JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Setelah berseteru saling klaim kepengurusan. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya menggelar islah antara kubu Humprey Djemat dengan Suharso Monoarfa.
Saat dikonfirmasi, Ketua Umum PPP Humphrey Djemat mengatakan akan ada musyawarah kerja nasional atau mukernas partai berlogo Kakbah ini. Agendanya adalah islah antara dua kubu yang selama ini berseteru soal kepengurusan.
"Jadi akan ada islah atau penyatuan PPP. Itu menjadi agenda dalam mukernas," ujar Humphrey saat dihubungi awak media, Selasa (19/11).
Kesepakatan islah ini menurut Humphrey setelah dirinya bertemu dengan Suharso Monoarfa. Sehingga pembahasan islah PPP menjadi salah satu agenda penting dalam mukernas nanti.
"Jadi adanya pertemuan antara saya dan Pak Suharso Monoarfa," katanya.
Sementara terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal PPP kubu Suharso Monoarfa, Achmad Baidowi mengatakan sudah tidak ada lagi dualisme di internal partai bernuansa hijau ini. Pembahasan islah rencanakan digelar 14-16 Desember 2019.
"Tidak ada dualisme, dualisme sudah selesai," ujar pria yang akrab disapa Awiek ini.
Dalam mukernas PPP yang salah satu agendanya adalah islah, turut melibatkan DPP, DPW dan juga kepengurusan lainnya. Sehingga islah ini bisa berjalan dengan baik.
"Kemarin kita dapat musibah sebelum pemilu, itu musibah yg sangat berat sekali tetapi alhamdulilah PPP masih lolos. Lalu kita selama lima tahun energi kita habis urus masalah internal, tapi belakangan mulai sadar, hikmahnya dari merosot suara PPP," katanya.
"Jadi kalau masih begini terus PPP akan tenggelam. Maka kemudian timbul kesadaran bersama semua elemen partai harus bersama sama menyelematkan partai ini," pungkasnya.
Sekadar informasi selama ini terjadi dualisme kepengurusan di dalam internal PPP. Kedua kubu Humphrey Djemat mengklaim kepengusan PPP yang sah adalah miliknya. Sementara Suharso Munoarfa pengganti Romahurmuziy juga mengklaim PPP yang sah adalah kepengurusannya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal