Alhamdulillah, harapan dan keingingan di lubuk hati tersebut dengan izin Allah terkabulkan, untuk dapat berlayar bersama Quangtung Cruise pada hari Ahad, 20 Maret 2021. Tanpa diduga, dan tanpa rencana dari penulis, pihak Persatuan Masyarakat Kuantan Tengah (FMKT) Pekanbaru memutuskan untuk berlayar sambil bertamasya bersama Quantung Cruise, bersamaan dengan acara pembubaran panitia pengukuhan pengurusan FMKT yang baru saja terbentuk sebelumnya.
Ketika, jangkar mulai dilepas pada pukul 13.20, setelah semua peserta melaksanakan Salat Zuhur di musala di samping dermaga Quantung Cruise. Pelayaran tertunda sekejap, yang jadwalnya tepat pukul 13.00 WIB, karena menunggu satu peserta yang terlambat datang dan termasuk pengurus inti FMKT.
Crew kapal juga menceritakan tentang kronologis dari nama Quangtung Cruise secara ringkas, termasuk sejarah nama Quangtung yang terdengar sama-samar oleh penulis karena sudah terpesona dengan suasana kapal, para peserta dan pemandangan di sekitar Sungai Siak. Setidaknya ada beberapa keterangan yang sempat terekam memori penulis. Pertama, nama Quangtung dipelesetkan sedikit dengan nama tempat pemilik berasal, yaitu Kuansing.
Kedua, penamaan Quangtung juga ada kesan nama Cina, dimana menurut pemiliknya bahwa banyak bisnis yang dilakukan etnis Cina membawa keberhasilan di Tanah Air. Ketiga, Quangtung juga dimaknai bahwa Kuantan beruntung. Keempat, Quantung juga diartikan sebagai kota tempat penumpukan barang barang bekas di mana ada kemiripan dengan tempat dermaga kita tuan pekan sekarang, yaitu kota Guangdong di Republik Rakyat Cina (RRC). Kelima, Quangtung juga dapat diartikan sebagai nama tentara Jepang yang tidak terkalahkan pada masanya. Keenam, Quangtung juga bermakna seorang bajak laut yang dermawan dimana hasil rampasan, sebagiannya dibagikan kepada masyarakat miskin.
Kemudian, Aherson, sang pemilik juga menceritakan kronologis lahirnya Quangtung karena bermula dari hobi memancing di Sungai Siak, dan punya dua speedboat untuk memancing. Dan dari bolak-balik mancing, dari naluri bisnisnya apa yang bisa diperbuat di Sungai Siak, berekreasi dan dapat menghasilkan uang. Itulah kemudian yang menjadi cikal bakal Quantung Cruise. Aherson juga menjelaskan, bahwa penggunaan dermaga Quantung Cruise juga bisa terealisaisi setelah memorandum of understanding (MoU) dengan Wali Kota Pekanbaru. Dan menariknya lagi, seluruh kegiatan Quantung Cruise melibatkan penduduk lokal, mulai dari kuliner yang disajikan dalam wisata, gerai toko dan tenaga operasional Quantung Cruise melibatkan kerja sama dengan RT dan RW setempat.
Suatu langkah awal yang sangat tepat dan sesuai dengan filosofi pariwisiata berkelanjutan yang digaungkan pemerintah. Di mana, pariwisata yang juga bisa untuk memberikan kontribusi nyata secara ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan kepada masyarakat lokal. Ekonomi tumbuh secara bersama-sama. Dengan demikian, pariwasata akan daat berkembang secara berkelanjutan di masa yang akan datang.
Kapten kapal yang andal dalam mengemudikan kapal di Sungai Siak yang juga merupakan sungai terdalam di Indonesia serta penuh misteri. Enak belako kata orang Malasyia. Perjalanan selama 1,5 jam mulai dari Jembatan Leighton 1 hingga Leighton 2 dan kembali ke Jembatan Leighton 1 tanpa terasa. Perjalanan dimulai dengan Salat Zuhur di musala samping dermaga dan diakhiri Salat Asar di musola yang sama.
Cuma ada satu musibah kecil, panitia tidak tahu, bahwasanya selama perjalanan dilarang membawa makanan dan minuman dari luar. Padahal panitia konsumsi sudah bertungkus lumus membuat onde-onde dan pastel ala kampuang. Rencananya mau disantap bersama dalam perjalanan akhirnya sirna. Onde mande.***