- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menang dua laga beruntun, tiga laga berikutnya kalah terus. Menang sekali, dua laga selanjutnya keok. Naik turunnya performa AC Milan musim ini memang konsisten. Alhasil, sudah dua bulan terakhir Rossoneri berkutat di luar sepuluh besar klasemen Serie A.
Kekalahan tipis 0-1 di kandang peraih scudetto delapan musim terakhir, Juventus, pun tetap dianggap mengecewakan. Sebab, Milan yang saat ini terjerembap di peringkat ke-14 dengan 13 poin tidak layak tumbang oleh gol semata wayang Paulo Dybala (77’) pada giornata ke-12 kemarin (11/11).
- Advertisement -
Dari angka-angka statistik, Alessio Romagnoli dkk bermain lebih bagus ketimbang Juve. Meski sama-sama menghasilkan 13 tembakan, tembakan mengarah ke gawang Rossoneri lebih banyak (7 banding 5). Sayang, tim asuhan Stefano Pioli itu tetap nirgol. Bintang Bianconeri Cristiano Ronaldo juga bermain jelek dan ditarik ke luar pada menit ke-55. Gol Dybala pun dicetak dengan kaki kanan, kaki lemahnya.
"(Permainan) kami sudah setara (dengan Juve, Red),’’ ucap Pioli kepada Sky Italia. ’’Kami sudah menunjukkan semuanya. Ketika tak bisa mengubah peluang menjadi gol, kami menanggung sendiri akibatnya," lanjut pelatih yang baru memenangi satu laga Serie A dari lima laga pertamanya tersebut.
Dalam laga kemarin, Pioli memang mencoba segala cara. Setidaknya ada tiga variasi formasi yang diaplikasikan Romagnoli dkk. Dua di antaranya saat menekan. Masing-masing 4-2-3-1 dengan trio Suso, Lucas Paqueta, dan Hakan Calhanoglu sebagai pendukung Krzysztof Piatek. Jika masih kurang, Rade Krunic maju untuk membentuk kuartet menjadi 4-1-4-1. "Aku menggarisbawahi kinerja kami malam ini: kami harus semakin menekan di laga berikutnya," tandas Pioli di laman Pianeta Milan.
- Advertisement -
Semakin terpuruknya Rossoneri membuat fans frustrasi. Seandainya Zlatan Ibrahimovic berhasil digaet pada bursa transfer Januari nanti, Milanisti juga tidak meyakini performa klub milik Elliot Management Corporation tersebut lebih baik. Ibra pernah membawa Milan meraih scudetto pada tahun pertamanya (2010–2011) dari total dua musim berkostum Rossoneri.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menang dua laga beruntun, tiga laga berikutnya kalah terus. Menang sekali, dua laga selanjutnya keok. Naik turunnya performa AC Milan musim ini memang konsisten. Alhasil, sudah dua bulan terakhir Rossoneri berkutat di luar sepuluh besar klasemen Serie A.
Kekalahan tipis 0-1 di kandang peraih scudetto delapan musim terakhir, Juventus, pun tetap dianggap mengecewakan. Sebab, Milan yang saat ini terjerembap di peringkat ke-14 dengan 13 poin tidak layak tumbang oleh gol semata wayang Paulo Dybala (77’) pada giornata ke-12 kemarin (11/11).
- Advertisement -
Dari angka-angka statistik, Alessio Romagnoli dkk bermain lebih bagus ketimbang Juve. Meski sama-sama menghasilkan 13 tembakan, tembakan mengarah ke gawang Rossoneri lebih banyak (7 banding 5). Sayang, tim asuhan Stefano Pioli itu tetap nirgol. Bintang Bianconeri Cristiano Ronaldo juga bermain jelek dan ditarik ke luar pada menit ke-55. Gol Dybala pun dicetak dengan kaki kanan, kaki lemahnya.
"(Permainan) kami sudah setara (dengan Juve, Red),’’ ucap Pioli kepada Sky Italia. ’’Kami sudah menunjukkan semuanya. Ketika tak bisa mengubah peluang menjadi gol, kami menanggung sendiri akibatnya," lanjut pelatih yang baru memenangi satu laga Serie A dari lima laga pertamanya tersebut.
- Advertisement -
Dalam laga kemarin, Pioli memang mencoba segala cara. Setidaknya ada tiga variasi formasi yang diaplikasikan Romagnoli dkk. Dua di antaranya saat menekan. Masing-masing 4-2-3-1 dengan trio Suso, Lucas Paqueta, dan Hakan Calhanoglu sebagai pendukung Krzysztof Piatek. Jika masih kurang, Rade Krunic maju untuk membentuk kuartet menjadi 4-1-4-1. "Aku menggarisbawahi kinerja kami malam ini: kami harus semakin menekan di laga berikutnya," tandas Pioli di laman Pianeta Milan.
Semakin terpuruknya Rossoneri membuat fans frustrasi. Seandainya Zlatan Ibrahimovic berhasil digaet pada bursa transfer Januari nanti, Milanisti juga tidak meyakini performa klub milik Elliot Management Corporation tersebut lebih baik. Ibra pernah membawa Milan meraih scudetto pada tahun pertamanya (2010–2011) dari total dua musim berkostum Rossoneri.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal