Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Ginjal Bocor, Maidenia Rasmi Perlu Bantuan

TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) — Maidenia Rasmi yang akrab di panggil Rasmi (11), anak pasangan dari Mohadi Sopian dan Delpianis (Alm) asal Pulau Baru Kopah, Kecamatan Kuantan Tengah, membutuhkan bantuan pengobatan dari para dermawan.

Rasmi di diagnosa oleh dokter mengidap penyakit Sindrom Nefrotik atau yang sering dikenal dengan ginjal bocor. Saat ini Rasmi harus diasuh neneknya. Karena ditinggal orang tuanya sejak umur 7 tahun.

Dikatakan neneknya Misrawati, menurut dokter Salha di rumah sakit swasta di Pekanbaru, Rasmi mengalami sakit komplikasi rematik dan jantung. Karena tidak mendapatkan perawatan di sana, akhirnya dibawa ke RSUD Arifin Achmad. Penyakit rematik dan jantung sudah mulai membaik.

Rasmi kembali didiagnosa oleh dokter. Hasil dianogsa Rasmi mengidap penyakit ginjal bocor yang sudah berlangsung semenjak umur 10 tahun, hingga saat ini kondisinya belum stabil.

Baca Juga:  PHR-RSF Bantu BBKSDA Cegah Potensi Interaksi Negatif Gajah-Manusia

"Awalnya semenjak umur 10 tahun Rasmi di diagnosa penyakit jantung. Apabila penyakitnya kambuh, tubuhnya terasa lemas dan tidak bisa berdiri serta badan membengkak. Kondisi parahnya ini semenjak satu tahun terakhir," ujar Misrawat, Kamis (24/9/2020).

Beberapa hari lalu, Rasmi sempat dibawa ke RSUD Teluk Kuantan, namun keluarga memutuskan agar korban dibawa pulang karena tidak ada biaya untuk berobat.

Sementara ayah Rasmi Mohadi Sopian, mengaku hanya bekerja buruh harian. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka hanya mengandalkan dari hasil memotong karet.

"Saya ini hanya bekerja serabutan, tidak ada pekerjaan yang lain. Palingan motong karet untuk biaya kebutuhan keluarga sehari-hari. Untuk biaya pengobatan kami tidak punya dana," kata Muhadi sedikit terbata-bata.

Baca Juga:  LAMR Dampingi UAS

Untuk beberapa hari terakhir ini, mereka mendapatkan bantuan pemerintah berupa BPJS Kesehatan. Sementara obat yang harus ditebus untuk Rasmi perpekan Rp700.000. Selama ini uang itu didapat menunggu BLT dan bantuan keluarga. Sementara kedepan dirinya belum tahu dari mana dapat uang untuk perawatan.

Mohadi Sopian bingung harus berbuat apa lagi. Di tengah kegelisahannya, ia berhadapan dengan masalah kesulitan biaya ekonomi keluarga yang pas-pasan ditambah dengan beban pengobatan Rasmi membuatnya tak berdaya.

Kini dirinya berharap ada perhatian dari pemerintah Kuansing dan pihak dermawan mengulurkan tangan memberikan bantuan berobat buat anaknya agar dapat dirawat sesuai penyakit yang diderita.

Laporan: Desriandi Candra (Telukkuantan)
Editor: Rinaldi

 

TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) — Maidenia Rasmi yang akrab di panggil Rasmi (11), anak pasangan dari Mohadi Sopian dan Delpianis (Alm) asal Pulau Baru Kopah, Kecamatan Kuantan Tengah, membutuhkan bantuan pengobatan dari para dermawan.

Rasmi di diagnosa oleh dokter mengidap penyakit Sindrom Nefrotik atau yang sering dikenal dengan ginjal bocor. Saat ini Rasmi harus diasuh neneknya. Karena ditinggal orang tuanya sejak umur 7 tahun.

- Advertisement -

Dikatakan neneknya Misrawati, menurut dokter Salha di rumah sakit swasta di Pekanbaru, Rasmi mengalami sakit komplikasi rematik dan jantung. Karena tidak mendapatkan perawatan di sana, akhirnya dibawa ke RSUD Arifin Achmad. Penyakit rematik dan jantung sudah mulai membaik.

Rasmi kembali didiagnosa oleh dokter. Hasil dianogsa Rasmi mengidap penyakit ginjal bocor yang sudah berlangsung semenjak umur 10 tahun, hingga saat ini kondisinya belum stabil.

- Advertisement -
Baca Juga:  18.480 Anak di Riau Terkonfirmasi Covid-19

"Awalnya semenjak umur 10 tahun Rasmi di diagnosa penyakit jantung. Apabila penyakitnya kambuh, tubuhnya terasa lemas dan tidak bisa berdiri serta badan membengkak. Kondisi parahnya ini semenjak satu tahun terakhir," ujar Misrawat, Kamis (24/9/2020).

Beberapa hari lalu, Rasmi sempat dibawa ke RSUD Teluk Kuantan, namun keluarga memutuskan agar korban dibawa pulang karena tidak ada biaya untuk berobat.

Sementara ayah Rasmi Mohadi Sopian, mengaku hanya bekerja buruh harian. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka hanya mengandalkan dari hasil memotong karet.

"Saya ini hanya bekerja serabutan, tidak ada pekerjaan yang lain. Palingan motong karet untuk biaya kebutuhan keluarga sehari-hari. Untuk biaya pengobatan kami tidak punya dana," kata Muhadi sedikit terbata-bata.

Baca Juga:  Pimpin Apel Perdana, Wagubri Minta ASN Tingkatkan Kedisiplinan

Untuk beberapa hari terakhir ini, mereka mendapatkan bantuan pemerintah berupa BPJS Kesehatan. Sementara obat yang harus ditebus untuk Rasmi perpekan Rp700.000. Selama ini uang itu didapat menunggu BLT dan bantuan keluarga. Sementara kedepan dirinya belum tahu dari mana dapat uang untuk perawatan.

Mohadi Sopian bingung harus berbuat apa lagi. Di tengah kegelisahannya, ia berhadapan dengan masalah kesulitan biaya ekonomi keluarga yang pas-pasan ditambah dengan beban pengobatan Rasmi membuatnya tak berdaya.

Kini dirinya berharap ada perhatian dari pemerintah Kuansing dan pihak dermawan mengulurkan tangan memberikan bantuan berobat buat anaknya agar dapat dirawat sesuai penyakit yang diderita.

Laporan: Desriandi Candra (Telukkuantan)
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari