JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kenaikan berat badan saat hamilmerupakan kondisi yang sangat normal seiring perkembangan janin. Namun, lain cerita bila sampai obesitas yang bisa membahayakan kehamilan.
Agar tak mengalaminya, mari ketahui apa saja hal-hal yang bisa menjadi penyebab obesitas saat hamil.
Ketika hamil, umumnya wanita dianjurkan untuk menaikkan berat badan agar janin mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya. Namun, kenaikan berat badan ini harus diperhatikan agar tidak kebablasan menjadi obesitas.
Untuk menentukan kenaikan berat badan yang masih normal pada ibu hamil, Anda harus mengetahui terlebih dahulu status indeks massa tubuh (IMS atau BMI) sebelum hamil. Dari situ, dokter baru dapat menentukan berapa kenaikan berat badan yang sehat.
Obesitas dalam kehamilan terjadi apabila seseorang memiliki BMI 30 kg/m2 atau lebih. Umumnya, perhitungan ini dilakukan saat pemeriksaan kehamilan pertama kali. Obesitas dapat dibagi lebih lanjut menjadi tiga kelas, yaitu kelas I (BMI 30,0-34,9), kelas II (BMI 35,0-39,9), dan kelas III atau (BMI 40 dan lebih).
Berat badan yang ideal saat hamil
Agar terhindar dari obesitas saat hamil, Anda harus tahu berapa kenaikan berat badan yang masih dapat dikatakan normal, yaitu:
Pada wanita yang memiliki berat badan kurang, disarankan menaikkan bobotnya antara 13-18 kg.
Pada wanita yang memiliki berat badan normal, batasi kenaikan berat badan antara 11,5-16 kg.
Pada wanita yang memiliki berat badan berlebih, batasi kenaikan berat badan hanya 7-11,5 kg.
Pada wanita yang memiliki obesitas, sebaiknya penambahan berat badan hanya sebesar 5-9 kg.
Penyebab obesitas saat hamil
Secara umum, ada beberapa kondisi yang menyebabkan wanita hamil mengalami kenaikan berat badan yang tidak wajar.
1. Konsumsi makanan secara berlebih dan tidak bernutrisi tinggi
Dikatakan oleh dr. Karin Wiradarma, M.Gizi, dari KlikDokter, obesitas pada ibu hamil biasanya diakibatkan oleh makan berlebih dan mengonsumsi makanan yang minim gizi.
“Obesitas bisa dialami ibu hamil terlalu sering mengonsumsi makanan tidak sehat dan tidak bernutrisi baik seperti makanan manis, makanan berlemak, dan makanan berminyak,” katanya.
Meski hamil, tetapi bukan berarti porsi makan mesti dobel atau makan sebanyak-banyaknya.
“Biasanya, ibu hamil hanya membutuhkan tambahan sekitar 300 kalori per hari pada trimester dua dan 500 kalori per hari pada trimester tiga,” lanjutnya.
2. Kurang olahraga
Juga dari KlikDokter, dr. Andika Widyatama mengingatkan kalau hamil bukanlah halangan untuk berolahraga. Ibu hamil tetap harus olahraga secara rutin.
“Olahraga dapat meningkatkan kecepatan metabolisme dan membakar kalori dari tubuh. Ibu hamil dapat melakukan olahraga aerobik seperti jalan, joging, berenang, bersepeda, dan yoga. Namun, sebelum mulai berolahraga, sebaiknya ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sesuai kondisi kehamilannya,” kata dr. Andika.
3. Kurang tidur
Waktu tidur yang kurang dapat menyebabkan perubahan fungsi hormon. Kurang tidur memicu penurunan kadar hormon leptin dan meningkatkan hormon grelin, yang pada akhirnya menimbulkan rasa lapar. Demikian kata dr. Andika.
Meski begitu, dr. Andika mengingatkan untuk tidak tidur berlebihan karena berisiko menyebabkan obesitas akibat aktivitas fisik ibu yang berkurang.
4. Sering melewatkan sarapan
Sarapan memegang peranan penting dalam proses metabolisme tubuh.
“Pada pagi hari, kecepatan metabolisme kembali berjalan cepat, termasuk saat proses pembakaran kalori. Selain itu, sarapan dapat bermanfaat dalam meningkatkan pertumbuhan otak dan janin hingga 25 persen,” ungkap dr. Andika.
5. Stres emosional
Saat sedang stres, kelenjar adrenal akan memproduksi hormon stres, yaitu kortisol dan adrenalin.
“Hormon adrenalin memang dapat menimbulkan penurun nafsu makan sementara. Namun, pada kondisi stres yang berkepanjangan, ini dapat meningkatkan produksi hormon kortisol yang dapat memicu rasa lapar, sehingga risiko terjadinya peningkatan berat badan pun meningkat,” dr. Andika menjelaskan.
Demikianlah sejumlah penyebab obesitas saat hamil. Untuk menghindarinya, ibu hamil direkomendasikan untuk cek BMI dan konsultasi dengan dokter mengenai batasan kenaikan berat badan yang aman.
Selain itu, pastikan menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik rutin, tidur cukup, tidak melewatkan sarapan sehat, serta mampu mengelola stres dengan baik. Kontrol kehamilan rutin.(MS/RN/klikdokter)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal