Jumat, 20 September 2024

Kurangi Penggunaan Kayu, Kotoran Gajah Jadi Bahan Kertas di Aek Nauli

AEK NAULI (RIAUPOS.CO) — Sampai saat ini, kayu masih jadi bahan baku utama produksi kertas global. Hal ini tentu saja berdampak bagi lingkungan dan keanekaragaman hayati. Untuk mengurangi dampak tersebut, pembuatan kertas menggunakan serat non kayu menjadi solusi, salah satunya dari kotoran gajah seperti yang ditawarkan Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli.

Kotoran gajah merupakan limbah yang banyak ditemukan di Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) yang berada di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli. Mengolah kotoran empat ekor gajah yang ada di sana menjadi produk yang bermanfaat seperti kertas, menjadi peluang yang bagus dan bermanfaat.

“Seekor gajah dapat menghasilkan hingga 240 pon (110 kg) kotoran per hari. Kotoran yang dihasilkan per hari dapat digunakan untuk memproduksi sekitar 265 lembaran kertas dengan ukuran rata-rata panjang 30 inci lebar 25 inci. Kertas kotoran gajah umumnya dapat digunakan untuk membuat berbagai macam produk kertas, mulai dari kertas tulis biasa, buku harian, dan buku memo besar,” jelas Erwin Patriot Manik, Teknisi Litkyasa BP2LHK Aek Nauli yang menangani pengolahan limbah gajah.

Baca Juga:  PT SRL Siapkan 100 Juta untuk Desa Bebas Api

Menurut Manik, walaupun mudah tapi cukup banyak tahapan yang dilakukan dalam pembuatan kertas kotoran gajah. Mulai dari tahapan awal berupa pengumpulan material berupa kotoran gajah, kertas bekas, karton, dll, hingga penjemuran dan penyimpanan kertas yang sudah jadi pada lemari penyimpanan. Tahapan ini memakan waktu hanya beberapa jam saja, tapi bisa juga seharian jika cuaca saat penjemuran kertas tidak mendukung.

- Advertisement -

Pengolahan limbah kotoran gajah menjadi kertas di BP2LHK Aek Nauli masih terus berjalan dan dikembangkan. Kertas yang dihasilkan masih berupa lembaran dengan berbagai ukuran dan warna. Kedepannya kertas tersebut akan dibuat lebih tebal, sehingga bisa dijadikan sebagai bahan untuk tas souvenir (paper bag).

Baca Juga:  3.169 Jemaah Haji Bertolak ke Arab Saudi

“Nanti, paper bag ini selain untuk dipamerkan, juga bisa kita jual lewat koperasi kepada pengunjung yang datang, terutama pelajar dan mahasiswa. Paling tidak kita sudah ikut mengajarkan kepada mereka untuk mengurangi sampah kantong plastik dengan penggunaan tas yang ramah lingkungan,” tambahnya.

- Advertisement -

Selain itu, saat ini limbah kotoran gajah di KHDTK Aek Nauli juga diolah menjadi pupuk kompos, sementara sisa pakan gajah (pelepah sawit) diolah menjadi kerajinan dan sebagian diolah menjadi asap cair.(ADV)

 

AEK NAULI (RIAUPOS.CO) — Sampai saat ini, kayu masih jadi bahan baku utama produksi kertas global. Hal ini tentu saja berdampak bagi lingkungan dan keanekaragaman hayati. Untuk mengurangi dampak tersebut, pembuatan kertas menggunakan serat non kayu menjadi solusi, salah satunya dari kotoran gajah seperti yang ditawarkan Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli.

Kotoran gajah merupakan limbah yang banyak ditemukan di Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) yang berada di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli. Mengolah kotoran empat ekor gajah yang ada di sana menjadi produk yang bermanfaat seperti kertas, menjadi peluang yang bagus dan bermanfaat.

“Seekor gajah dapat menghasilkan hingga 240 pon (110 kg) kotoran per hari. Kotoran yang dihasilkan per hari dapat digunakan untuk memproduksi sekitar 265 lembaran kertas dengan ukuran rata-rata panjang 30 inci lebar 25 inci. Kertas kotoran gajah umumnya dapat digunakan untuk membuat berbagai macam produk kertas, mulai dari kertas tulis biasa, buku harian, dan buku memo besar,” jelas Erwin Patriot Manik, Teknisi Litkyasa BP2LHK Aek Nauli yang menangani pengolahan limbah gajah.

Baca Juga:  3.169 Jemaah Haji Bertolak ke Arab Saudi

Menurut Manik, walaupun mudah tapi cukup banyak tahapan yang dilakukan dalam pembuatan kertas kotoran gajah. Mulai dari tahapan awal berupa pengumpulan material berupa kotoran gajah, kertas bekas, karton, dll, hingga penjemuran dan penyimpanan kertas yang sudah jadi pada lemari penyimpanan. Tahapan ini memakan waktu hanya beberapa jam saja, tapi bisa juga seharian jika cuaca saat penjemuran kertas tidak mendukung.

Pengolahan limbah kotoran gajah menjadi kertas di BP2LHK Aek Nauli masih terus berjalan dan dikembangkan. Kertas yang dihasilkan masih berupa lembaran dengan berbagai ukuran dan warna. Kedepannya kertas tersebut akan dibuat lebih tebal, sehingga bisa dijadikan sebagai bahan untuk tas souvenir (paper bag).

Baca Juga:  PT SRL Siapkan 100 Juta untuk Desa Bebas Api

“Nanti, paper bag ini selain untuk dipamerkan, juga bisa kita jual lewat koperasi kepada pengunjung yang datang, terutama pelajar dan mahasiswa. Paling tidak kita sudah ikut mengajarkan kepada mereka untuk mengurangi sampah kantong plastik dengan penggunaan tas yang ramah lingkungan,” tambahnya.

Selain itu, saat ini limbah kotoran gajah di KHDTK Aek Nauli juga diolah menjadi pupuk kompos, sementara sisa pakan gajah (pelepah sawit) diolah menjadi kerajinan dan sebagian diolah menjadi asap cair.(ADV)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari