SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Anak asal Desa Dwi Tunggal, Kecamatan Rangsang, Kepulauan Meranti yang diduga mengalami keracunan massal pada Rabu (29/5) bertambah dua kali lipat.
Dari 28 orang seperti yang disebutkan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Kepulauan Meranti Muhammad Fahri, pendataan terakhir jumlah korban bertambah menjadi 65 orang.
Namun, kondisi kesehatan para murid sudah membaik dan mereka telah dipulangkan ke rumah masing-masing. Hanya saja masih dalam pemantauan untuk memastikan tidak ada gejala lanjutan.
“Semuanya ada 65 orang dengan usia 7-12 tahun. Sementara 34 di antaranya itu sempat mendapat perawatan di Puskesmas Tanjung Samak. Alhamdulillah kondisi anak-anak itu sudah lebih baik sehingga semuanya sudah dipulangkan ke rumah, namun tetap dilakukan pemantauan oleh tim medis,” ungkapnya, Jumat (30/5).
Fahri menjelaskan, gejala yang dialami para siswa ditandai muntah, nyeri perut dan diare. Kondisi itu mulai dirasakan pada Rabu (29/5) mulai pukul 09.00 WIB hingga sore harinya. “Sehingga 34 anak itu pun dibawa ke Puskesmas Tanjung Samak sekitar pukul 19.00-23.00 WIB untuk mendapatkan perawatan medis,” jelasnya.
Fahri menyebut, sesuai standar operasional prosedur (SOP) pihak Diskes Kepulauan Meranti menurunkan tim untuk penanganan kasus, pemantauan, kemudian dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan pengambilan sampel jajanan.
Pihaknya juga melakukan edukasi kepada penjual makanan, koordinasi lintas sektor, hingga pengiriman sampel ke Laboratorium Kesehatan dan Lingkungan (Labkesling) Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
Adapun sampel yang diambil berupa sosis, cilok, minuman sachet dan air yang digunakan penjual makanan di sekolah.
“Sampel ini akan kami kirimkan ke Labkesling Riau, Jumat (31/5) kemarin. Kalau analisa sementara dari hasil investigasi di lapangan anak-anak ini diduga keracunan makanan. Namun kita tetap menunggu hasil laboratorium,” pungkasnya.(gem)
Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang