Minggu, 7 Juli 2024

Pengungsi Korban Galodo Mulai Terserang Gatal-Gatal

TANAH DATAR (RIAUPOS.CO) – Sejak Ahad (26/5), penanganan musibah akibat galodo atau banjir bandang di Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat sudah memasuki masa perpanjangan tanggap darurat. Masa perpanjangan ini akan berlangsung untuk 14 hari ke depan.

Untuk itu, Forkopimda Tanahdatar yang dipimpin Bupati Tanahdatar Eka Putra, bersama asisten, kepala OPD, Basarnas, dan beberapa unsur lainnya menggelar rapat evaluasi terkait penanganan musibah ini di Gedung Indo Jolito, Batusangkar, Ahad (26/5).

- Advertisement -

Dalam rapat tersebut dibahas beberapa hal penting. Seperti pencarian korban hilang akan masih terus dilakukan, penanganan pengungsi, distribusi bantuan, normalisasi daerah aliran sungai dan juga rencana relokasi rumah yang terdampak banjir bandang.

”Dalam rapat evaluasi ini kami menyampaikan, percarian korban hilang masih dilakukan di beberapa titik yang sudah ditentukan. Terkait relokasi lahan sudah disiapkan, lebih kurang 10 hektare,” Eka Putra.

Begitu juga dengan pembersihan material banjir bandang di rumah-rumah penduduk, rumah ibadah dan fasilitas umum lainnya, masih terus dilakukan. Untuk tumpukan material seperti kayu lumpur dan lainnya juga sudah disiapkan lahan lebih kurang satu hektar.

- Advertisement -

Terkait pengungsi yang sudah 14 hari pasca-galodo atau banjir bandang tinggal di tempat pengungsian, kini sudah ada yang mengalami sakit seperti gatal-gatal. Hunian sementara pun sedang dipersiapkan. Begitu juga pendistribusian air bersih dibantu mobil tanki PMI, pemeriksaan kesehatan oleh tim medis dan tak kalah penting trauma healing yang terus
dilakukan.

Terkait pencarian 10 korban hilang, dikatakan masih belum ada titik terang namun pencarian masih terus dilakukan. Pada sektor B areal pencarian sekitar lebih kurang enam kilometer di Sungai Jambu-Parambahan, pencarian menggunakan peralatan SAR air dan kelengkapan APD lainnya hasilnya masih nihil.

Damdim 0307 Tanahdatar Letkol Inf Agus Priyo Pujo Sumedi mengatakan, menyikapi terkait
informasi yang disampaikan kepada masyarakat harus jelas seperti halnya pemberitaan media. Baik cetak maupun elektronik. Sehingga masyarakat tidak keliru, kejadiannya di mana dan tindakannya apa.

Dandim juga minta untuk segera menindaklanjuti segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat. Seperti halnya dengan rapat evaluasi jangan menunda-nunda apalagi dimasa tanggap darurat.

Baca Juga:  Polda Riau Kirim 3 Truk Bantuan Korban Bencana Alam ke Sumatera Barat

Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) mengerahkan alat berat hagglunds dalam operasi khusus lanjutan pencarian 10 korban hilang bencana banjir lahar dingin dan banjir bandang di Tanahdatar.

Pengurus PMI Sumbar Hidayatul Irwan mengatakan, PMI sengaja mengerahkan hagglunds untuk mem-back up tim SAR gabungan dalam pencarian 10 korban yang masih dinyatakan hilang di daerah yang dipenuhi lumpur pasca galodo di Manunggal, Kecamatan Limakaum.

”Hagglunds memang kita menggunakan di medan berlumpur, berair, gunanya di operasi khusus lanjutan pencarian 10 korban di Tanahdatar di sektor C (Lima Kaum) mem-back up tim SAR gabungan,” katanya.

Menurutnya, Hagglunds akan dapat membantu tim gabungan dalam mengirimkan bantuan logistik maupun personel dalam operasi pencarian korban, juga membawa jenazah dari titik atau daerah penemuan.

”Nanti gunanya ini di situasi jalan seperti berlumpur bisa kita gunakan untuk suplai logistik, personal. Kalau ketemu jenazah, misalnya jauh lokasinya, nah kan ini perlu tenaga membawanya. Makanya kita gunakan alat hagglunds ini. Nanti kita berdayakan ini semoga dapat membantu Tim SAR gabungan yang saat ini masih melanjutkan pekerjaannya mencari saudara-saudara kita yang masih belum ditemukan,” jelas Hidayat.

Lebih lanjut, dia menyebut, tim SAR gabungan masih melanjutkan penyisiran di lokasi terdampak galodo untuk mencari 10 korban yang masih dinyatakan hilang. ”Kita melakukan pencarian per area. Setiap area kita cari dan gali dengan ekskavator. Semua daerah ini akan kita sisir, penyisiran bukan dengan jalan lagi tapi tanahnya kita balik, ternyata beberapa sudah temukan seperti sepeda motor,” ujarnya.

36 Unit Jembatan Rusak

Musibah banjir bandang dan longsor di Tanahdatar tidak hanya menyebabkan korban jiwa, harta dan benda. Namun juga kerusakan berbagai infrastruktur. Salah satunya jembatan.

Tercatat 36 unit jembatan mengalami kerusakan ringan sampai berat. Salah satunya jembatan penghubung sekaligus pintu masuk ke Nagari Singgalang dari kota Padangpanjang.

Wali Nagari Singgalang, Seri Mesra menyampaikan, jembatan penghubung Nagari Singgalang dan Kota Padangpanjang via Lubuk Mata Kucing kondisinya rusak tergeser karena banjir bandang beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Banjir Bandang di Rohul, Longsor di Kampar

”Jembatan ini akses utama kami yang terdekat ke kota Padangpanjang. Meski masih bisa dilalui kendaraan roda dua, kami khawatir tidak bisa dilewati kendaraan roda empat,” sampainya.

Menjawab itu Eka Putra mengatakan, akan menugaskan dinas PU PR untuk menyurvei kondisi jembatan penghubung tersebut. ”Memang akibat bencana banjir bandang dan galodo banyak jembatan yang rusak bahkan dihanyutkan air. Dan, jembatan ini salah satu yang rusak, kita akan kaji kondisi dan langkah antisipasinya,” katanya.

Dia menambahkan, untuk saat ini diharapkan masyarakat memanfaatkan alternatif jalan lain via Nagari Kotolaweh yang sudah dipasang jembatan bailey.

”Untuk sementara, memanfaatkan jalur alternatif via Nagari Kotolaweh. Karena jembatan via Lubuk Mata Kucing sekiranya diperbaiki akan memakan waktu relatif lama dan lagian kondisi jalan pun di lokasi itu terputus tidak bisa dilalui kendaraan,” ungkapnya.

Meskipun begitu, kata Eka, ia telah mencatat tentang kondisi jembatan tersebut. Sekiranya memang perlu di bangun baru, akan diambil langkah tersebut.

”Saya minta masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana yang bisa terjadi kapan saja. Terutama banjir bandang dan longsor. Segera jauhi dan tingkatkan kewaspadaan ketika beraktivitas di bantaran sungai, apalagi terjadi hujan,” pesannya.

Sementara itu jembatan penghubung jalan dari Batusangkar ke Padangpanjang via Simpang Manunggal telah bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat. Meski begitu, jalur itu dapat dilalui dengan sistem buka tutup.

Dari pantauan Ahad (26/5) sore, jalur ini banyak dilalui oleh kendaraan dari arah Batusangkar ke Padangpanjang ataupun sebaliknya. Jalur ini juga merupakan akses ke Kampus II UIN Mahmud Yunus Batusangkar, serta beberapa nagari lainnya di Pariangan, Batipuh, dan Limakaum.

Sedangkan jembatan panti yang menghubungkan Batusangkar ke Ombilin via Rambatan ditutup habis, karena kondisi jembatan sudah retak. Akses ke Rambatan bisa dilalui via jalur lain yang biasa disebut warga dengan jalur Texas yang menghubungkan Limakaum dan Rambatan.(stg/rpg)

TANAH DATAR (RIAUPOS.CO) – Sejak Ahad (26/5), penanganan musibah akibat galodo atau banjir bandang di Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat sudah memasuki masa perpanjangan tanggap darurat. Masa perpanjangan ini akan berlangsung untuk 14 hari ke depan.

Untuk itu, Forkopimda Tanahdatar yang dipimpin Bupati Tanahdatar Eka Putra, bersama asisten, kepala OPD, Basarnas, dan beberapa unsur lainnya menggelar rapat evaluasi terkait penanganan musibah ini di Gedung Indo Jolito, Batusangkar, Ahad (26/5).

Dalam rapat tersebut dibahas beberapa hal penting. Seperti pencarian korban hilang akan masih terus dilakukan, penanganan pengungsi, distribusi bantuan, normalisasi daerah aliran sungai dan juga rencana relokasi rumah yang terdampak banjir bandang.

”Dalam rapat evaluasi ini kami menyampaikan, percarian korban hilang masih dilakukan di beberapa titik yang sudah ditentukan. Terkait relokasi lahan sudah disiapkan, lebih kurang 10 hektare,” Eka Putra.

Begitu juga dengan pembersihan material banjir bandang di rumah-rumah penduduk, rumah ibadah dan fasilitas umum lainnya, masih terus dilakukan. Untuk tumpukan material seperti kayu lumpur dan lainnya juga sudah disiapkan lahan lebih kurang satu hektar.

Terkait pengungsi yang sudah 14 hari pasca-galodo atau banjir bandang tinggal di tempat pengungsian, kini sudah ada yang mengalami sakit seperti gatal-gatal. Hunian sementara pun sedang dipersiapkan. Begitu juga pendistribusian air bersih dibantu mobil tanki PMI, pemeriksaan kesehatan oleh tim medis dan tak kalah penting trauma healing yang terus
dilakukan.

Terkait pencarian 10 korban hilang, dikatakan masih belum ada titik terang namun pencarian masih terus dilakukan. Pada sektor B areal pencarian sekitar lebih kurang enam kilometer di Sungai Jambu-Parambahan, pencarian menggunakan peralatan SAR air dan kelengkapan APD lainnya hasilnya masih nihil.

Damdim 0307 Tanahdatar Letkol Inf Agus Priyo Pujo Sumedi mengatakan, menyikapi terkait
informasi yang disampaikan kepada masyarakat harus jelas seperti halnya pemberitaan media. Baik cetak maupun elektronik. Sehingga masyarakat tidak keliru, kejadiannya di mana dan tindakannya apa.

Dandim juga minta untuk segera menindaklanjuti segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat. Seperti halnya dengan rapat evaluasi jangan menunda-nunda apalagi dimasa tanggap darurat.

Baca Juga:  Korban Galodo Ditemukan di Laut Padang

Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) mengerahkan alat berat hagglunds dalam operasi khusus lanjutan pencarian 10 korban hilang bencana banjir lahar dingin dan banjir bandang di Tanahdatar.

Pengurus PMI Sumbar Hidayatul Irwan mengatakan, PMI sengaja mengerahkan hagglunds untuk mem-back up tim SAR gabungan dalam pencarian 10 korban yang masih dinyatakan hilang di daerah yang dipenuhi lumpur pasca galodo di Manunggal, Kecamatan Limakaum.

”Hagglunds memang kita menggunakan di medan berlumpur, berair, gunanya di operasi khusus lanjutan pencarian 10 korban di Tanahdatar di sektor C (Lima Kaum) mem-back up tim SAR gabungan,” katanya.

Menurutnya, Hagglunds akan dapat membantu tim gabungan dalam mengirimkan bantuan logistik maupun personel dalam operasi pencarian korban, juga membawa jenazah dari titik atau daerah penemuan.

”Nanti gunanya ini di situasi jalan seperti berlumpur bisa kita gunakan untuk suplai logistik, personal. Kalau ketemu jenazah, misalnya jauh lokasinya, nah kan ini perlu tenaga membawanya. Makanya kita gunakan alat hagglunds ini. Nanti kita berdayakan ini semoga dapat membantu Tim SAR gabungan yang saat ini masih melanjutkan pekerjaannya mencari saudara-saudara kita yang masih belum ditemukan,” jelas Hidayat.

Lebih lanjut, dia menyebut, tim SAR gabungan masih melanjutkan penyisiran di lokasi terdampak galodo untuk mencari 10 korban yang masih dinyatakan hilang. ”Kita melakukan pencarian per area. Setiap area kita cari dan gali dengan ekskavator. Semua daerah ini akan kita sisir, penyisiran bukan dengan jalan lagi tapi tanahnya kita balik, ternyata beberapa sudah temukan seperti sepeda motor,” ujarnya.

36 Unit Jembatan Rusak

Musibah banjir bandang dan longsor di Tanahdatar tidak hanya menyebabkan korban jiwa, harta dan benda. Namun juga kerusakan berbagai infrastruktur. Salah satunya jembatan.

Tercatat 36 unit jembatan mengalami kerusakan ringan sampai berat. Salah satunya jembatan penghubung sekaligus pintu masuk ke Nagari Singgalang dari kota Padangpanjang.

Wali Nagari Singgalang, Seri Mesra menyampaikan, jembatan penghubung Nagari Singgalang dan Kota Padangpanjang via Lubuk Mata Kucing kondisinya rusak tergeser karena banjir bandang beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Agam Dikepung Banjir dan Longsor

”Jembatan ini akses utama kami yang terdekat ke kota Padangpanjang. Meski masih bisa dilalui kendaraan roda dua, kami khawatir tidak bisa dilewati kendaraan roda empat,” sampainya.

Menjawab itu Eka Putra mengatakan, akan menugaskan dinas PU PR untuk menyurvei kondisi jembatan penghubung tersebut. ”Memang akibat bencana banjir bandang dan galodo banyak jembatan yang rusak bahkan dihanyutkan air. Dan, jembatan ini salah satu yang rusak, kita akan kaji kondisi dan langkah antisipasinya,” katanya.

Dia menambahkan, untuk saat ini diharapkan masyarakat memanfaatkan alternatif jalan lain via Nagari Kotolaweh yang sudah dipasang jembatan bailey.

”Untuk sementara, memanfaatkan jalur alternatif via Nagari Kotolaweh. Karena jembatan via Lubuk Mata Kucing sekiranya diperbaiki akan memakan waktu relatif lama dan lagian kondisi jalan pun di lokasi itu terputus tidak bisa dilalui kendaraan,” ungkapnya.

Meskipun begitu, kata Eka, ia telah mencatat tentang kondisi jembatan tersebut. Sekiranya memang perlu di bangun baru, akan diambil langkah tersebut.

”Saya minta masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana yang bisa terjadi kapan saja. Terutama banjir bandang dan longsor. Segera jauhi dan tingkatkan kewaspadaan ketika beraktivitas di bantaran sungai, apalagi terjadi hujan,” pesannya.

Sementara itu jembatan penghubung jalan dari Batusangkar ke Padangpanjang via Simpang Manunggal telah bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat. Meski begitu, jalur itu dapat dilalui dengan sistem buka tutup.

Dari pantauan Ahad (26/5) sore, jalur ini banyak dilalui oleh kendaraan dari arah Batusangkar ke Padangpanjang ataupun sebaliknya. Jalur ini juga merupakan akses ke Kampus II UIN Mahmud Yunus Batusangkar, serta beberapa nagari lainnya di Pariangan, Batipuh, dan Limakaum.

Sedangkan jembatan panti yang menghubungkan Batusangkar ke Ombilin via Rambatan ditutup habis, karena kondisi jembatan sudah retak. Akses ke Rambatan bisa dilalui via jalur lain yang biasa disebut warga dengan jalur Texas yang menghubungkan Limakaum dan Rambatan.(stg/rpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari