Healthy City atau bisa disebut dengan kota sehat adalah konsep lama yang diperkenalkan pada kota-kota di Eropa pada tahun 1986 oleh WHO (Word Health Organization). Menyematkan pendekatan healthy city pada perencanaan tata ruang kota pada dasarnya adalah upaya mempersiapkan sustainable development dalam perspektif ruang ekonomi, ruang sosial, dan ruang lingkungan perkotaan yang sehat.
Beberapa kota-kota di dunia menggunakan pendekatan Healthy city dalam konteks yang berbeda. Kota Nagoya di Jepang mengembangkan Healthy city dalam mewujudkan transportasi kota yang sehat, Kota Seoul di Korea mengembangkan Healthy city dalam mewujudkan sanitasi kota yang sehat, dan Tagaytay di Philipina juga sukses mengembangkan kota sehat tanpa asap rokok di dalam ruangan. Healthy city sebagai sebuah pendekatan perencanaan kota yang berkelanjutan juga dapat dipergunakan untuk memahami Pandemi Covid-19 sebagai sebuah kerangka permasalahan global namun dalam aksi lokal.
Dalam perkembangannya, pandemi Covid-19 telah menjadikan Kota Pekanbaru sebagai salah satu zona merah di Provinsi Riau. Berbagai upaya yang dilakukan dalam menekan persebaran virus telah banyak dilakukan, mulai dari pembatasan skala lokal, penutupan akses terhadap ruang publik kota, hingga penyekatan terhadap akses antar wilayah. Pola kehidupan normal baru dengan protokol kesehatan sebagai kebiasaan perilaku hidup sehat pasca pandemi juga sudah diedukasi kepada masyarakat untuk menekan persebaran virus secara lebih luas. Dari serangkaian kebijakan yang sudah dilakukan tersebut ternyata belum sepenuhnya mendapatkan respon yang seragam oleh masyarakat kota. Hal ini ditunjukan dengan masih banyaknya kegiatan-kegiatan masyarakat dalam ruang publik kota yang masih mengabaikan perilaku hidup sehat dalam kenormalan baru.
Sebagai sebuah konsep pendekatan, Healthy city dalam perspektif ruang sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan pada dasarnya juga merupakan upaya untuk mempersiapkan sustainable community. Menumbuhkan pemahaman kepada masyarakat bahwa dalam kelangsungan kehidupan sosial ekonominya, masyarakat memiliki peluang untuk memperbaiki kualitas kehidupan dengan cara mempelajari nilai-nilai dalam permasalahan pandemi yang sudah dan sedang terjadi sebagai cara untuk menguatkan kehidupan di masa depan. Sustainable community tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, namun harus dibangun oleh pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang dirumuskannya. Menyematkan Healthy city dalam pendekatan kebijakan rencana tata ruang kota maupun kebijakan penanganan pandemi dalam perspektif jangka panjang merupakan upaya antisipatif untuk menghadapi tantangan permasalahan global bencana lainnya di masa depan baik berupa bencana alam maupun bencana wabah penyakit.
Pemenuhan terhadap fasilitas kesehatan yang menunjang pergerakan masyarakat baik di dalam wilayah Kota Pekanbaru maupun antar wilayah pada saat-saat tertentu seperti saat arus mudik lebaran merupakan alternatif kebijakan yang perlu dipertimbangkan sebagai upaya awal untuk membangun Sustainable community. Pemenuhan fasilitas kesehatan dalam menunjang pergerakan masyarakat di saat mudik lebaran pada titik-titik perbatasan dengan menggunakan karya anak bangsa yang sangat terjangkau seperti GeNose, merupakan upaya yang dapat diambil untuk memastikan bahwa arus pergerakan masyarakat telah memenuhi persyaratan kesehatan dalam kehidupan normal baru serta dirasakan akan mampu menumbuhkan nilai-nilai keadilan serta tanggungjawab yang besar pada masyarakat untuk lebih peduli terhadap penanganan Covid-19 secara bersama-sama dengan pemerintah.
Pada akhirnya, healthy city melalui pembangunan sustainable community akan memberikan harapan bagi masyarakat dan pemerintah dalam menciptakan kualitas kehidupan baru masyarakat kota yang lebih sehat, berkelanjutan, serta menjadi bagian dalam ketahanan ruang kota dalam melawan pandemi.***
Healthy City atau bisa disebut dengan kota sehat adalah konsep lama yang diperkenalkan pada kota-kota di Eropa pada tahun 1986 oleh WHO (Word Health Organization). Menyematkan pendekatan healthy city pada perencanaan tata ruang kota pada dasarnya adalah upaya mempersiapkan sustainable development dalam perspektif ruang ekonomi, ruang sosial, dan ruang lingkungan perkotaan yang sehat.
Beberapa kota-kota di dunia menggunakan pendekatan Healthy city dalam konteks yang berbeda. Kota Nagoya di Jepang mengembangkan Healthy city dalam mewujudkan transportasi kota yang sehat, Kota Seoul di Korea mengembangkan Healthy city dalam mewujudkan sanitasi kota yang sehat, dan Tagaytay di Philipina juga sukses mengembangkan kota sehat tanpa asap rokok di dalam ruangan. Healthy city sebagai sebuah pendekatan perencanaan kota yang berkelanjutan juga dapat dipergunakan untuk memahami Pandemi Covid-19 sebagai sebuah kerangka permasalahan global namun dalam aksi lokal.
- Advertisement -
Dalam perkembangannya, pandemi Covid-19 telah menjadikan Kota Pekanbaru sebagai salah satu zona merah di Provinsi Riau. Berbagai upaya yang dilakukan dalam menekan persebaran virus telah banyak dilakukan, mulai dari pembatasan skala lokal, penutupan akses terhadap ruang publik kota, hingga penyekatan terhadap akses antar wilayah. Pola kehidupan normal baru dengan protokol kesehatan sebagai kebiasaan perilaku hidup sehat pasca pandemi juga sudah diedukasi kepada masyarakat untuk menekan persebaran virus secara lebih luas. Dari serangkaian kebijakan yang sudah dilakukan tersebut ternyata belum sepenuhnya mendapatkan respon yang seragam oleh masyarakat kota. Hal ini ditunjukan dengan masih banyaknya kegiatan-kegiatan masyarakat dalam ruang publik kota yang masih mengabaikan perilaku hidup sehat dalam kenormalan baru.
Sebagai sebuah konsep pendekatan, Healthy city dalam perspektif ruang sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan pada dasarnya juga merupakan upaya untuk mempersiapkan sustainable community. Menumbuhkan pemahaman kepada masyarakat bahwa dalam kelangsungan kehidupan sosial ekonominya, masyarakat memiliki peluang untuk memperbaiki kualitas kehidupan dengan cara mempelajari nilai-nilai dalam permasalahan pandemi yang sudah dan sedang terjadi sebagai cara untuk menguatkan kehidupan di masa depan. Sustainable community tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, namun harus dibangun oleh pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang dirumuskannya. Menyematkan Healthy city dalam pendekatan kebijakan rencana tata ruang kota maupun kebijakan penanganan pandemi dalam perspektif jangka panjang merupakan upaya antisipatif untuk menghadapi tantangan permasalahan global bencana lainnya di masa depan baik berupa bencana alam maupun bencana wabah penyakit.
- Advertisement -
Pemenuhan terhadap fasilitas kesehatan yang menunjang pergerakan masyarakat baik di dalam wilayah Kota Pekanbaru maupun antar wilayah pada saat-saat tertentu seperti saat arus mudik lebaran merupakan alternatif kebijakan yang perlu dipertimbangkan sebagai upaya awal untuk membangun Sustainable community. Pemenuhan fasilitas kesehatan dalam menunjang pergerakan masyarakat di saat mudik lebaran pada titik-titik perbatasan dengan menggunakan karya anak bangsa yang sangat terjangkau seperti GeNose, merupakan upaya yang dapat diambil untuk memastikan bahwa arus pergerakan masyarakat telah memenuhi persyaratan kesehatan dalam kehidupan normal baru serta dirasakan akan mampu menumbuhkan nilai-nilai keadilan serta tanggungjawab yang besar pada masyarakat untuk lebih peduli terhadap penanganan Covid-19 secara bersama-sama dengan pemerintah.
Pada akhirnya, healthy city melalui pembangunan sustainable community akan memberikan harapan bagi masyarakat dan pemerintah dalam menciptakan kualitas kehidupan baru masyarakat kota yang lebih sehat, berkelanjutan, serta menjadi bagian dalam ketahanan ruang kota dalam melawan pandemi.***