BENGKALIS (RIAUPOS.CO) — Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis menggelar tablig akbar di halaman utama kampus, Rabu (4/3) pagi.
Acara ditaja oleh Organisasi Kemahasiswaan Lembaga Keagamaan Kampus (LKK) ini, menghadirkan Habib Abdul Qodir bin Umar Mauladdawilah merupakan Pimpinan Majelis Darul Hijrah Malang.
Di awali sambutan Ketua STAIN Bengkalis Prof Dr H Samsul Nizar MAg mengucapkan selamat datang kepada Habib Abdul Qodir bin Umar Mauladdawilah.
"Tanpa ridho-Nya, pertemuan ini tidak akan terjadi. Semoga pertemuan ini merupakan awal dari sebuah silaturahmi yang berkekalan hingga akhir zaman," kata Samsul Nizar.
Selanjutnya, dalam tausiah Habib Abdul Qodir mengisahkan sepenggal kisah mengenai seorang pemuda yang berbakti kepada ibunya, yakni Uwais Al-Qorni.
Kisah seorang pemuda dengan segala keterbatasan fisik dan materi yang hidup bersama ibunya yang telah renta bahkan buta, yang memiliki kerinduan cukup kuat untuk bertemu Rasulullah SAW.
Uwais Al-Qorni melakukan perjalanan ke Madinah untuk bertemu Rasulullah SAW meskipun pertemuan tersebut tidak dapat terpenuhi dikarenakan Uwais Al-Qorni tidak bisa berlama-lama meninggalkan ibunya seorang diri di rumah.(esi)
BENGKALIS (RIAUPOS.CO) — Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis menggelar tablig akbar di halaman utama kampus, Rabu (4/3) pagi.
Acara ditaja oleh Organisasi Kemahasiswaan Lembaga Keagamaan Kampus (LKK) ini, menghadirkan Habib Abdul Qodir bin Umar Mauladdawilah merupakan Pimpinan Majelis Darul Hijrah Malang.
- Advertisement -
Di awali sambutan Ketua STAIN Bengkalis Prof Dr H Samsul Nizar MAg mengucapkan selamat datang kepada Habib Abdul Qodir bin Umar Mauladdawilah.
"Tanpa ridho-Nya, pertemuan ini tidak akan terjadi. Semoga pertemuan ini merupakan awal dari sebuah silaturahmi yang berkekalan hingga akhir zaman," kata Samsul Nizar.
- Advertisement -
Selanjutnya, dalam tausiah Habib Abdul Qodir mengisahkan sepenggal kisah mengenai seorang pemuda yang berbakti kepada ibunya, yakni Uwais Al-Qorni.
Kisah seorang pemuda dengan segala keterbatasan fisik dan materi yang hidup bersama ibunya yang telah renta bahkan buta, yang memiliki kerinduan cukup kuat untuk bertemu Rasulullah SAW.
Uwais Al-Qorni melakukan perjalanan ke Madinah untuk bertemu Rasulullah SAW meskipun pertemuan tersebut tidak dapat terpenuhi dikarenakan Uwais Al-Qorni tidak bisa berlama-lama meninggalkan ibunya seorang diri di rumah.(esi)