SIAK (RIAUPOS.CO) — Menghilang sejak Senin (16/11), Akhirnya Rahmat Ucok (21) ditemukan dalam keadaan sehat dan baik-baik saja pada Kamis (19/11/2020) sekitar pukul 14.45 WIB. Bahkan masih bisa tersenyum semringah saat bertemu ibunya di lokasi pencarian.
Sang ibunda langsung memberikan minum dari air mineral. Setelah itu langsung memeluk Ucok seraya menciumnya. Terlihat kerisauan yang sebelumnya menggelayuti sang bunda berubah haru. Ada airmata menetes, namun hal itu tidak dihiraukannya.
Rahmat Ucok masih mengenakan pakaian berupa kaos hijau, sama seperti saat dia pergi memancing, dengan tas ransel dipunggungnya.
Empat hari menghilang tidak membuatnya kelihatan lelah atau kumuh karena berada di dalam hutan. Semua terlihat baik-baik saja. Hanya keringat membatasi punggung dan lengannya.
Apa sebenarnya yang terjadi dengan Rahmat Ucok, bagaimana dia bisa bertahan sampai empat hari. Bermalam di hutan seorang diri, di mana dia sebenarnya?
Lewat penuturan ibunya bernama Komeng (45), akhirnya terjawab. Bahwa putranya memang tertahan di hutan selama tiga hari dan tidak bisa keluar.
Menurut Ucok, sebut Komeng, dia sudah berusaha keluar dari tempat itu. Bahkan sudah mencoba mematahkan batang pohon yang ada di sana. Namun lagi-lagi dia berputar-putar di tempat yang sama. Sampai dia lelah, sampai kakinya lecet.
“Ada perempuan bunian suka sama dia, jadi jalan pulangnya ditutup. Makanya dia berputar-putar di sekitar situ saja,” jelas Komeng, mengulang penjelasan Ucok.
Disebutkan Komeng, Kamis (19/11), selesai Salat Subuh, dia yang sudah tiga hari tidak makan karena mengkhawatirkan putranya, bergegas keluar rumah mencari orang yang dituakan dan dianggap tau permasalahan mistis di hutan.
“Hampir semua menyatakan putra saya masih hidup dan disembunyikan orang bunian. Makanya saya pagi harinya ikut rombongan yang melakukan pencarian di hutan Danau Zamrud,” cerita Komeng.
Bahkan menurut Komeng, orang tua yang dianggapnya tahu tentang orang bunian mengatakan, sekitar pukul 14.00. Sampai pukul 15.00 WIB, Ucok akan dilepas. Dan ternyata itu menjadi kenyataan.
Padahal selama tiga hari Ucok dicari dipanggil-panggil pakai gong dan peralatan lainnya, dia sama sekali tidak mendengar. Dan anehnya, sebut Komeng, handy talkie (HT) yang dibawa putranya baru bisa hidup saat keluar dari hutan.
Jujur kata Komeng, putranya sudah biasa ke hutan Zamrud, kalau tidak mencari ikan dia mencari kelinci.
“Makanya ketika dia dinyatakan hilang saya rasa rasa tidak percaya,” sebutnya.
Sementara Ucok, tidak banyak yang bisa diceritakannya. Dia terlihat bugar, dia lebih banyak tersenyum dan matanya menatap dengan berbinar. Menurutnya dia tersesat, HT dan kompas serta GPS yang dibawanya tidak berfungsi. Makanya dia fokus mencari ikan, sampai dapat banyak. Saat berusaha pulang dia tidak bisa.
“Berputar-putar saja saya di tempat yang sama. Sampi kaki saya benar-banar lelah. Saat malam tiba, sama sekali tidak ada cahaya, tidak ada binatang,” sebutnya.
Ucok juga mengaku membakar ikan hasil tangkapannya untuk bertahan dari ras lapar, membuat api dari mancis yang dibawanya. Ditanya saat hujan dia ke mana, menurutnya dia berteduh di bawah pohon besar, di sana juga dia tidur. Dia sama sekali tidak mendengar dia dicari dan dipanggil-panggil oleh warga.
Saat ini Ucok menjadi perhatian warga, sanak keluarga dan tetangga menjumpainya. Rumah Ucok penuh oleh warga.
Laporan: Monang Lubis (Siak)
Editor: Afiat Ananda