kecamatan Kampar, Desa Penyasawan Kecamatan Rumbio Jaya, serta Desa Pulau Rambai dan Desa Birandang Kecamatan Kampa.
Hambali mengatakan, ini adalah musibah alam yang tidak bisa diprediksi. Namun untuk mengatasi bencana ini perlu koordinasi seluruh pihak terkait agar masyarakat bisa terlindungi dan diberikan bantuan. Hambali menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan berasal dari pemerintah pusat dan perusahaan melalui Dinas Sosial.
“Pemkab Kampar didukung TNI dan Polri bersinergi dalam mengatasi bencana ini. Atas nama Pemkab Kampar saya mengucapkan terima kasih kepada TNI dan Polri yang selalu membantu kita dan masyarakat,” jelasnya.
Hambali juga mengimbau masyarakat yang berada di pinggiran aliran Sungai Kampar untuk tetap waspada dan menjaga anak-anak untuk tidak bermain di pinggir sungai. Hambali juga berharap agar bantuan diberikan tepat sasaran dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat serta bencana ini dapat segera berakhir.
Di tempat terpisah, Kalaksa BPBD Kabupaten Kampar Agustar menjelaskan sampai saat ini BPBD melalui Satgas TRC Pusdalops-PB BPBD Kabupaten Kampar melakukan kaji cepat dan pendataan di lokasi kejadian terus berupaya memberikan bantuan dengan mendirikan tiga tenda pengungsi.
“Hari ini (kemarin, red) kami mendirikan tiga tenda tanggap darurat di antaranya ada dua tenda dari BPBD Provinsi Riau dan satu tenda BPBD Kampar di Desa Kualu. Kami masih terus berkoordinasi dan melakukan kaji cepat agar masyarakat yang terdampak bencana banjir mendapat bantuan. Kami akan mengevakuasi masyarakat dan mendirikan tenda-tenda pengungsi sementara serta memberikan bantuan lainnya yang memang diperlukan,” ujar Agustar.
Banjir di Kampar sudah menimbulkan korban jiwa. Faniaman Waruwu (21) warga Camp PT PSPI Distrik Lipatkan ditemukan meninggal di bendungan Desa Sungai Paku, Kecamatan Kamparkiri, Kabupaten Kampar, Senin (1/1).
Kapolsek Kamparkiri Kompol Mhd Daud membenarkan hal ini. “Pihak Polsek Kamparkiri mendapatkan laporan ada warga yang tenggelam di Bendungan Sungai Paku Lipatkain, Kecamatan Kamparkiri sekitar pukul 10.30 WIB,” jelas Kapolsek.
Kejadian berawal saat korban bersama temannya Ikuti Nduru (24) dan Setiaman Waruhu (19) sekitar pukul 10.00 WIB, mandi di Bendungan Sungai Paku. Pada saat mandi, korban dibawa arus gulungan air ke dasar bendungan. Teman korban, Ikuti Nduru, berhasil menyelamatkan diri, namun korban tidak bisa diselamatkan dan tenggelam.
Mendapat informasi tersebut, Kapolsek Kampar Kiri Kompol MHD Daud SH langsung memerintahkan personel piket pelayanan Polsek Kampar Kiri untuk turun dan cek TKP serta menghubungi pihak Tim Basarnas. Selanjutnya dilakukan pencarian terhadap korban oleh pihak Polsek Kampar Kiri, Koramil 05 Kampar Kiri bekerja sama dengan warga setempat. “Sekitar pukul 11.50 WIB, korban berhasil ditemukan sekitar 20 meter dari TKP dalam keadaan meninggal dunia,” jelas Kapolsek.
Jenazah langsung dibawa menuju camp PT PSPI Distrik Lipatkain menggunakan mobil ambulans Desa Sungai Paku, Kecamatan Kampar Kiri untuk dilakukan pemakaman. “Atas kejadian tersebut pihak keluarga korban sudah ikhlas dan tidak akan menuntut terhadap pihak manapun,” tegas Kapolsek.
Ditambahkannya, perlu diberikan spanduk imbauan di sekitar bendungan oleh Pemerintah Desa Sungai Paku, Kecamatan Kampar Kiri agar pengunjung bendungan lebih berhati-hati dan waspada. ‘’Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang sama di sekitaran bendungan Desa Sungai Paku,” jelas Kapolsek.
Selain di Kampar, korban terseret arus akibat luapan anak sungai juga terjadi di Kelurahan Kelurahan Perhentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru. Korban bernama Muhamad Ramadhan Riski (13) yang hilang sejak Ahad (31/12) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Senin (1/1) pagi.
Korban sendiri ditemukan cukup jauh dari lokasi bila anak sungai jadi ukurannya. Seperti dijelaskan Kepala Kantor SAR Pekanbaru Budi Cahyadi, korban ditemukan sekitar pukul 07.35 WIB. Korban yang ditemukan sudah tidak bernyawa langsung dievakuasi ke rumah duka.
”Korban berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan sekitar pukul 07.35 WIB, dalam keadaan meninggal dunia. Korban ditemukan dengan jarak sekitar 1.35 Km dari LKP (Last Known Position, lokasi terakhir kali terlihat),” ujar Budi.
Di Pelalawan Kembali Meluas
Banjir juga meluas di sejumlah wilayah Kabupaten Pelalawan. Banjir telah menggenangi badan jalan, permukiman warga dan fasilitas umum lainnya di tujuh kecamatan, hingga ini masih tetap bertahan. Bahkan, tinggi permukaan air akan terus bertambah naik seiring meningkatkan curah hujan dan dampak dibukanya pintu waduk PLTA Koto Panjang Kampar.
Sejumlah daerah yang dilanda banjir tersebut yakni Kecamatan Langgam, Pangkalankerinci, Pelalawan, Ukui dan Bandar Seikijang, Teluk Meranti dan Pangkalan Kuras. Air telah merendam badan jalan dan juga menggenangi pemukiman warga di wilayah tersebut dengan ketinggian permukaan air bervariasi antara 30 centimeter hingga mencapai dua meter sejak satu bulan terakhir.
“Ya, banjir di Pelalawan kembali meluas. Dimana genangan air masih tetap bertahan merendam badan jalan hingga pemukiman warga di tujuh kecamatan,” terang Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pelalawan, Zulfan kepada Riau Pos, Senin (1/1).
Diungkapkan Zulfan bahwa, Dusun Muaro Sako Kecamatan Langgam, masih menjadi lokasi banjir yang paling parah dengan ketinggian hampir dua meter. Bahkan, dampak dari banjir tersebut, telah merendam sejumlah fasilitas umum berupa sekolah dan bangunan. Termasuk akses jalan darat yang telah terputus dan hanya dapat ditempuh menggunakan alat transportasi air. Seperti sampan dan pompong.
“Kemudian, banjir juga merendam dan menggenangi badan jalan serta fasilitas umum lainnya hingga pemukiman warga di dua Desa Kecamatan Pangkalankerinci. Yakni Kuala Terusan dan Rantau Baru dengan ketingian air mencapai 1,5 meter,” bebernya.
Banjir juga melanda Desa Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Seikijang. Ketinggian air mencapai 1,5 meter. Namun demikian, sejauh ini, banjir belum ada menggenangi pemukiman warga dan juga fasilitas umum lainnya. Artinya, banjir hanya menggenangi badan jalan.
Lokasi banjir itu berada di sekitar perkebunan kelapa sawit warga. Namun demikian, banjir ini telah menyebabkan akses jalan darat dari Bandar Seikijang menuju Langgam terputus dan hanya bisa ditempuh menggunakan sampan serta pompong.
“Kondisi banjir juga terpantau masih bertahan di Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui. Begitu juga dengan Kelurahan Pelalawan dan Desa Telayap Kecamatan Pelalawan. Serta sejumlah Desa Kelurahan di Kecamatan Teluk Meranti ini,” paparnya.
Mantan Sektetaris Dinas Perikanan Pelalawan ini menambakan, banjir juga telah melanda wilayah Kecamatan Pangkalan Kuras, tepatnya Desa Kemang. Tidak hanya menggenangi permukiman warga, banjir juga merendam badan Jalan Lintas Timur (Jalintim) KM 83 desa setempat.
Genangan air telah merendam badan Jalan Lintas Provinsi dari arah Kota Pekanbaru menuju Kota Rengat Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) ini sejak Sabtu (30/12) lalu hingga Senin (1/1) kemarin. Ketinggian permukaan air mencapai 30 cm hingga 50 cm.
Bahkan, banjir yang merendam badan Jalintim ini diprediksi akan kembali meningkat. “Jadi, dalam waktu 3 atau 4 hari ke depan, banjir yang menggenangi badan Jalintim KM 83 serta sejumlah daerah yang berada di bantaran sungai di Pelalawan akan kembali meningkat,’’ ujarnya.
‘’Tingginya dampak dibuka kembalinya pintu waduk PLTA Kota Kampar. Dimana saat ini tinggi permukaan air sungai Kampar berada pada angka 3,91 meter. Untuk itu, kami mengimbau agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir,” tambahnya.
Banjir yang merendam badan Jalan Lintas Timur KM 83, telah mengakibatkan arus lalu lintas menjadi tersendat dan sangat mengganggu para pengguna jalan. Pasalnya, banyak pengendara kendaraan khususnya roda dua yang mengalami mesin mati atau mogok karena nekat menempuh akses badan jalan yang telah direndam genangan air sepanjang 300 meter tersebut.
Melihat kondisi jalan yang padat aktivitas tersebut terendam banjir, personil Polres Pelalawan yang di pimpin langsung oleh Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SH SIK langsung turun ke lokasi untuk mengurai kepadatan kendaraan dan melakukan Rekayasa lalu lintas. Sehingga arus lalu lintas kembali berjalan lancar.
“Kalau sepeda motor sudah tidak bisa melintasi Jalintim yang telah direndam air. Dan untuk membantu para pengendara roda dua ini, di lokasi sudah ada sejumlah truk bak besar yang menawarkan jasa. Yakni dengan tarif Rp35 ribu untuk sekali melintas,” paparnya.
Untuk itu, sambung Suwinto, pihaknya mengimbau para pengendara agar berhati-hati saat melewati jalan yang banjir. Serta harus dapat bersabar dan tidak emosi untuk saling mendahului. Artinya, utamakan keselamatan daripada kecepatan.
Bahaya Cuaca Ekstrem Masih Mengintai
Memasuki awal tahun 2024, bahaya cuaca ekstrim di Riau masih harus diwaspadai oleh masyarakat. Badan Meteoreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru melalui Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II-Pekanbaru Irwansyah Nasution mengatakan, masih terdapat potensi curah hujan yang cukup tinggi untuk wilayah Riau.
‘’Terdapat fenomena belokan angin atau shearline berada tepat di atas wilayah Riau. Memanjang dari wilayah barat hingga timur sehingga hal ini menyebabkan terjadinya perkumpulan masa udara di wilayah tersebut,’’ ujarnya, Ahad (31/12).
Dijelaskan Irwansyah, massa udara tersebut berasal dari wilayah utara yang cenderung basah dan lembab. Sehingga hal ini memungkinkan terjadinya pertumbuhan awan konvektif di wilayah Riau. Kemudian dilihat dari kondisi lapisan atas atmosfer wilayah Riau, angin yang bertiup tidak begitu kencang, yakni berkisar antara 05-15 knots. Hal ini mendukung terbentuknya awan konvektif yang cukup baik di setiap lapisan atmosfernya.
Tidak hanya itu, untuk kelembaban relatif pada lapisan atas atmosfer juga terpantau cukup lembab yakni berkisar antara 70 persen-99 persen, terutama untuk wilayah Riau bagian barat. Hal tersebut mendukung terbentuknya awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah tersebut.
Selasa (2/1), masyarakat Riau diimbau untuk waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. Ini bakal terjadi di Kabupaten Kampar, Bengkalis, Siak, Kuantan Singingi, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Kota Dumai, dan Kota Pekanbaru pada siang atau sore dan malam atau dini hari.
“Kami bersinergi dengan instansi terkait untuk pencegahan dan mitigasi bencana dengan mengimbau kepada seluruh masyarakat Riau untuk waspada terhadap pohon dan ranting yang berpotensi tumbang atau rontok ketika terjadinya hujan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang,’’ ujarnya.
‘’Waspada daerah rawan potensi banjir. Terus jaga kesehatan dan daya tahan tubuh mengingat puncak musim hujan untuk wilayah Riau masih berlangsung hingga awal Januari 2024,” imbau Irwansyah.
Selain itu, BMKG juga berharap koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi harus lebih diintensifkan. “Berbagai pihak diharapkan terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG. Pekanbaru,” tegasnya.(sol/kom/ayi/amn/end/das)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru