Rabu, 15 Oktober 2025
spot_img
spot_img

Marapi Kembali Meletus, Lahan Pertanian di Agam Tertutup Debu Vulkanik

BUKITTINGGI (RIAUPOS.CO) – Gunung Marapi kembali erupsi pada Selasa (14/10) sekitar pukul 03.52 WIB. Meski tinggi kolom abu tidak teramati, sejumlah wilayah di sekitar gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanahdatar itu terdampak hujan abu cukup tebal. Saat ini, Gunung Marapi masih berstatus level II atau waspada.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi, menjelaskan, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi sekitar 1 menit 11 detik. “Gunung Marapi masih dalam status waspada level II,” ujarnya, Selasa (14/10).

Dampak abu vulkanik langsung dirasakan warga di Kabupaten Agam. Salah satu wilayah paling parah adalah Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua. Seorang warga setempat, Mak Etek, mengatakan hujan abu mulai turun sejak pukul 03.30 WIB.
“Di Batu Palano hujan abunya tebal sekali, jalanan sampai tertutup debu vulkanik,” ujarnya sekitar pukul 08.25 WIB.

Baca Juga:  155 Mahasiswa RMIK UHTP PKL di RS Sumbar

Sementara itu, Wali Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Firdaus, menyebut lahan pertanian di wilayahnya juga terdampak. “Berdasarkan laporan petani, lahan mereka tertutup abu sejak dini hari,” katanya. Ia menambahkan, pihak nagari telah memantau pemukiman di radius sekitar 4,5 kilometer dari kawah gunung.

Firdaus mengimbau warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dan menghindari daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi. “Cuaca tidak menentu, jadi warga yang tinggal di sekitar aliran air harus waspada,” ujarnya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga meminta masyarakat tidak mendekati radius tiga kilometer dari kawah dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lahar dingin. “Gunakan masker untuk menghindari gangguan pernapasan jika terjadi hujan abu,” pesan Ahmad Rifandi.

Baca Juga:  Macet Parah di Jalan Lintas Bukittinggi-Limapuluh Kota

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. PVMBG meminta pemerintah daerah di Tanahdatar, Agam, Bukittinggi, dan Padang Panjang terus berkoordinasi dalam memantau aktivitas Gunung Marapi.

BUKITTINGGI (RIAUPOS.CO) – Gunung Marapi kembali erupsi pada Selasa (14/10) sekitar pukul 03.52 WIB. Meski tinggi kolom abu tidak teramati, sejumlah wilayah di sekitar gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanahdatar itu terdampak hujan abu cukup tebal. Saat ini, Gunung Marapi masih berstatus level II atau waspada.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi, menjelaskan, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi sekitar 1 menit 11 detik. “Gunung Marapi masih dalam status waspada level II,” ujarnya, Selasa (14/10).

Dampak abu vulkanik langsung dirasakan warga di Kabupaten Agam. Salah satu wilayah paling parah adalah Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua. Seorang warga setempat, Mak Etek, mengatakan hujan abu mulai turun sejak pukul 03.30 WIB.
“Di Batu Palano hujan abunya tebal sekali, jalanan sampai tertutup debu vulkanik,” ujarnya sekitar pukul 08.25 WIB.

Baca Juga:  Warga Minang Galang Dana Korban Bencana Alam Sumbar

Sementara itu, Wali Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Firdaus, menyebut lahan pertanian di wilayahnya juga terdampak. “Berdasarkan laporan petani, lahan mereka tertutup abu sejak dini hari,” katanya. Ia menambahkan, pihak nagari telah memantau pemukiman di radius sekitar 4,5 kilometer dari kawah gunung.

Firdaus mengimbau warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dan menghindari daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi. “Cuaca tidak menentu, jadi warga yang tinggal di sekitar aliran air harus waspada,” ujarnya.

- Advertisement -

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga meminta masyarakat tidak mendekati radius tiga kilometer dari kawah dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lahar dingin. “Gunakan masker untuk menghindari gangguan pernapasan jika terjadi hujan abu,” pesan Ahmad Rifandi.

Baca Juga:  Banjir Bandang di Limapuluh Kota, Padang Terendam

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. PVMBG meminta pemerintah daerah di Tanahdatar, Agam, Bukittinggi, dan Padang Panjang terus berkoordinasi dalam memantau aktivitas Gunung Marapi.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

BUKITTINGGI (RIAUPOS.CO) – Gunung Marapi kembali erupsi pada Selasa (14/10) sekitar pukul 03.52 WIB. Meski tinggi kolom abu tidak teramati, sejumlah wilayah di sekitar gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanahdatar itu terdampak hujan abu cukup tebal. Saat ini, Gunung Marapi masih berstatus level II atau waspada.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi, menjelaskan, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi sekitar 1 menit 11 detik. “Gunung Marapi masih dalam status waspada level II,” ujarnya, Selasa (14/10).

Dampak abu vulkanik langsung dirasakan warga di Kabupaten Agam. Salah satu wilayah paling parah adalah Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua. Seorang warga setempat, Mak Etek, mengatakan hujan abu mulai turun sejak pukul 03.30 WIB.
“Di Batu Palano hujan abunya tebal sekali, jalanan sampai tertutup debu vulkanik,” ujarnya sekitar pukul 08.25 WIB.

Baca Juga:  Pengendara Sudah 2 Hari Menunggu Banjir Surut

Sementara itu, Wali Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Firdaus, menyebut lahan pertanian di wilayahnya juga terdampak. “Berdasarkan laporan petani, lahan mereka tertutup abu sejak dini hari,” katanya. Ia menambahkan, pihak nagari telah memantau pemukiman di radius sekitar 4,5 kilometer dari kawah gunung.

Firdaus mengimbau warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dan menghindari daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi. “Cuaca tidak menentu, jadi warga yang tinggal di sekitar aliran air harus waspada,” ujarnya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga meminta masyarakat tidak mendekati radius tiga kilometer dari kawah dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lahar dingin. “Gunakan masker untuk menghindari gangguan pernapasan jika terjadi hujan abu,” pesan Ahmad Rifandi.

Baca Juga:  Warga Minang Galang Dana Korban Bencana Alam Sumbar

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. PVMBG meminta pemerintah daerah di Tanahdatar, Agam, Bukittinggi, dan Padang Panjang terus berkoordinasi dalam memantau aktivitas Gunung Marapi.

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari