Kamis, 9 Mei 2024

Mandi Balimau Sultan, Tradisi dari Istana Sayap

PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) – Tradisi mandi balimau tak hanya dilakukan masyarakat adat, tapi juga oleh sultan, misalnya Sultan Kerajaan Pelalawan. Menjelang memasuki bulan Ramadan 1445 H, masyarakat Pelalawan di Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan menggelar kegiatan tradisi menyambut datangnya bulan suci yang disebut dengan nama tradisi Mandi Balimau Sultan.

Mandi Balimau Sultan merupakan tradisi turun-temurun dari Kerajaan Pelalawan. Kegiatan itu, dilaksanakan di Istana Sayap Kerajaan Pelalawan. Masyarakat berkerumun menyaksikan prosesi kegiatan di pinggir Sungai Kampar yang menjadi lokasi Mandi Balimau Sultan, Selasa (5/3) sore lalu.

Yamaha

Biasanya, tradisi ini diiringi dengan Mandi Balimau Kasai bagi masyarakat luas. Dikenal juga sebagai petang Mogang , setelah Sultan Pelalawan Assyaidis Syarif Kamaruddin Haroen menyiram kepala pada tetua adat ataupun kepala suku.

Balimau Sultan dimulai dari menjemput pewaris Kerajaan Pelalawan oleh sejumlah pengawal berbaju adat. Sultan kemudian diarak untuk melaksanakan salat berjemaah.

Sebelum itu, Sultan Pelalawan mengambil wudu di sebuah telaga yang dikhususkan bagi keluarga kerajaan. Tempat air ini dikenal dengan Talago Nago. Usai salat, Sultan Pelalawan memimpin rombongan untuk berziarah ke pemakaman pendahulunya, tak jauh dari masjid bersejarah yakni Masjid Hibah. Kemudian dilanjutkan makan bersama dengan tamu undangan dan masyarakat sekitar.

- Advertisement -

Puncak acara adalah penyiraman air dari akar dan bunga dicampur jeruk nipis kepada kepala suku ataupun tokoh adat. Penyiraman ini sebagai sirat penyucian diri sebelum memasuki Ramadan.

Setelah itu, Sultan Pelalawan memberikan pepatah-petitih berisi pesan moral dalam beragama dan bermasyarakat. Sultan mengajak masyarakat rajin berbagi antara sesama.

- Advertisement -

“Selalu beristigfar dan mengaji, perbanyaklah sedekah dan memberi, senantiasalah menghitung diri, dalam puasa jangan menyalah, serahkan diri kepada Allah, mestilah puasa membawa berkah. Saling menghormati janganlah lupa jaga persatuan sesama kita,” ujar Sultan Pelalawan Assyaidis Syarif Kamaruddin Haroen kepada Riau Pos, Selasa (5/3) di tengah pelaksanaan kegiatan Balimau Sultan.

Baca Juga:  Pelalawan Raih Penghargaan Terbaik I Pembangunan Daerah

Sementara itu, Bupati Pelalawan H Zukri yang hadir berharap kegiatan ini selalu digelar sebagai pengingat bagi generasi muda. “Untuk itu, saya mengajak masyarakat di Negeri Seiya Sekata ini, dapat melestarikan adat yang sudah berusia ratusan tahun ini,” tuturnya.

Menariknya, acara mandi balimau Sultan tahun 2024 ini secara kompak. Para petinggi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Pelalawan ikut sebagai prosesi yang disiram oleh Sultan Pelalawan.

Penyiraman dimulai dari Kejari Pelalawan Azrizal SH MH, selanjutnya Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SH SIK, Ketua PN Pelalawan Beni Arisandy SH MH dan terakhir tokoh masyarakat Pelalawan, Asnol Mubarack.

Balimau Sultan juga dihadiri Plt Sekda Pelalawan, H Abdul Karim MSi, Ketua LAMR Kabupaten Pelalawan, Herman Maskar, dan kepala OPD di lingkungan Pemkab Pelalawan, tokoh masyarakat Pelalawan, tokoh agama Pelalawan dan masyarakat Pelalawan.

Usai pelaksanaan mandi balimau Sultan, kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan mandi balimau kasai potang mogang. Kegiatan ini setiap tahunnya digelar di Balai Anjungan Tepian Ranah Tanjung Bunga, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam.

“Ya, pelaksanaan mandi balimau kasai potang mogang ini, telah kita gelar pada Kamis (7/3) lalu,” beber Kepala Disparpora Pelalawan, Dodi Asma Syaputra SSTP kepada Riau Pos, Jumat (8/3) kemarin.

Diungkapkan mantan Camat PangkalanKerinci ini bahwa upacara adat mandi balimau potang mogang ini merupakan salah satu rangkaian acara masyarakat Kecamatan Langgam dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Sedangkan prosesi acara diawali saat rombongan Bupati Pelalawan dengan pawai mengantarkan para datuk dari balai kepenghuluan adat Kelurahan Langgam menuju Balai Anjungan Tepian Ranah, Tanjung Bunga.

Baca Juga:  Polres Gelar PSA di SLB Negeri Pelalawan

Sebelum ritual mandi balimau, dilaksanakan upacara adat togak tonggol yang dipimpin oleh Datuk Rajo Bilang Bungsu dan disaksikan Bupati Pelalawan selaku Payung Negeri Langgam. Tonggul adalah sejenis bendera panji adat sebagai simbol kebesaran suku-suku di kalangan masyarakat adat Langgam. Tonggul dikibarkan di atas tiang panjang dari batang bambu. Pengibarannya atau penegakannya adalah peranda bahwa suku pemilik tonggol tersebut tidak memiliki permasalahan di dalam adat.

“Karenanya suku tersebut berhak di dalam adat untuk menegakkan tonggol pada acara-acara adat seperti mandi balimau potang mogang, upacara pernikahan dan lainnya,” paparnya.

Kemudian, lanjut Dodi, kegiatan dilanjutkan dengan prosesi mandi balimau potang mogang yakni memandikan Camat Langgam, Datuk Rajo Bilang Bungsu dan imam Masjid Raya Langgam dan Datuk Batin Palabi Desa Gondai. Kemudian, dilanjutkan dengan membuka lomba perahu hias yang diikuti oleh 34 pompong hias dari dinas, badan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pelalawan, serta organisasi masyarakat, organisasi pemuda, perusahaan dan lain sebagainya.

Lomba dan parade pompong hias merupakan akhir rentetan kegiatan yang telah dimulai dengan tabligh akbar beberapa hari yang lalu. Kemudian sebelumnya juga telah digelar ziarah kubur, seminar adat, temu ramah Datuk Setia Amanah Payung Panji Adat yang dijabat pak Bupati Pelalawan H Zukri dengan para pemuka adat di Kecamatan Langgam, nonton bersama animasi pembangunan Pelalawan dan kegiatan lainnya.

“Semuanya dalam rangka memeriahkan acara mandi balimau kasai potang mogang di Kecamatan Langgam,” tutup mantan Camat Bandar Seikijang ini.(amn)

PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) – Tradisi mandi balimau tak hanya dilakukan masyarakat adat, tapi juga oleh sultan, misalnya Sultan Kerajaan Pelalawan. Menjelang memasuki bulan Ramadan 1445 H, masyarakat Pelalawan di Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan menggelar kegiatan tradisi menyambut datangnya bulan suci yang disebut dengan nama tradisi Mandi Balimau Sultan.

Mandi Balimau Sultan merupakan tradisi turun-temurun dari Kerajaan Pelalawan. Kegiatan itu, dilaksanakan di Istana Sayap Kerajaan Pelalawan. Masyarakat berkerumun menyaksikan prosesi kegiatan di pinggir Sungai Kampar yang menjadi lokasi Mandi Balimau Sultan, Selasa (5/3) sore lalu.

Biasanya, tradisi ini diiringi dengan Mandi Balimau Kasai bagi masyarakat luas. Dikenal juga sebagai petang Mogang , setelah Sultan Pelalawan Assyaidis Syarif Kamaruddin Haroen menyiram kepala pada tetua adat ataupun kepala suku.

Balimau Sultan dimulai dari menjemput pewaris Kerajaan Pelalawan oleh sejumlah pengawal berbaju adat. Sultan kemudian diarak untuk melaksanakan salat berjemaah.

Sebelum itu, Sultan Pelalawan mengambil wudu di sebuah telaga yang dikhususkan bagi keluarga kerajaan. Tempat air ini dikenal dengan Talago Nago. Usai salat, Sultan Pelalawan memimpin rombongan untuk berziarah ke pemakaman pendahulunya, tak jauh dari masjid bersejarah yakni Masjid Hibah. Kemudian dilanjutkan makan bersama dengan tamu undangan dan masyarakat sekitar.

Puncak acara adalah penyiraman air dari akar dan bunga dicampur jeruk nipis kepada kepala suku ataupun tokoh adat. Penyiraman ini sebagai sirat penyucian diri sebelum memasuki Ramadan.

Setelah itu, Sultan Pelalawan memberikan pepatah-petitih berisi pesan moral dalam beragama dan bermasyarakat. Sultan mengajak masyarakat rajin berbagi antara sesama.

“Selalu beristigfar dan mengaji, perbanyaklah sedekah dan memberi, senantiasalah menghitung diri, dalam puasa jangan menyalah, serahkan diri kepada Allah, mestilah puasa membawa berkah. Saling menghormati janganlah lupa jaga persatuan sesama kita,” ujar Sultan Pelalawan Assyaidis Syarif Kamaruddin Haroen kepada Riau Pos, Selasa (5/3) di tengah pelaksanaan kegiatan Balimau Sultan.

Baca Juga:  Selama Ramadan Ormas Dilarang Sweeping

Sementara itu, Bupati Pelalawan H Zukri yang hadir berharap kegiatan ini selalu digelar sebagai pengingat bagi generasi muda. “Untuk itu, saya mengajak masyarakat di Negeri Seiya Sekata ini, dapat melestarikan adat yang sudah berusia ratusan tahun ini,” tuturnya.

Menariknya, acara mandi balimau Sultan tahun 2024 ini secara kompak. Para petinggi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Pelalawan ikut sebagai prosesi yang disiram oleh Sultan Pelalawan.

Penyiraman dimulai dari Kejari Pelalawan Azrizal SH MH, selanjutnya Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SH SIK, Ketua PN Pelalawan Beni Arisandy SH MH dan terakhir tokoh masyarakat Pelalawan, Asnol Mubarack.

Balimau Sultan juga dihadiri Plt Sekda Pelalawan, H Abdul Karim MSi, Ketua LAMR Kabupaten Pelalawan, Herman Maskar, dan kepala OPD di lingkungan Pemkab Pelalawan, tokoh masyarakat Pelalawan, tokoh agama Pelalawan dan masyarakat Pelalawan.

Usai pelaksanaan mandi balimau Sultan, kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan mandi balimau kasai potang mogang. Kegiatan ini setiap tahunnya digelar di Balai Anjungan Tepian Ranah Tanjung Bunga, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam.

“Ya, pelaksanaan mandi balimau kasai potang mogang ini, telah kita gelar pada Kamis (7/3) lalu,” beber Kepala Disparpora Pelalawan, Dodi Asma Syaputra SSTP kepada Riau Pos, Jumat (8/3) kemarin.

Diungkapkan mantan Camat PangkalanKerinci ini bahwa upacara adat mandi balimau potang mogang ini merupakan salah satu rangkaian acara masyarakat Kecamatan Langgam dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Sedangkan prosesi acara diawali saat rombongan Bupati Pelalawan dengan pawai mengantarkan para datuk dari balai kepenghuluan adat Kelurahan Langgam menuju Balai Anjungan Tepian Ranah, Tanjung Bunga.

Baca Juga:  MUI Desak Aparat Tertibkan Pedagang Petasan

Sebelum ritual mandi balimau, dilaksanakan upacara adat togak tonggol yang dipimpin oleh Datuk Rajo Bilang Bungsu dan disaksikan Bupati Pelalawan selaku Payung Negeri Langgam. Tonggul adalah sejenis bendera panji adat sebagai simbol kebesaran suku-suku di kalangan masyarakat adat Langgam. Tonggul dikibarkan di atas tiang panjang dari batang bambu. Pengibarannya atau penegakannya adalah peranda bahwa suku pemilik tonggol tersebut tidak memiliki permasalahan di dalam adat.

“Karenanya suku tersebut berhak di dalam adat untuk menegakkan tonggol pada acara-acara adat seperti mandi balimau potang mogang, upacara pernikahan dan lainnya,” paparnya.

Kemudian, lanjut Dodi, kegiatan dilanjutkan dengan prosesi mandi balimau potang mogang yakni memandikan Camat Langgam, Datuk Rajo Bilang Bungsu dan imam Masjid Raya Langgam dan Datuk Batin Palabi Desa Gondai. Kemudian, dilanjutkan dengan membuka lomba perahu hias yang diikuti oleh 34 pompong hias dari dinas, badan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pelalawan, serta organisasi masyarakat, organisasi pemuda, perusahaan dan lain sebagainya.

Lomba dan parade pompong hias merupakan akhir rentetan kegiatan yang telah dimulai dengan tabligh akbar beberapa hari yang lalu. Kemudian sebelumnya juga telah digelar ziarah kubur, seminar adat, temu ramah Datuk Setia Amanah Payung Panji Adat yang dijabat pak Bupati Pelalawan H Zukri dengan para pemuka adat di Kecamatan Langgam, nonton bersama animasi pembangunan Pelalawan dan kegiatan lainnya.

“Semuanya dalam rangka memeriahkan acara mandi balimau kasai potang mogang di Kecamatan Langgam,” tutup mantan Camat Bandar Seikijang ini.(amn)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari