Sejak Ahad (26/5), penanganan musibah akibat galodo atau banjir bandang di Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat sudah memasuki masa perpanjangan tanggap darurat. Masa perpanjangan ini akan berlangsung untuk 14 hari ke depan.
Kamis (9/5) hari libur nasional menjadi akhir pekan panjang bagi warga yang menghabiskan waktu untuk sekadar liburan, menghadiri undangan acara atau sekadar silaturahmi di wilayah Sumatera Barat. Daerah yang ditempuh sekitar 4-5 jam perjalanan darat dari Kota Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau.
Ketua DPRD Siak Indra Gunawan ikut berduka atas musibah galodo yang menerjang Agam dan Tanah Datar. Lahar dingin menerabas perumahan, ladang, sawah, dan rumah ibadah. Jalanan berubah menjadi air bah yang kehitaman bercampur material batu dan kayu. Menerjang apa saja yang mengalangi jalannya galodo, dan korban pun berjatuhan.
GALODO yang menimpa Kabupaten Agam dan Tanah Datar pada akhir pekan lalu sangat dahsyat. Galodo atau banjir bandang bercampur batu, kayu dan material yang datang secara tiba-tiba tersebut langsung menyapu bangunan, hewan, lahan pertanian hingga manusia. Saking derasnya air bah, ada korban yang hanyut ditemukan hingga ke laut Padang.
MASYARAKAT Sumatera Barat (Sumbar) berduka. Bencana yang datang silih berganti seakan mencapai puncaknya dengan musibah banjir lahar dingin dari Gunung Marapi, Sabtu (11/5). Air bah bercampur tanah, batu, kayu dan material lainnya yang dinamakan galodo oleh masyarakat setempat, menimpa beberapa kawasan di daerah Kabupaten Agam dan Tanah Datar.