Kamis, 12 September 2024

Sempat Negatif, Seorang Dokter di Dumai Positif

DURI dan DUMAI (RIAUPOS.CO) — Kasus pasien positif corona di Riau bertambah satu orang, Ahad (26/4). Uniknya, pasien tersebut sempat dinyatakan negatif dari hasil test swab dikeluarkan oleh BPTKL Kementerian Kesehatan RI, beberapa waktu lalu. Namun, hasil test swab  yang dikeluarkan laboratorium RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, pasien berinisial T asal Kota Dumai tersebut justru positif.

Pasien nomor 39 ini berprofesi sebagai seorang di Puskesmas Bukit Timah. Namun, T tidak terpapar karena menangani pasien positif Covid-19, melainkan terpapar akibat berkontak langsung dengan ayahnya yang terlebih dahulu dinyatakan positif Covid-19 berinisial S (54) yang merupakan pejabat Kantor Kesehatan Pelabuhan Kota Dumai. "Ini dari hasil swab yang di keluarkan laboratorium RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru," ujar Plt Kadis Kesehatan Kota Dumai Syahrinaldi didampingi Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai, dr Syaiful, Ahad (26/4). "Jadi T ini merupakan hasil pelacakan kontak dari pasien S yang di ketahui merupakan sang ayah," timpal dr Syaiful.

Syaiful mengatakan T sudah diisolasi di RSUD Kota Dumai sejak di rapid test positif pada 4 April 2020 . Setelah itu dilakukan swab pada 5 April 2020. "Pada 17 April hasil swab-nya keluar bersamaan dengan swab ayah, ibu dan anaknya yang sebelumnya dinyatakan positif. Saat itu, T negatif. Namun sebelum sempat keluar dari RSUD Kota Dumai, kami kembali melakukan swab terhadap yang bersangkutan dan dikirim ke laboratorium RSUD Arifin Achmad pada 20 April. Selanjutnyam pada 26 April 2020 hasilnya keluar dinyatakan positif," tuturnya.

Syaiful mengatakan ada beberapa kemungkinan hasil swab  pertama negatif. "Mungkin saja pengambilan yang kurang tepat, atau bisa jadi karena proses di Jakarta yang memang cukup lama sehingga mempengaruhi hasil sampal yang diambil," tuturnya.

- Advertisement -

Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan pelacakan kontak terhadap orang terdekat dan ditempatkan kerja T sejak awal T dideteksi positif melalui rapid test. "Hasilnya memang ada dua yang positif salah satunya termasuk anaknya yang berumur 2 tahun yang sudah terlebih dulu di nyatakan positif, sementara terhadap pelacakan kontak di tempat kerja T tidak ada yang terdeteksi positif Covid-19," tuturnya.

Demikian kasus konfirmasi positif di Kota Dumai menjadi sembilan kasus. Untuk itu, pria yang akrab disapa Ucok itu meminta masyarakat Kota Dumai tidak mengganggap sepele dengan kondisi yang terjadi. “Tentunya jumlah ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Dumai sebanyak 300 ribu jiwa. Kami tidak bosan-bosannya meminta masyarakat agar mengikuti semua anjuran pemerintah Kota Dumai terkait Covid-19,” terangnya.

- Advertisement -

Hal ini juga diungkapkan Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona di Riau, dr Indra Yopi. "Kami informasikan, bahwa per hari Ahad (26/4) di Provinsi Riau terdapat satu tambahan pasien positif corona. Sehingga total pasien positif corona di Riau saat ini menjadi 39 orang," katanya.

Ia menambahkan, T (28) saat ini sudah dirawat dan diisolasi di Dumai. Pasien T merupakan hasil tracing kontak erat dengan pasien positif sebelumnya yakni S (54). "Selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Kota Dumai akan melakukan tracing kontak dari pasien T tersebut," ujarnya.

Baca Juga:  Program Pemulihan Ekonomi Nasional Sasar 80 Ribu Warga Riau

Dari total 39 kasus positif corona tersebut, 22 pasien di antaranya masih dirawat, 13 pasien sudah dinyatakan sehat dan pulang. Sementara empat pasien positif meninggal dunia. "Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat sebanyak 244, yang sudah sehat 226 dan yang meninggal dunia 64 pasien," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, dr Yopi juga menyampaikan bahwa Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad hingga saat ini sudah menerima 521 sampel swab pasien suspect corona dan sudah memeriksa 255 sampel. "Dari sampel yang sudah diperiksa, 11 sampel di antaranya positif corona. Dari 11 yang positif tersebut, hanya empat yang merupakan sampel pasien baru sedangkan sisanya sampel swab pasien positif sebelumnya," jelasnya.

Menurut dr Yopi, sampel swab pasien positif sebelumnya perlu dicek secara berkala untuk mengetahui apakah pasien tersebut sudah sembuh atau negatif corona. Karena jika sudah dua kali berturut-turut hasil uji swab-nya negatif, maka pasien tersebut dinyatakan sembuh. "Pengujian sampel swab pasien yang positif juga untuk melakukan quality control, bahwa alat PCR kita juga sama kualitasnya dengan alat yang ada di Jakarta," sebutnya.

Sudah Empat Tenaga Medis Positif di Dumai
Bertambahnya dokter T sebagai pasien positif ini juga menambah tenaga medis yang positif Covid-19 di Kota Dumai menjadi empat orang. "Mereka terdiri dari tiga dokter masing-masing berinisial ME, NU dan T dan satu perawat berinisial RR," ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai, dr Syaiful.

Keempat tenaga medis ini Positif Covid-19 tidak dalam menangani kasus positif Covid-19 melainkan karena berkontak langsung dengan pasien positif Covid-19 saat sebelum dirawat di RSUD Kota Dumai. "Dari hasil epidemiologi kami lakukan, diketahui ada pertemuan pemilihan tenaga medis teladan di kantor Dinas Kesehatan pada pekan kedua Maret 2020, dari sini, beberapa tenaga medis itu saling berkontak," tuturnya.

Untuk itu, saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan epidemiologi terkait siapa saja yang hadir pada pertemuan tersebut. "Kami sedang mendata ini," tuturnya. Oleh karena itu, ia mengatakan pihaknya belum bisa memberikan kesimpulan yang mendekati kepastian atas penyelidikan tersebut. "Untuk itu izinkan kami menyelesaikan penyelidikan ini secepatnya, sehingga rantai penularan dapat di atasi secepatnya," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan untuk orang dalam pemantauan (ODP) di Kota Dumai berjumlah 1.295 dengan rincian 545 masih dalam pemantauan dan 750 sudah selesai pemantauan. "Sedangkan total jumlah PDP sebanyak 41 orang dengan rincian 23 masih dalam perawatan, 15 dinyatakan negatif Covid-19 dan empat meninggal," tuturnya.

Dari 23 PDP yang masih di rawat tersebut sembilan orang positif Covid-19 berdasarkan hasil swab. “Sisanya 14 masih menunggu hasil swab, namun kemungkinan bertambah kasus positif Covid-19 masih terjadi karena dari 14 orang tersebut dari hasil rapid test ada 9 orang lagi yang diduga kuat terpapar virus dan hasil rapid test-nya positif,” terangnya. Sedangkan terkait dengan kondisi pasien mulai dari pertama hingga pasien ke sembilan kondisi secara klinis tidak menunjukkan gelaja. “Dua pasien yang masuk dengan gelaja juga sudah tidak ada gejala sakit, kondisi sudah membaik, dan tujuh lagi memang dinyatakan OTG,” tuturnya

Baca Juga:  ASN Wajib Swab Jika Pergi dan Pulang Dinas ke Luar Kota

Ia mengatakan untuk pasien pertama  yang merupakan warga Bogor sudah tiga kali keluar hasil swab-nya. "Dua hasil swab masih positif, sedangkan hasil swab terakhir sudah negatif. Namun kami masih menunggu hasil swab sekali lagi. Jika negatif lagi, maka dinyatakan sembuh," tuturnya.

Syaiful mengatakan untuk pasien yang lainnya pihaknya juga masih menunggu hasil swab yang dikirim ke Laboratorium RSUD Arifin Achmad. "Mudah-mudahan ada hasil yang baik, apalagi hasil swab saat tidak lama seperti saat kita mengirim ke Jakarta," terangnya.

Sedangkan untuk hasil pelacakan kontak pasien positif Covid-19 berinisial NU dan RR pihaknya sudah melakukan pelacakan kontak baik terhadap orang terdekat maupun di tempat kerjanya. "Hasil untuk pasien NU ada satu orang hasil rapid test positif, begitu juga RR ada satu orang," tuturnya.

Ia mengatakan terhadap tempat kerja kedua pasien tersebut NU yang bekerja di Puskesmas Sungai Sembilan dan RR di Puskesmas Jaya Mukti di berlakukan pembatasan pola kerja. "Puskesmas tetap beroperasional. Namun satu hari yang jaga cuma 12 sampai 15 orang petugas, yang lain di istirahatkan dulu sehingga benar-benar bersih," sebutnya.

Wali Kota Dumai Masih Kaji Terapkan PSBB
Pemerintah Kota Dumai  masih melakukan kajian mendalam terhadap rencana pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Meski demikian, sosialiasi dan tahapan ke arah PSBB terus dillakukan Pemko Dumai. Wali Kota Dumai Zulkifli As enggan gegabah menerapkan PSBB jika pendataan terhadap masyarakat terdampak Covid-19 belum tuntas

"Saya tidak mau penerapan PSBB menimbulkan gejolak lainnya. Jadi harus dipersiapkan dengan matang, termasuk terkait bantuan kepada yang terdampak," tuturnya.

Ia berkeinginan sebelum diterapkan PSBB, bantuan terhadap warga yang terdampak sudah bisa diberikan. "Jadi saya ingin, saat PSBB sedang diproses di Kementerian Kesehatan, bantuan sembako sudah bisa diberikan. Makanya kami saat ini sedang mendata secara pasti siapa saja yang terdampak," tuturnya.

Ia mengatakan Kota Dumai tidak memiliki alternatif lain selain melaksanakan PSBB. "Sampai hari ini (kemarin, red) kita belum punya alternatif lain. Ada aturan yang bisa dijadikan dasar atau tidak selain PSBB," ujar Zul As.

Salah satu alasan mendasar adalah keputusan Kementerian Kesehatan yang telah menetapkan 4 daerah di Riau menjadi daerah zona merah atau transmisi lokal, yaitu Pekanbaru, Kampar, Pelalawan dan Kota Dumai. Dengan ditetapkan Dumai sebagai salah satu daerah zona merah, harus segera dilakukan pembatasan aktivitas masyarakat. "Fakta lainnya, secara persentase kasus corona di Dumai lebih tinggi dari daerah linnya. Coba saja bandingkan antara jumlah kasus dengan jumlah penduduk," kata Zul As.

Tentang sejauh mana kajian pelaksanaan PSBB, Zul As menjelaskan bahwa saat ini sudah masuk pada tahap pendalaman masalah yang tengah dihadapi berikut rencana aksi yang akan dilaksanakan. "Pada intinya kita ingin mengatur masyarakat agar patuh terhadap imbauan pemerintah. Jika himbauan itu dipatuhi, bisa jadi PSBB tidak diperlukan,"  tuturnya.(das)

Laporan: HASANAL BULKIAH dan SOLEH SAPUTRA (Dumai dan Pekanbaru)

DURI dan DUMAI (RIAUPOS.CO) — Kasus pasien positif corona di Riau bertambah satu orang, Ahad (26/4). Uniknya, pasien tersebut sempat dinyatakan negatif dari hasil test swab dikeluarkan oleh BPTKL Kementerian Kesehatan RI, beberapa waktu lalu. Namun, hasil test swab  yang dikeluarkan laboratorium RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, pasien berinisial T asal Kota Dumai tersebut justru positif.

Pasien nomor 39 ini berprofesi sebagai seorang di Puskesmas Bukit Timah. Namun, T tidak terpapar karena menangani pasien positif Covid-19, melainkan terpapar akibat berkontak langsung dengan ayahnya yang terlebih dahulu dinyatakan positif Covid-19 berinisial S (54) yang merupakan pejabat Kantor Kesehatan Pelabuhan Kota Dumai. "Ini dari hasil swab yang di keluarkan laboratorium RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru," ujar Plt Kadis Kesehatan Kota Dumai Syahrinaldi didampingi Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai, dr Syaiful, Ahad (26/4). "Jadi T ini merupakan hasil pelacakan kontak dari pasien S yang di ketahui merupakan sang ayah," timpal dr Syaiful.

Syaiful mengatakan T sudah diisolasi di RSUD Kota Dumai sejak di rapid test positif pada 4 April 2020 . Setelah itu dilakukan swab pada 5 April 2020. "Pada 17 April hasil swab-nya keluar bersamaan dengan swab ayah, ibu dan anaknya yang sebelumnya dinyatakan positif. Saat itu, T negatif. Namun sebelum sempat keluar dari RSUD Kota Dumai, kami kembali melakukan swab terhadap yang bersangkutan dan dikirim ke laboratorium RSUD Arifin Achmad pada 20 April. Selanjutnyam pada 26 April 2020 hasilnya keluar dinyatakan positif," tuturnya.

Syaiful mengatakan ada beberapa kemungkinan hasil swab  pertama negatif. "Mungkin saja pengambilan yang kurang tepat, atau bisa jadi karena proses di Jakarta yang memang cukup lama sehingga mempengaruhi hasil sampal yang diambil," tuturnya.

Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan pelacakan kontak terhadap orang terdekat dan ditempatkan kerja T sejak awal T dideteksi positif melalui rapid test. "Hasilnya memang ada dua yang positif salah satunya termasuk anaknya yang berumur 2 tahun yang sudah terlebih dulu di nyatakan positif, sementara terhadap pelacakan kontak di tempat kerja T tidak ada yang terdeteksi positif Covid-19," tuturnya.

Demikian kasus konfirmasi positif di Kota Dumai menjadi sembilan kasus. Untuk itu, pria yang akrab disapa Ucok itu meminta masyarakat Kota Dumai tidak mengganggap sepele dengan kondisi yang terjadi. “Tentunya jumlah ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Dumai sebanyak 300 ribu jiwa. Kami tidak bosan-bosannya meminta masyarakat agar mengikuti semua anjuran pemerintah Kota Dumai terkait Covid-19,” terangnya.

Hal ini juga diungkapkan Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona di Riau, dr Indra Yopi. "Kami informasikan, bahwa per hari Ahad (26/4) di Provinsi Riau terdapat satu tambahan pasien positif corona. Sehingga total pasien positif corona di Riau saat ini menjadi 39 orang," katanya.

Ia menambahkan, T (28) saat ini sudah dirawat dan diisolasi di Dumai. Pasien T merupakan hasil tracing kontak erat dengan pasien positif sebelumnya yakni S (54). "Selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Kota Dumai akan melakukan tracing kontak dari pasien T tersebut," ujarnya.

Baca Juga:  ASN Wajib Swab Jika Pergi dan Pulang Dinas ke Luar Kota

Dari total 39 kasus positif corona tersebut, 22 pasien di antaranya masih dirawat, 13 pasien sudah dinyatakan sehat dan pulang. Sementara empat pasien positif meninggal dunia. "Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat sebanyak 244, yang sudah sehat 226 dan yang meninggal dunia 64 pasien," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, dr Yopi juga menyampaikan bahwa Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad hingga saat ini sudah menerima 521 sampel swab pasien suspect corona dan sudah memeriksa 255 sampel. "Dari sampel yang sudah diperiksa, 11 sampel di antaranya positif corona. Dari 11 yang positif tersebut, hanya empat yang merupakan sampel pasien baru sedangkan sisanya sampel swab pasien positif sebelumnya," jelasnya.

Menurut dr Yopi, sampel swab pasien positif sebelumnya perlu dicek secara berkala untuk mengetahui apakah pasien tersebut sudah sembuh atau negatif corona. Karena jika sudah dua kali berturut-turut hasil uji swab-nya negatif, maka pasien tersebut dinyatakan sembuh. "Pengujian sampel swab pasien yang positif juga untuk melakukan quality control, bahwa alat PCR kita juga sama kualitasnya dengan alat yang ada di Jakarta," sebutnya.

Sudah Empat Tenaga Medis Positif di Dumai
Bertambahnya dokter T sebagai pasien positif ini juga menambah tenaga medis yang positif Covid-19 di Kota Dumai menjadi empat orang. "Mereka terdiri dari tiga dokter masing-masing berinisial ME, NU dan T dan satu perawat berinisial RR," ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai, dr Syaiful.

Keempat tenaga medis ini Positif Covid-19 tidak dalam menangani kasus positif Covid-19 melainkan karena berkontak langsung dengan pasien positif Covid-19 saat sebelum dirawat di RSUD Kota Dumai. "Dari hasil epidemiologi kami lakukan, diketahui ada pertemuan pemilihan tenaga medis teladan di kantor Dinas Kesehatan pada pekan kedua Maret 2020, dari sini, beberapa tenaga medis itu saling berkontak," tuturnya.

Untuk itu, saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan epidemiologi terkait siapa saja yang hadir pada pertemuan tersebut. "Kami sedang mendata ini," tuturnya. Oleh karena itu, ia mengatakan pihaknya belum bisa memberikan kesimpulan yang mendekati kepastian atas penyelidikan tersebut. "Untuk itu izinkan kami menyelesaikan penyelidikan ini secepatnya, sehingga rantai penularan dapat di atasi secepatnya," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan untuk orang dalam pemantauan (ODP) di Kota Dumai berjumlah 1.295 dengan rincian 545 masih dalam pemantauan dan 750 sudah selesai pemantauan. "Sedangkan total jumlah PDP sebanyak 41 orang dengan rincian 23 masih dalam perawatan, 15 dinyatakan negatif Covid-19 dan empat meninggal," tuturnya.

Dari 23 PDP yang masih di rawat tersebut sembilan orang positif Covid-19 berdasarkan hasil swab. “Sisanya 14 masih menunggu hasil swab, namun kemungkinan bertambah kasus positif Covid-19 masih terjadi karena dari 14 orang tersebut dari hasil rapid test ada 9 orang lagi yang diduga kuat terpapar virus dan hasil rapid test-nya positif,” terangnya. Sedangkan terkait dengan kondisi pasien mulai dari pertama hingga pasien ke sembilan kondisi secara klinis tidak menunjukkan gelaja. “Dua pasien yang masuk dengan gelaja juga sudah tidak ada gejala sakit, kondisi sudah membaik, dan tujuh lagi memang dinyatakan OTG,” tuturnya

Baca Juga:  KNPI Ikut Padamkan Karhutla

Ia mengatakan untuk pasien pertama  yang merupakan warga Bogor sudah tiga kali keluar hasil swab-nya. "Dua hasil swab masih positif, sedangkan hasil swab terakhir sudah negatif. Namun kami masih menunggu hasil swab sekali lagi. Jika negatif lagi, maka dinyatakan sembuh," tuturnya.

Syaiful mengatakan untuk pasien yang lainnya pihaknya juga masih menunggu hasil swab yang dikirim ke Laboratorium RSUD Arifin Achmad. "Mudah-mudahan ada hasil yang baik, apalagi hasil swab saat tidak lama seperti saat kita mengirim ke Jakarta," terangnya.

Sedangkan untuk hasil pelacakan kontak pasien positif Covid-19 berinisial NU dan RR pihaknya sudah melakukan pelacakan kontak baik terhadap orang terdekat maupun di tempat kerjanya. "Hasil untuk pasien NU ada satu orang hasil rapid test positif, begitu juga RR ada satu orang," tuturnya.

Ia mengatakan terhadap tempat kerja kedua pasien tersebut NU yang bekerja di Puskesmas Sungai Sembilan dan RR di Puskesmas Jaya Mukti di berlakukan pembatasan pola kerja. "Puskesmas tetap beroperasional. Namun satu hari yang jaga cuma 12 sampai 15 orang petugas, yang lain di istirahatkan dulu sehingga benar-benar bersih," sebutnya.

Wali Kota Dumai Masih Kaji Terapkan PSBB
Pemerintah Kota Dumai  masih melakukan kajian mendalam terhadap rencana pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Meski demikian, sosialiasi dan tahapan ke arah PSBB terus dillakukan Pemko Dumai. Wali Kota Dumai Zulkifli As enggan gegabah menerapkan PSBB jika pendataan terhadap masyarakat terdampak Covid-19 belum tuntas

"Saya tidak mau penerapan PSBB menimbulkan gejolak lainnya. Jadi harus dipersiapkan dengan matang, termasuk terkait bantuan kepada yang terdampak," tuturnya.

Ia berkeinginan sebelum diterapkan PSBB, bantuan terhadap warga yang terdampak sudah bisa diberikan. "Jadi saya ingin, saat PSBB sedang diproses di Kementerian Kesehatan, bantuan sembako sudah bisa diberikan. Makanya kami saat ini sedang mendata secara pasti siapa saja yang terdampak," tuturnya.

Ia mengatakan Kota Dumai tidak memiliki alternatif lain selain melaksanakan PSBB. "Sampai hari ini (kemarin, red) kita belum punya alternatif lain. Ada aturan yang bisa dijadikan dasar atau tidak selain PSBB," ujar Zul As.

Salah satu alasan mendasar adalah keputusan Kementerian Kesehatan yang telah menetapkan 4 daerah di Riau menjadi daerah zona merah atau transmisi lokal, yaitu Pekanbaru, Kampar, Pelalawan dan Kota Dumai. Dengan ditetapkan Dumai sebagai salah satu daerah zona merah, harus segera dilakukan pembatasan aktivitas masyarakat. "Fakta lainnya, secara persentase kasus corona di Dumai lebih tinggi dari daerah linnya. Coba saja bandingkan antara jumlah kasus dengan jumlah penduduk," kata Zul As.

Tentang sejauh mana kajian pelaksanaan PSBB, Zul As menjelaskan bahwa saat ini sudah masuk pada tahap pendalaman masalah yang tengah dihadapi berikut rencana aksi yang akan dilaksanakan. "Pada intinya kita ingin mengatur masyarakat agar patuh terhadap imbauan pemerintah. Jika himbauan itu dipatuhi, bisa jadi PSBB tidak diperlukan,"  tuturnya.(das)

Laporan: HASANAL BULKIAH dan SOLEH SAPUTRA (Dumai dan Pekanbaru)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari