PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau merilis data update Covid-19 di Riau per hari Ahad (24/1). Dalam rilis tersebut, dilaporkan bahwa angka kesembuhan pasien positif Covid-19 kemarin menurun dibanding beberapa hari sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, per Ahad (24/1) angka kesembuhan pasien di Riau hanya 99 orang. Sedangkan sehari sebelumnya angka kesembuhan pasien sebanyak 140 orang.
"Angka kesembuhan pasien bertambah 99 orang. Untuk total pasien positif Covid-19 yang sudah sembuh sebanyak 26.122 orang," katanya.
Sementara itu, untuk pasien positif bertambah 153 orang sehingga total pasien positif di Riau sebanyak 28.238 orang. Untuk kabar dukanya, pasien positif yang meninggal dunia juga terus mengalami penambahan. Kemarin, terdapat lima pasien yang meninggal dunia. "Total pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia di Riau saat ini sebanyak 669 orang. Penambahan lima orang yang meninggal tersebut yakni H (47) warga Indragiri Hilir, NS (48) dan H (40) warga Pekanbaru, K (60) warga Rokan Hulu, dan RB (44) warga Siak," paparnya.
Dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia tersebut, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Meskipun beberapa orang sudah dilakukan vaksinasi, namun protokol kesehatan harus tetap dijalankan.
"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.
Untuk informasi lainnya, sampai hari ini laboratorium biomolekuker RSUD Arifin Achmad sudah memeriksa sebanyak 212.948 sampel swab pasien. Sementara itu untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 3.259 orang.
"Isolasi di rumah sakit sebanyak 49 orang, selesai isolasi 64.665 orang. Sedangkan yang meninggal dunia 185 orang. Total suspect di Riau sebanyak 66.158 orang," paparnya.
Santri Terkonfirmasi Positif Covid-19 Bertambah
Kasus positif Covid 19 klaster santri pondok pesantren modern Nurul Hidayah Bengkalis terus bertambah. Penambahan terjadi sejak Jumat dan Sabtu kemarin. Dari data Satgas Covid 19 Bengkalis untuk penambahan kasus positif baru di pesantren sebanyak 17 kasus. Jumlah ini terdiri dari penambahan kasus hari jumat klaster pesantren sebanyak 16 kasus kemudian hari Sabtu sebanyak 1 kasus postif.
Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hidayah Ahmad Pamuji membenarkan adanya penambahan kasus baru tersebut. Menurut dia tambahan tersebut masih dari kalangan santri. "Benar ada penambahan kemarin, saat ini mereka sudah menjalani karantina terpadu di Balai Diklat BKPP Bengkalis," ungkap Pamuji.
Menurut dia, santri yang terpapar Covid 19 ini tanpa gejala, makanya pihak pesantren menitipkan mereka ke karantina terpadu. Mereka dalam keadaan baik-baik saja dalam menjalani karantina. "Kalau tidak ada halangan, untuk yang dinyatakan positif kemungkinan bisa kembali ke pesantren pada Selasa depan," terangnya.
Sementara itu, menyusul adanya kasus positif pada santri ini, pihak pesantren mengurangi aktivitas belajar dan kegiatan di pondok pesantren. Untuk proses belajar mengajar hanya diberlakukan selama empat jam saja setiap harinya.
"Jam belajar kita kurangi begitu juga aktivitas kegiatan lainnya yang bersifat kerumunan sementara tidak dilaksanakan," tambahnya.
Tambahan 17 santri yang dinyatakan postif ini merupakan hasil tracing kasus positif sebelumnya. Saat ini tidak ada lagi tambahan tracing dilakukan tim Satgas Bengkalis.
"Untuk tracing sudah selesai kemarin jadi tidak ada lagi proses tracing dilakukan," tambahnya.
Terkait santri yang dinyatakan positif ini juga sudah disampaikan kepada wali murid masing-masing. Pihak pesantren menyampaikan kondisi santri ini kepada seluruh orangtua masing-masing.
"Kondisi mereka dalam keadaan baik-baik saja, in sya Allah hari Selasa besok mereka sudah bisa kembali beraktivitas di pesantren lagi," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya sembilan santri di Pondok Pesantren Modern Nurul Hidayah yang berada di Kecamatan Bantan, Bengkalis terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka dinyatakan positif setelah Satgas Covid 19 Bengkalis melakukan uji swab terhadap santri di sana karena beberapa santri sempat merasa kehilangan penciuman gejala terpapar Covid.
Hal ini diungkap Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis Ersan Saputra TH, Senin (18/1) lalu. Menurut dia, dari hasil swab yang dilakukan sebanyak sembilan orang dinyatakan positif.
"Kemudian sesuai SOP kita mereka langsung di karantina di sana. Serta diberikan treatmen penyembuhan," ungkap Ersan.
Sementara itu, santri lainnya yang berada di pondok memiliki kontak erat dengan sembilan orang ini dilakukan tracing dan swab tes. Karena adanya kasus positif ini, pondok pesantren tersebut saat ini dalam status lockdown.
Para santri di Pesantren Nurul Hidayah tidak dibenarkan untuk di pulang ke rumah guna mengantisipasi agar tidak menyebar sampai keluar pesantren. "Kami tidak mau terjadi seperti kasus Pesantren Magetan lalu, di mana santri dipulangkan saat ditemukan kasus Covid 19, menjadi menyebar ke seluruh Indonesia," tambahnya.
Menuju 1 Juta Kasus Positif
Indonesia diperkirakan bakal mencapai angka 1 juta kasus positif Covid-19 pada 25 Januari 2021 (hari ini). Dengan 989.262 kasus tercatat pada 24 Januari 2021 kemarin. Tren perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang kurang menggembirakan. Tingkat kesembuhan pernah mencapai 84 persen pada akhir November 2020 lalu. Kemudian berangsur-angsur turun hingga drop ke angka 80,7 persen kemarin. Sementara angka kasus aktif terus menanjak hingga mencapai 16,4 persen kemarin.
Angka kasus aktif ini semakin mendesak tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR). Data Satgas Penanganan Covid-19 pada 19 Januari 2021 menunjukkan 9 provinsi, 6 di antaranya di Pulau Jawa mencatatkan BOR kritis yakni di atas 70 persen.
Kecepatan peningkatan kasus aktif dan positif ini terjadi pada transisi tahun 2020 ke tahun 2021. Dalam penjelasannya pada tanggal 24 Desember 2020 lalu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisamito memaparkan bahwa kecepatan penambahan kasus aktif terus meningkat. Wiku membaginya dalam 3 tahap.
Pada tahap pertama, kasus aktif perlu waktu 5 bulan untuk meningkat dari seribuan kasus ke 37 ribuan kasus yakni terbentang antara Maret hingga Juli 2020. Kemudian pada periode kedua, kasus aktif menanjak dari angka 39 ribuan ke 66 ribuan hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 bulan yakni mulai Agustus hingga Oktober 2020.
Yang paling parah, pada tahap ketiga kasus aktif menanjak dari angka 54 ribuan ke angka 100 ribuan atau mengalami peningkatan lebih dari 100 persen pada akhir tahun 2020 dengan hanya membutuhkan waktu 2 bulan yakni November dan Desember 2020. Dalam kesempatan ini, Wiku menyebut bahwa masyarakat tengah "menggali kuburnya sendiri,"
Dalam data terbaru, Wiku mengatakan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan terus menurun menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pemerintah pun melakukan tindakan pengetatan dengan istilah baru dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang mulai berlaku pada tanggal 11 Januari lalu.
PPKM ini diklaim berhasil mulai meningkatkan tingkat kepatuhan masyarakat. Dalam pernyataannya tanggal 21 Januari lalu, Wiku mengatakan tren rata-rata kepatuhan protokol pada minggu ketiga Januari ini cenderung meningkat dibanding 2 minggu sebelumnya. Dalam hal memakai masker, tren kepatuhan meningkat 12,19 persen dair 50,27 persen menjadi 62,46 persen. Sementara dalam menjaga jarak, kepatuhan naik dari 35,98 persen menjadi 53,09 persen atau naik 17,11 persen.