SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Sedikitnya 156 rumah warga di tiga dusun Desa Teluk Buntal, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, masih terdampak banjir air gambut yang merendam permukiman sejak pertengahan Desember 2025.
Selain rumah warga, banjir juga menggenangi sejumlah fasilitas umum, kebun masyarakat, serta ruas jalan penghubung antar-dusun yang menjadi akses utama aktivitas harian warga. Kondisi ini membuat mobilitas masyarakat lumpuh total selama beberapa hari.
Meski air mulai berangsur surut, dampak banjir yang terjadi sejak 16 Desember 2025 tersebut masih dirasakan hingga kini. Sejumlah rumah belum bisa ditempati secara normal, sementara kebun warga belum sepenuhnya pulih, sehingga aktivitas ekonomi masyarakat terganggu.
Banjir tersebut diduga dipicu oleh luapan kanal milik salah satu perusahaan yang beroperasi di sekitar kawasan permukiman warga.
“Air masuk ke rumah kami sampai sepinggang orang dewasa. Perabot banyak yang rusak, kebun mati. Perusahaan baru datang setelah berhari-hari. Kami seperti dibiarkan menghadapi bencana ini sendiri,” keluh Sulaiman, salah seorang warga, Ahad (28/12).
Camat Tebingtinggi Timur, Mazlin Jamal, membenarkan bahwa banjir melanda tiga dusun di Desa Teluk Buntal. Ia menyebut kondisi terparah terjadi selama lima hari sejak awal kejadian.
“Pada saat puncaknya, seluruh jalan di beberapa dusun terendam lebih dari 50 sentimeter. Rumah dan kebun warga bahkan tergenang air lebih dari satu meter,” ungkapnya.
Saat ini, lanjut Mazlin, air memang sudah mulai surut. Namun genangan setinggi mata kaki masih terlihat di sejumlah titik dan menyisakan dampak yang belum sepenuhnya pulih.(wir)





