- Advertisement -
(RIAUPOS.CO) – Poliklinik saraf dan fisioterapi yang ada di RSUD Tengku Rafi’an ditutup sementara. Penutupan sementara dilakukan karena adanya petugas UPTD RSUD Tengku Rafi’an terkonfirmasi positif Covid-19.
Demikian dikatakan Direktur RSUD Tengku Rafi’an dokter Benny Chairuddin dalam surat edarannya bernomor:445/RSUD-TR/656.
- Advertisement -
“Kami melakukan penutupan poliklinik saraf dan fisioterapi mulai Senin (14/9) karena akan dilakukan swab kepada dokter spesialis dan tenaga keperawatan,” jelas Benny Chairuddin.
Disebutkan Benny, bukan mereka yang positif. Mereka kontak erat dengan yang terkonfirmasi positif tersebut. Makanya perlu dipastikan dengan swab.
Tentang sampai kapan penutupan itu dilakukan, disebutkan Benny sampai hasil tes swab keluar dan situasi dinyatakan aman. Sehingga jelas langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
- Advertisement -
Sebab penutupan seperti ini menurutnya sudah beberapa kali dilakukan. Paling dua sampai tiga hari. Artinya penutupan tidak sampai mengganggu pelayanan.
“Jika darurat akan kami layani di UGD. Kami tetap siap memberikan pelayanan paripurna. Dan kami tetap selalu waspada,” ungkap Benny.(adv)
(RIAUPOS.CO) – Poliklinik saraf dan fisioterapi yang ada di RSUD Tengku Rafi’an ditutup sementara. Penutupan sementara dilakukan karena adanya petugas UPTD RSUD Tengku Rafi’an terkonfirmasi positif Covid-19.
Demikian dikatakan Direktur RSUD Tengku Rafi’an dokter Benny Chairuddin dalam surat edarannya bernomor:445/RSUD-TR/656.
“Kami melakukan penutupan poliklinik saraf dan fisioterapi mulai Senin (14/9) karena akan dilakukan swab kepada dokter spesialis dan tenaga keperawatan,” jelas Benny Chairuddin.
- Advertisement -
Disebutkan Benny, bukan mereka yang positif. Mereka kontak erat dengan yang terkonfirmasi positif tersebut. Makanya perlu dipastikan dengan swab.
Tentang sampai kapan penutupan itu dilakukan, disebutkan Benny sampai hasil tes swab keluar dan situasi dinyatakan aman. Sehingga jelas langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
Sebab penutupan seperti ini menurutnya sudah beberapa kali dilakukan. Paling dua sampai tiga hari. Artinya penutupan tidak sampai mengganggu pelayanan.
“Jika darurat akan kami layani di UGD. Kami tetap siap memberikan pelayanan paripurna. Dan kami tetap selalu waspada,” ungkap Benny.(adv)