JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sidang paripurna MPR dengan agenda pembentukan fraksi-fraksi dan kelompok DPD kemarin (2/10) seharusnya dimulai pukul 10.00. Namun, sidang tak kunjung bisa dimulai. Sebab, berdasar laporan sekretariat MPR, jumlah anggota yang hadir sangat minim.
”Laporan bagian Setjen (sekretariat jenderal, Red) MPR tidak lebih dari seratus anggota,” ungkap Hillary Brigitta Lasut, pimpinan sidang sementara. Jumlah tersebut tentu tidak memenuhi kuorum. Sidang pun diskors sekitar 30 menit.
Setelah lewat masa skors, beberapa anggota DPR dan DPD mulai berdatangan memasuki ruang sidang. Sekitar pukul 10.40 WIB sidang kembali dilanjutkan. Berdasar data presensi yang dibacakan, jumlah anggota yang hadir mencapai 376 orang. Artinya, di antara 711 anggota gabungan DPR dan DPD, yang tidak hadir mencapai 335 anggota. ”Jumlah itu sudah cukup untuk melanjutkan sidang karena sudah mencapai kuorum,” ujar Hillary.
Bahkan, Hillary harus memimpin sidang sendirian. Sebab, pimpinan sidang sementara lainnya, Sabam Sirait, juga absen. Anggota DPD yang usianya genap 83 tahun pada 13 Oktober nanti itu tidak masuk dengan alasan sakit.
”Beliau kan memang sudah sepuh. Mungkin karena kelelahan saat hari pelantikan, seharian full,” tutur legislator 23 tahun tersebut.
Hillary mengaku prihatin dengan maraknya anggota DPR yang absen. Kondisi itu dinilai sangat tidak elok. Apalagi, mereka baru saja dilantik. Seharusnya para wakil rakyat itu sedang semangat-semangatnya karena baru saja menjabat. ”Terus terang saya prihatin juga sih. Apalagi di tengah citra DPR yang buruk seperti sekarang. Ini sangat disayangkan,” ucapnya.
Dia tidak keberatan media memberitakan DPR yang bolos masal tersebut. Sebab, pemberitaan itu akan menjadi teguran bagi dewan untuk memperbaiki citra negatif yang selama ini masih melekat. ”Masyarakat di dapil akan menilai,” tegas jebolan magister Washington University, Amerika Serikat, itu.
Pemandangan kursi kosong saat rapat juga terjadi ketika DPR menggelar sidang paripurna perdana pada Selasa malam (1/10). Berdasar data presensi Setjen DPR, jumlah yang hadir hanya 285 di antara total 575 anggota DPR. Artinya, yang tidak hadir mencapai 290 orang atau 50,43 persen anggota dewan bolos di rapat paripurna perdana dengan agenda pengesahan Ketua DPR Puan Maharani itu.
Bagaimana mengatasi kebiasaan membolos anggota DPR tersebut? Puan Maharani menegaskan bahwa itu terkait dengan komitmen anggota dewan. Dia meminta para pimpinan fraksi dapat mendorong anggota menghadiri rapat-rapat paripurna. ”Ke depan, saya mengharapkan komitmen pimpinan fraksi supaya mengimbau anggotanya untuk aktif,” kata Puan.
Bersama pimpinan DPR lainnya, dia berjanji mencari formula agar anggota dewan memiliki komitmen untuk hadir dalam rapat. Namun, di sisi lain, menurut Puan, ketidakhadiran anggota DPR bisa dimaklumi. Sebab, mereka juga memiliki tugas dan kewajiban turun ke dapil masing-masing. ”Kami komitmen untuk itu. Namun, perlu juga diketahui bahwa setiap anggota punya konstituen sehingga wajib turun ke dapil,” tegas politikus PDI Perjuangan tersebut.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman