JAKARTA(RIAUPOS.CO)- Sakit betis dapat terjadi setelah Anda menjalani aktivitas yang padat atau berat. Nyeri yang dirasakan pun dapat berbeda, mulai dari pegal ringan hingga merasa sakit seperti tertusuk-tusuk. Kondisi ini juga dapat memicu nyeri di sekitar lutut, pergelangan kaki, maupun punggung dan telapak kaki.
Ada pula gangguan pada punggung—yang terkadang tidak dirasa nyeri—yang dapat menyebabkan sakit pada betis. Rasa nyeri ini dideskripsikan seperti adanya rasa tajam, panas, maupun terbakar, yang terdapat di betis bagian belakang. Saat ini terjadi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Mengatasi sakit betis
Jika Anda merasakan nyeri betis, perhatikan gejalanya. Apakah nyeri itu menetap, yakni lebih dari 1 bulan, dan bertambah berat? Jika iya, Anda mungkin tidak menanganinya sendiri dan membutuhkan bantuan medis.
Namun jika tidak, dalam 24-48 jam pertama setelah suatu cedera betis, Anda dapat berusaha untuk:
Mengistirahatkan betis, tapi tidak dalam waktu lama atau berhenti bergerak sama sekali.
Gerakkan pergelangan kaki dan lutut secara hati-hati selama 10-20 detik setiap jam, ketika Anda sedang terjaga. Menggunakan kompres es pada bagian yang cedera selama 10-20 menit tiap 2 jam.
Selanjutnya, setelah 48 jam pertama Anda dapat melakukan:
Menggerakkan betis lebih banyak, seperti jalan kaki biasa. Tindakan ini akan membantu betis Anda aktif kembali dan mengurangi rasa nyeri.Kembali ke rutinitas Anda, seperti melakukan hobi maupun pekerjaan. Hal ini penting dan merupakan cara terbaik untuk cepat pulih.
Ketika menaiki tangga, kurangi beban pada betis dengan melangkahkan kaki yang sehat di depan. Jika terdapat susuran tangga, gunakan sebagai pegangan.
Ketika menuruni tangga, kurangi beban pada betis dengan melangkahkan kaki yang sakit di depan. Gunakan susuran tangga untuk menopang Anda.
Selain cara-cara di atas, hindari olahraga maupun angkat beban berat hingga rasa tidak nyaman sudah berkurang. Ingatlah untuk selalu melakukan peregangan atau pemanasan sebelum memulai olahraga untuk mencegah cedera.
Segera ke dokter jika
Meski dalam kebanyakan kasus sakit betis adalah masalah ringan, bukan berarti Anda bisa selalu menyepelekannya. Hati-hati, segeralah ke dokter atau mendapatkan pertolongan medis jika Anda mengalami:
Betis yang terasa panas, membengkak, atau nyeri ketika disentuh, terutama jika Anda tidak ingat apa yang menyebabkan cedera
-Betis terasa lebih dingin dari biasanya, dan atau pucat
-Betis terasa lemah, tidak dapat menunjang berat badan Anda
-Anda tidak dapat berjinjit (tumit tidak dapat terangkat dari lantai)
-Betis terasa kesemutan maupun mati rasa
-Terdapat penumpukan cairan pada betis yang menyebabkan bengkak
-Kedua betis Anda membengkak, dan Anda merasakan kesulitan bernafas
-Betis terasa nyeri saat maupun setelah berjalan
Selain kondisi di atas, Anda juga wajib waspada saat alami varises atau melihat pembuluh darah secara sangat jelas di betis. Kalau Anda mengalami hal-hal di atas, segera periksakan ke dokter.
Perhatikan terutama setelah Anda duduk dalam jangka waktu lama, seperti bepergian jarak jauh dengan pesawat. Bisa jadi Anda telah mengalami gangguan kesehatan yang lebih serius.
Itulah beberapa cara yang dapat Anda lakukan sendiri untuk mengatasi sakit betis. Selama masa pemulihan, sebaiknya lebih berhati-hatilah untuk mengurangi risiko cedera lagi.
Anda juga bisa mempertahankan kebugaran, yakni menjaga otot serta sendi tetap kuat dan lentur dengan berolahraga teratur. Namun sebaiknya, olahraga disesuaikan dengan kemampuan Anda. Jangan dipaksakan agar tak membuat sakit betis Anda semakin parah.
Sumber: Klikdokter
Editor: Deslina