PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Bertempat di ruang rapat, Gubernur Riau Syamsuar, menerima kunjungan pengurus PHRI Riau yang dipimpin oleh ketuanya,Nofrizal Koto bersama jajaran pengurusnya yang berjumlah sekitar 15 orang Jumat (28/6/2019) sore.
Pada kesempatan silahturahmi ini, sebagai pembukaan Syamsuar menyampaikan ikut prihatin dengan permasalahan tiket pesawat yang mahal sehingga mempengaruhi tingkat hunian hotel di Pekanbaru khususnya dan Riau umumnya yang juga mempengaruhi sektor ekonomi lainnnya. Menurut Syamsuar permasalahan tersebut telah disampaikan Gubernur Riau kepada tim Menko Perokonomian untuk bisa diatasi.
Di samping permasalahan tiket pesawat, Gubernur Riau juga sangat fokus terhadap percepatan pengembangan pariwisata halal di Riau, apalagi Provinsi Riau dan Kepulauan Riau telah ditunjuk menjadi destinasi utama pariwisata halal Indonesia bersama sembilan provinsi lain.
Namun, pihak kementerian belum melihat geliat pariwisata halal di Riau meskipun telah ditunjuk dan menandatangani MoU Pengembangan Pariwisata Halal. Untuk itu Gubernur Riau mengharapkan dukungan dan peran serta PHRI dan Asita dalam mewujudkan Riau sebagai destinasi utama pariwisata halal. ’’Janganlah Riau kalah dengan Thailand yang serius menyiapkan diri sebagai destinasi pariwisata halal,’’ ujar Syamsuar.
Setelah penyampaian Gubernur Riau, perbincangan dilanjutkan dengan mendengarkan ’’unek-unek’’ dari pengurus PHRI Riau. Nofrizal Koto selaku Ketua PHRI menyampaikan bahwa mahalnya harga tiket pesawat menyebabkan terhambatnya pengembangan wisata MICE di Pekanbaru khususnya dan Riau umumnya. Di samping itu, disampaikan pula, bahwa tingginya tingkat persaingan hotel di Pekanbaru menyebabkan harga kamar hotel menjadi sangat murah dibandingkan dengan daerah lain.
’’Sebagai contoh kamar hotel bintang 4 tidak sampai Rp500.000 per malam, sedangkan di daerah lain sudah lebih dari Rp1.000.000 per malam.Untuk itu perlu mengurangi laju perizinan pembangunan hotel baru agar terjadi persaingan hotel yang sehat,’’ katanya.
Di samping itu, pengurus lain juga menyampaikan bagaimana jika venue-venue eks PON 2012 bisa dimanfaatkan dan berguna dalam mengembangkan berbagai even di Riau sehingga bisa mendorong pertumbuhan pariwisata dan peningkatan hunian hotel.
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Bertempat di ruang rapat, Gubernur Riau Syamsuar, menerima kunjungan pengurus PHRI Riau yang dipimpin oleh ketuanya,Nofrizal Koto bersama jajaran pengurusnya yang berjumlah sekitar 15 orang Jumat (28/6/2019) sore.
Pada kesempatan silahturahmi ini, sebagai pembukaan Syamsuar menyampaikan ikut prihatin dengan permasalahan tiket pesawat yang mahal sehingga mempengaruhi tingkat hunian hotel di Pekanbaru khususnya dan Riau umumnya yang juga mempengaruhi sektor ekonomi lainnnya. Menurut Syamsuar permasalahan tersebut telah disampaikan Gubernur Riau kepada tim Menko Perokonomian untuk bisa diatasi.
Di samping permasalahan tiket pesawat, Gubernur Riau juga sangat fokus terhadap percepatan pengembangan pariwisata halal di Riau, apalagi Provinsi Riau dan Kepulauan Riau telah ditunjuk menjadi destinasi utama pariwisata halal Indonesia bersama sembilan provinsi lain.
Namun, pihak kementerian belum melihat geliat pariwisata halal di Riau meskipun telah ditunjuk dan menandatangani MoU Pengembangan Pariwisata Halal. Untuk itu Gubernur Riau mengharapkan dukungan dan peran serta PHRI dan Asita dalam mewujudkan Riau sebagai destinasi utama pariwisata halal. ’’Janganlah Riau kalah dengan Thailand yang serius menyiapkan diri sebagai destinasi pariwisata halal,’’ ujar Syamsuar.
- Advertisement -
Setelah penyampaian Gubernur Riau, perbincangan dilanjutkan dengan mendengarkan ’’unek-unek’’ dari pengurus PHRI Riau. Nofrizal Koto selaku Ketua PHRI menyampaikan bahwa mahalnya harga tiket pesawat menyebabkan terhambatnya pengembangan wisata MICE di Pekanbaru khususnya dan Riau umumnya. Di samping itu, disampaikan pula, bahwa tingginya tingkat persaingan hotel di Pekanbaru menyebabkan harga kamar hotel menjadi sangat murah dibandingkan dengan daerah lain.
’’Sebagai contoh kamar hotel bintang 4 tidak sampai Rp500.000 per malam, sedangkan di daerah lain sudah lebih dari Rp1.000.000 per malam.Untuk itu perlu mengurangi laju perizinan pembangunan hotel baru agar terjadi persaingan hotel yang sehat,’’ katanya.
Di samping itu, pengurus lain juga menyampaikan bagaimana jika venue-venue eks PON 2012 bisa dimanfaatkan dan berguna dalam mengembangkan berbagai even di Riau sehingga bisa mendorong pertumbuhan pariwisata dan peningkatan hunian hotel.