PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau kini makin siap menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan tambahan satu unit helikopter water bombing dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bantuan ini akan memperkuat upaya pemadaman di berbagai wilayah Riau yang mulai terdampak karhutla sejak awal tahun.
Kepala BPBD dan Damkar Riau, M Edy Afrizal, mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada dua helikopter dari BNPB yang siaga di Riau—satu untuk patroli dan satu lagi khusus untuk water bombing. “Helikopter water bombing sudah tiba dan siap digunakan,” jelasnya, Kamis (26/6).
Berdasarkan catatan BPBD, sejak Januari hingga Juni 2025, total luas lahan yang terbakar di Riau mencapai 174,03 hektare. Bengkalis menjadi wilayah terdampak paling parah dengan 31,20 hektare, disusul Dumai 30,83 hektare dan Rokan Hilir 25,25 hektare.
Sementara itu, daerah lain seperti Indragiri Hilir, Rokan Hulu, Pelalawan, Meranti, Siak, Pekanbaru, Kampar, Kuansing, dan Inhu juga melaporkan kebakaran lahan dengan luasan bervariasi.
“Angka ini jadi pengingat bagi kita semua untuk lebih waspada, apalagi kita sudah memasuki musim kemarau,” kata Edy.
Ia juga menegaskan pentingnya peran serta masyarakat dalam mencegah karhutla. Pembukaan lahan dengan cara dibakar dilarang keras dan akan terus diawasi. “Kami terus melakukan edukasi, patroli, dan kerja sama dengan TNI, Polri serta relawan di lapangan,” tegasnya.
Hingga saat ini, seluruh 12 kabupaten/kota di Riau sudah menetapkan status siaga darurat karhutla. Penetapan ini memungkinkan pemerintah bergerak lebih cepat dalam menangani kebakaran, termasuk dalam hal logistik, personel, dan peralatan.
“Dengan status siaga ini, kita punya landasan hukum untuk bertindak cepat dan terkoordinasi,” ujar Edy.
Sementara itu, cuaca di Riau mulai menunjukkan ciri khas musim kemarau. Menurut data BMKG Pekanbaru, Kamis (26/6), terdeteksi tujuh titik panas di enam wilayah, yaitu Dumai, Pelalawan, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Indragiri Hilir, dan Indragiri Hulu.
Secara keseluruhan, ada 65 titik panas di Pulau Sumatera, dengan sebaran terbanyak di Aceh (27 titik), Sumatera Utara (15 titik), dan Riau (7 titik).
“Kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan, terutama di daerah yang sudah memasuki musim kemarau,” ujar Bella R Adelia, prakirawan BMKG Pekanbaru. (sol/ayi)