Wajah Hendro (33) warga Suak Nyonya, Kecamatan Siak begitu semringah ketika ditemui. Dia begitu senang ada orang yang melihat karyanya.
(RIAUPOS.CO) – Karya Hendro berupa perahu dengan panjang 6 meter dan dihargai per unitnya Rp4 juta. Dia menjadi pengrajin perahu sejak empat tahun lalu.
Tidak hanya membuat perahu, tapi juga melakukan servis perahu. Pemilik perahu tak jarang memintanya melakukan servis. "Servis di sini, biasanya ganti papan dan gading gading perahu. Untuk ganti papan biayanya Rp100 ribu, sementara ganti gading Rp50 ribu per buah," terangnya.
Sebenarnya menurut Hendro, servis perahu relatif rumit. Lebih mudah membuat perahu dari pada melakukan servis. Tapi mau bagaimana lagi, rata-rata yang servis para kenalan dan tetangga, tak enak kalau ditolak. "Mereka adalah bagian dari hari-hari saya. Kami harus saling menjaga dan menghargai," ucap Hendro.
Sebenarnya, di Kabupaten Siak ini ada banyak pengrajin perahu, mulai dari Kecamatan Sungai Apit, Pusako sampai ke Siak. Rata-rata dia mengenal para pengrajin. "Masing-masing pengrajin memiliki ciri khas pada karyanya. Karya yang baik ditandai dengan banyaknya pemesan," terang Hendro.
Satu bulan menurut Hendro dia hanya bisa menyelesaikan tiga sampai empat perahu. Selain dia mengerjakannya sendiri, sejumlah peralatannya masih belum maksimal. "Saat ini dia hanya punya alat ketam, cainsaw, boot listrik. Untuk mempercepat kerjanya dia memerlukan mesin jigsaw meja untuk meracik gading-gading," ungkapnya.
Mesin jigsaw itu harganya bervariasi. Tapi sejauh ini dia belum bisa membeli. Mudah-mudahan ada pihak yang peduli dengan usahanya. Sejauh ini, dia meracik gading gading dengan mesin chainsaw.
Satu lagi, selama ini dia bekerja sampai malam hari, bahkan tak jarang sampai dini hari. Dia belum punya tenda mengantisipasi kalau tiba tiba hujan saat bekerja, sementara sebagian perahu ada yang baru dilem.
Untuk satu perahu yang dikerjakannya, hanya mendapatkan Rp750 ribu maksimal Rp1 juta, tergantung bahan baku. Adapun lama pengerjaan sepekan atau kadang sampai 9 hari. Pemesan biasanya rela mengantre. Sebab untuk perahu sama dengan karya seni. Semakin rapi dan halus hasilnya, semakin banyak yang datang untuk memesan.
Hendro berharap pemerintah memudahkan para pengrajin seperti dirinya dalam mendapatkan bahan baku.***
Laporan MONANG LUBIS, Siak