BULACAN (RIAUPOS.CO) – Pembukaan SEA Games 2019 telah dilangsungkan di Philipphine Arena, Bulacan, Sabtu (30/11) malam. Acara itu berlangsung cukup sederhana untuk sekelas multievent. Dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Filipina Lupang Hinirang, dilanjut dengan pertunjukan tari tradisional singkil yang berasal dari cerita rakyat Maranou yang tinggal di bagian selatan Filipina.
Lalu langsung dilanjut defile atlet mulai Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Timor Leste, Vietnam, dan terakhir tuan rumah Filipina. Sontak seluruh penonton yang hadir langsung bersorak sorai menyambut atlet Filipina yang membawa bendera superbesar. Lagu Manila, Manila diputarkan selama kontingen memasuki stadion.
Untuk defile atlet, Indonesia hanya diwakili tiga cabor yakni floorball, polo air dan obstacle run. Ridjkie Mulia, atlet polo air yang sudah menyumbang emas pertama Indonesia menjadi pembawa bendera. Total ada 250 kontingen Indonesia dalam defile tersebut. “Sengaja. Yang besok (hari ini, red) tanding tidak saya ajak,” kata Chef de Mission Indonesia Harry Warganegara.
Para atlet mengenakan baju kontingen warna merah putih. Sementara untuk ofisial mengenakan baju adat mewakili berbagai daerah di Indonesia. Mulai Lampung, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Riau, Melayu, Bugis, Makassar, Betawi, dan Kalimantan.
Ketua Olimpiade Filipina Abraham Tolentino membuat pernyataan kontroversial dalam sambutannya. Di antara seluruh kekacauan yang terjadi sebelum pembukaan SEA Games, Tolentino mengklaim telah sukses dalam penyelenggaraan.
“Berkat support dari Presiden Rodrigo Duterte, sekarang kami bisa membuka SEA Games terbesar dan terbaik yang ada dalam sejarah,” kata Abraham yang langsung disambut tepuk tangan penonton.
Setelah itu, Duterte resmi membuka SEA Games yang akan berlangsung mulai hari ini hingga ditutup 11 Desember nanti. “Dengan ini saya membuka SEA Games ke-30. Mabuhay kayong lahat (selamat datang semua, red),” ucap Duterte.
Penjagaan polisi untuk pembukaan SEA Games 2019 sangat ketat. Untuk masuk ke dalam Philippine Arena saja harus melewati tiga kali pengecekan barang. Botol, payung, parfum hingga pulpen dilarang masuk. Jika tidak ingin dibuang bisa dititipkan ke bagian penitipan barang di luar arena. Bahkan petugas keamaan sempat melarang lipstik untuk dibawa ke dalam. Katanya bakal mempengaruhi jalannya acara.
Yang paling unik tentu saja tidak adanya akses bagi awak media yang sudah datang jauh-jauh ke Filipina. Mereka harus membeli tiket jika ingin menyaksikan upacara pembukaan. Duduknya pun di tribun penonton. Praktis itu membuat semua awak media dari Indonesia menggerutu. Untuk acara sekelas SEA Games biasanya pasti ada slot terbatas untuk media. Tetapi ini hanya diperuntukkan bagi media pemegang hak siar saja.
Philippine Arena sendiri punya kapasitas 56 ribu penonton. Tetapi banyak sekali bangku yang kosong. Sejak pukul 16.30 waktu setempat seluruh penonton sudah diminta buru-buru untuk masuk ke dalam stadion, karena pintu akan segera tutup. Pukul 18.30 menjelang pembukaan terjadi kegaduhan. Semua penonton yang semula ada di bangku ekonomi turun ke tribun VIP, karena tiket VIP tidak laku.
Salah satu polisi yang enggan disebut namanya berujar hal ini karena hampir tidak ada yang mengisi tribun VIP. “Penjualan sudah dihentikan, sementara bangku masih kosong. Semua penonton diperbolehkan turun,” ucapnya.
Akibatnya penjagaan menjadi longgar. Semua penonton berebut memilih spot terbaik. Tidak ada petugas yang melakukan pengecekan tiket. Bahkan ada yang sampai bisa mendekati bangku VVIP tempat Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Pembukaan berlangsung selama satu setengah jam dan ditutup dengan theme song SEA Games yang berjudul We Win As One.
Naikkan Target Jadi 60 Emas
Sementara itu, Presiden Joko Widodo meminta kontingen SEA Games 2019 menembus peringkat dua di klasemen akhir medali. Permintaan itu direspons cepat oleh Kemenpora dan National Olympic Committee (NOC) Indonesia atau KOI. Untuk menembus posisi runner-up, tentu perolehan medali harus digenjot. Maka, sesaat sebelum opening ceremony, target emas direvisi lagi. Kini menjadi 60 emas!
Itu berarti, sudah tiga kali target SEA Games direvisi. Awalnya, pemerintah bersikap realistis dengan mencanangkan target 45 emas plus finis di posisi keempat. Naik satu setrip dari posisi Indonesia di SEA Games 2017 silam. Lalu, awal November, setelah mendengar laporan cabor-cabor, Menpora baru Zainudin Amali meminta kontingen membawa pulang 54 emas.
Ketua Umum NOC Raja Sapta Oktohari mengatakan tidak takut dengan target baru tersebut. Menurut dia, proyeksi 45 emas merupakan hitungan pesimistis yang berani dipatok oleh cabor. Artinya, mereka menuliskan raihan minimal. Sedangkan jika berdasarkan hitungan rasional, Indonesia bisa menghasilkan hingga 54 emas.
“Tim analisa data menghitung batas rasional, tapi diturunkan jadi minimal. Sekarang diubah jadi maksimal,’’ jelas Okto, sapaan akrab Raja Sapta, ketika ditemui di Diamond Hotel Manila kemarin.